Chapter 6

11 4 0
                                    

"Hyu Na-ya, apa menurutmu semua akan baik-baik saja?"

Tanya Han pada gadis yang menyandarkan diri pada punggung lelaki itu. Saat ini Han, Hyu Na beserta Felix sedang berada di lapangan basket kampus.

"Apanya? Kenapa memangnya"

"Tentang kau dan Sung Chan. Apa kau tidak memikirkan resiko yang kemungkinan terjadi kelak?"

Kini rasa khawatir juga menghampiri perasaan Felix. Masalahnya tidak hanya terletak pada Ye Mi saja, namun reaksi para penggemar Sung Chan yang pastinya perlu diwaspadai.

Sebenarnya tidak masalah jika Sung Chan dekat dengan seseorang, itu hak Sung Chan sendiri. Makanya, beberapa gadis kampus yang menyukainya tak pernah ambil pusing. Pacaran adalah hubungan yang sewaktu-waktu dapat hancur. Tidak seperti pernikahan yang notabenenya berlaku seumur hidup.

Sedangkan pengakuan Hyu Na yang mendadak seolah-olah membuat penggemar Sung Chan merasa dibohongi, dicurangi. Dan bukan tidak mungkin mereka akan mengamuk pada Hyu Na, padahal jika dipikir, pernikahan itu mengikat dua orang.

"Ya. Kalau dosen sampai menganggap aku dan Sungchan sudah menikah itu berarti mereka yang tidak teliti. Kenapa mereka tidak mengecek data mahasiswa dengan akurat."

Ungkap Hyu Na enteng. Felix berdecak.

"Kalau dosen, aku tidak begitu cemas tapi-"

Kalimat Felix terpangkas oleh kehadiran lima gadis yang mendekati Hyu Na dengan tatapan tak biasa. Seperti segerombol singa yang tengah berburu mangsa.

"Kau Jung Hyu Na?"

Dari cara bicara saja sudah dapat diprediksi kira-kira apa perbuatan yang akan mereka lakukan.

"Iya. Ada masalah?"

Dengan berani Hyu Na berdiri, menantang tampang-tampang sok berkuasa itu. Dia penasaran jika gadis-gadis itu mengetahui kenyataannya, akan bereaksi bagaimana.

Felix dan Han langsung berdiri mengawasi mereka. Tanpa aba-aba salah satu menyerang Hyu Na dan dengan refleks yang bagus, Hyu Na melawannya. Sehingga perkelahian tak dapat dihindari lagi.

"Dasar perempuan tidak tahu diri!! Berani-beraninya kau merebut Sung Chan dari kami."

Di tengah keributan itu, Hyu Na masih sempat tertawa. Mengingat bagaimana tuduhan itu diarahkan kepadanya. Sementara, justru merekalah yang tidak tahu apa-apa. Jika mereka tahu yang sesungguhnya mungkin mereka akan bersujud di depan Hyu Na nantinya.

Serunya.

Sepanjang perkelahian, Hyu Na mampu menangkis setiap serangan. Tapi di satu gerakan yang dilakukan secara mendadak dari belakang tubuhnya telah berhasil meruntuhkan pertahanan Hyu Na.

Han dan Felix yang sedari tadi hanya berperan sebagai penonton, langsung terkejut dan berlari menolong Hyu Na walau terlambat. Kelima gadis tadi pun pergi tanpa berkata apa-apa lagi.

.

"Ada apa ini? "

Lee Tae Yong sebagai mahasiswa senior di bidang kedokteran langsung panik ketika Han dan Felix menggendong Hyu Na menuju unit kesehatan.

"Tangan kiri patah dan kaki kanan terkilir akibat didorong dari bangku penonton."

Han berbicara sambil meredam emosi. Dia memang berada di jurusan kedokteran, tapi untuk urusan yang lebih rumit seperti ini, tetap Tae Yong yang harus turun tangan.

"Bagaimana bisa itu terjadi?!"

Ditengah-tengah pemeriksaan yang dia lakukan, Tae Yong tak mampu mengendalikan dirinya. Lelaki itu bingung dan panik.

"Ceritanya panjang, Hyung. Nanti kami akan jelaskan. Sekarang tolong bantu sahabat kami."

Hyun Na masih terbaring setelah mendapat suntikan anastesi penghilang rasa sakit.

"Han Ji Sung! Lee Felix! Sakit!"

Rasa ngilu yang dirasakan, membuat Hyu Na mengaduh pada kedua sahabatnya yang hanya bisa menenangkan sekenanya. Walau pandai berkelahi, Hyu Na tetaplah perempuan.

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka, menampilkan Sung Chan dengan wajah memerah mendekati Hyu Na. Para saksi yang memberitahunya.

"Sung Chan-ah!"

Hyu Na menangis setelah melihat saudara kembarnya itu. Dengan prihatin Sung Chan menghampiri Hyu Na lantas memeluknya perlahan.

"Han. Kau jaga Hyu Na dulu."

Perintah Felix.

"Mau kemana?"

"Menghubungi orang-orangku untuk mencari gadis-gadis yang mencelakai Hyu Na tadi."

Han mengangguk dan mengambil ponselnya juga untuk menghubungi seseorang lagi agar dapat menyelesaikan kekerasan yang terjadi ini.

.

Jung Jae Hyun sampai di rumah sakit dengan wajah merah akibat panik serta menahan amarah, sebab setelah rapat, dia mendapat kabar dari sekretarisnya bahwa adik tersayangnya tiba-tiba dibawa ke rumah sakit.

Tanpa pikir panjang, Jae Hyun menemui Tae Yong sebagai dokter yang menangani adiknya.

"Bagaimana keadaannya? Tolong lakukan yang terbaik apapun itu. Saya akan membayar berapapun."

Sung Chan dan Han yang berjaga di bilik Hyu Na langsung keluar begitu mendengar suara putra sulung keluarga Jung.

"Hyung, tenanglah."

Jae Hyun ingin memarahi adiknya yang satu ini. Mengapa Sung Chan tidak dapat menjaga saudara kembarnya dengan baik. Namun keinginan itu didahului oleh Tae Yong yang dengan sabar menjelaskan prosedur untuk operasi Hyu Na.

"Operasi baru dilaksanakan besok pagi karena kondisi pasien yang sempat shock."

Jae Hyun menghela napasnya kasar. Dia memberi isyarat pada Sung Chan dan Han untuk berbicara di luar.

"Jelaskan padaku, mengapa ini bisa terjadi, secara detail dan mengapa kalian tidak berbuat sesuatu untuk membantu Hyu Na?! Kalian kan laki-laki!"

Sebisa mungkin Jae Hyun tak terpancing untuk berbuat kasar, mengingat siapa dirinya dan dimana dirinya sekarang. Walau sebenarnya cukup sulit.

Han akhirnya angkat bicara menjelaskan semuanya dari awal sampai kejadian Hyu Na didorong dari bangku penonton.

"Kalian semua ceroboh tidak memikirkan konsekuensi perbuatan kalian! Bagaimana bisa kalian diam saja melihat satu perempuan melawan lima perempuan sendirian?! Jika tidak mau berbuat kasar pada perempuan, setidaknya dipisah!"

Kemarahan Jae Hyun berada dalam puncaknya. Ketika dikuasai amarah, sisi lembut Jae Hyun menghilang seketika.

"Maafkan kami, Hyung."

Ucap keduanya sembari menunduk. Sung Chan-lah pihak yang merasa paling bersalah. Jae Hyun menarik napasnya yang sesak oleh amarah. Jika saja Ha Na berada disampingnya, wanita itu akan memeluknya untuk memberikan ketenangan.

"Sudahlah. Lagipula ini semua sudah terjadi. Kalian berdua pulang saja. Aku yang akan menjaga Hyu Na."

Nada bicara Jae Hyun menurun.
Tapi keduanya menolak untuk pulang karena merasa bertanggung jawab atas Hyu Na.

"Tidak, Hyung. Kami masih mau disini menjaga Hyu Na."

Felix yang baru datang tiba-tiba menyela. Padahal Felix juga ahli dalam bela diri, tapi entah mengapa seakan mereka tersihir sehingga saat Hyu Na kewalahan, mereka tak berbuat apa-apa.

"Baiklah, sekarang kalian ke ruang administrasi. Minta pada perawat untuk memindahkan Hyu Na ke ruang VVIP. Aku akan menelepon orang-orangku untuk mencari pelaku penganiyayaan pada Hyu Na."

"Aku sudah menghubungi orang-orang Appaku untuk mencari mereka, Hyung.
Dan mereka saat ini sudah di kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka."

Sambung Felix. Jae Hyun menganggukkan kepala begitu mendengar ulasan Felix.

TBC










Siapa yang jago taekwondo di sini? Ada kah? Kalian keren sih👍🏻👍🏻. See you next chapter ya😉.

Annyeong Sunbae (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang