Chapter 2

15 5 0
                                    

Hari ini masih terlalu pagi untuk menghadapi suatu kekacauan, membuat sang penghuni sebuah rumah merasa pusing.

"Astaga, Jae Hyuk! Jae Han!"

Teriakan itu berasal dari seorang gadis yang melihat ruang tengah apartemennya sudah berantakan bak kapal pecah karena kelakuan keponakan kembarnya selagi dirinya menuruni tangga.

"Kalian berdua ini sebenarnya bermain macam apa? Mengapa semua mainan berserakan begini?"

Park Hyu Na, gadis itu memijat pelipisnya frustasi menyaksikan tingkah keponakan-keponakannya yang membuatnya mengelus dada.

"Aunty, gendong-gendong."

Rengek Jae Han, si bocah berpipi gembul itu sudah seminggu dititpkan pada Hyu Na bersama Jae Hyuk. Mereka berjalan menuju kamar mandi.

"Ayo kalian mandi dulu. Setelah ini Aunty akan menyuapi kalian agar kalian segera tidur siang."

Dengan telaten gadis itu memandikan dan mendandani keponakan kembarnya. Setelahnya membawa mereka berdua ke ruang makan.

"Aish! Daddy dan Mommy kalian memang keterlaluan. Meninggalkan kedua bocah kembarnya untuk berbulan madu."

Gumam Hyu Na sambil menyuapi Jae Han dan Jae Hyuk secara bergantian. Sedangkan anak-anak itu tertawa seolah memahami keresahan bibinya.

Flashback on

"Hyu Na, kami titip si kembar selama dua minggu saja, ya. Aku punya jadwal kunjungan bisnis di Paris."

Jae Hyun sungguh-sungguh merealisasikan rencananya dengan memberitahu adiknya secara mendadak.

"Kami? Sebentar-sebentar, maksudnya kalian berdua akan pergi ke sana? Selama dua minggu? Harus berdua?"

Tidak tahu, tapi lucu saja melihat bagaimana wajah Hyu Na yang melongo sambil mengucapkan deretan pertanyaan mengintimidasinya.

Jae Hyun tertawa kencang sambil menyenggol istrinya yang tersenyum canggung pada adik iparnya. Dugaan mereka tak pernah salah.

"Sebenarnya, kami juga sambil pergi bulan madu Hyu Na. Atas permintaan Abeonim."

Fakta itu semakin membuat Hyu Na merasa tercengang. Tetapi jika membawa nama ayahnya jelas berbeda lagi masalahnya.

"Ya! Oppa dan Eonni keterlaluan! Kenapa kalian baru bicara sekarang? Harusnya seminggu yang lalu kalian mengatakannya."

Hyu Na memprotes. Tidak terima dengan pemberitahuan mendadak. Pasti kakaknya sengaja walaupun kenyataannya dia mengelak.

"Aku lupa mengatakannya padamu."

Dengar, itulah jawaban menyebalkan dari seseorang bernama Jung Jae Hyun. Padahal mereka berdua memang jahil.

"Aku mohon Hyu Na, titip mereka sebentar saja. Lagipula mereka berdua tidak mau disentuh orang lain kecuali dirimu. Bukankah kuliahmu juga sedang libur?"

Tepat. Itulah alasan yang menurut Hyu Na cukup cerdik bukan, licik sehingga mampu menjebaknya dalam situasi tak menyenangkan. Liburan yang ia bayangkan akan bersantai-santai kini pupus sudah.

"Aku akan membayarmu per hari lima puluh ribu won. Bagaimana?"

Jae Hyun malah memberikan penawaran, seperti akan menggaji baby sitter saja. Oh, ya ampun.

"Ya! Kau seorang CEO perusahaan besar, Tuan Jung Jae Hyun yang terhormat. Tapi kau hanya membayar lima puluh ribu won satu harinya untuk menjaga dua anak kembarmu yang nakal itu? Betapa pelitnya."

Hyu Na menatap sinis saudara laki-lakinya itu. Sementara Ha Na memilih diam, enggan terlibat dengan perseturuan suami dan adik iparnya.

"Lalu kau mau berapa Nona Jung Hyu Na?"

Annyeong Sunbae (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang