Sekitar lima belas menit kemudian, Seol Hee telah kembali dengan beberapa kantong makanan. Gadis itu menaruh semua bawaannya ke atas meja tamu di ruang kerja Ha Na.
"Teman Eonni sudah pulang?"
Ha Na mengangguk seraya bangkit dari duduknya untuk berpindah ke sofa tamu.
"Banyaknya. Makan denganku, ya?"
"Aku sudah makan dulu tadi. Eonni makan sendiri saja, ya."
Curang. Padahal Ha Na tidak mungkin menghabiskan semuanya. Wanita itu berdecak sebal tapi mulai melahap makanan tersebut.
"Eonni, aku boleh bertanya?"
Tanya Seol Hee waspada.
"Hm."
"Aku tadi lihat adik iparmu, Sung Chan keluar dari kafe dengan seorang gadis. Apa mereka berkencan, ya?"
Ha Na menjeda kegiatannya. Kedua adik iparnya termasuk tertutup soal kehidupan pribadi mereka.
"Benarkah?"
"Sungguh. Tapi aku tidak berani bertanya. Tidak enak."
Perbincangan mereka berhenti karena kedatangan pelanggan. Sementara Ha Na makan seorang diri.
Beberapa saat kemudian, ponsel Ha Na berbunyi. Panggilan dari Jae Hyun.
"Halo?"
"Begitu ya, sekarang. Kesenangan di butik terus tidak pulang-pulang."
Ha Na mengecek arlojinya, baru pukul sepuluh.
"Baru juga dua jam, Jae Hyun. Kau sudah selesai bertemu kliennya?"
Ha Na memang berangkat ke butik bersama Jae Hyun. Selama hamil, Jae Hyun benar-benar mengawasi setiap pergerakan Ha Na, seperti janjinya dulu. Tapi ngomong-ngomong, bagaimana Jae Hyun tahu kalau Ha Na masih di butik? Bukankah laki-laki itu sedang berada di kantor?
Ha Na baru akan bertanya saat seseorang memasuki ruangan kerjanya. Laki-laki dengan setelan kantor tersebut langsung mengambil tempat di samping Ha Na. Wanita itu turut menaruh ponselnya.
"Cantiknya istriku."
Jae Hyun mematikan teleponnya lalu menyimpan ponsel miliknya dalam saku jasnya. Dia merebut sendok yang dipegang Ha Na lalu menyuapi sang istri.
"Aku tidak merasa hamil, Jae Hyun. Aku merasa seperti orang sakit kalau kau terus begini."
Jae Hyun terkekeh. Apapun akan dia lakukan untuk Ha Na.
"Kenapa kau ke sini? Aku sudah bilang akan naik taksi kalau pulang."
Protes Ha Na, masih disuapi oleh Jae Hyun.
"Aku tidak bisa fokus bekerja kalau kau bepergian. Kita pulang setelah ini.
Aish, besok-besok jangan beli lagi. Aku tidak yakin dengan kualitas makanan ini, rasanya agak beda."
Jae Hyun ikut mencicipi salah satu menu yang ada. Makan sedikit, telat makan, tidak makan, adalah hal-hal yang menjadi bahan omelan Jae Hyun. Bahkan rasa makanan pun masih dikomentari seperti ini.
"Aku merepotkan ya, Jae Hyun?"
Tiba-tiba Ha Na menjadi emosional setelah menyimak rentetan omongan sang suami.
"Bicara apa, sih?"
"Aku selalu menyusahkanmu. Aku tidak semandiri wanita lain, kau kenapa sabar menghadapiku, Jae Hyun?"
Ha Na mulai berkaca-kaca. Mulai kan.
"Dengar sayang. Setiap wanita itu punya warnanya sendiri-sendiri. Termasuk kau juga. Bagimu mungkin warnamu tidak menarik tapi coba lihat, aku di sini, satu-satunya yang selalu memuja warna yang kau miliki. Dari dulu sampai sekarang bahkan mungkin nanti. Kau tetap warna favoritku, Ha Na.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annyeong Sunbae (Completed)
FanficSemua tipe ideal akan melebur ketika kau merasa nyaman dengan seseorang. Lee Min Ho pikir, dia hanya akan tertarik kepada gadis yang lemah lembut dan berpenampilan anggun. Namun pikiran itu pecah tatkala lelaki itu mulai memperhatikan Jung Hyu Na. ...