Di pagi buta, Jaemin tersentak kaget ketika tak sengaja menyentuh tubuh Renjun yang dingin seperti es. Badan pemuda itu menggigil, dengan kaki yang terlipat di dada serta bibir yang bergelatukan.
Jaemin kebingungan, padahal dia merasa biasa saja. Kenapa omega di sebelahnya begitu kedinginan?
Mata mengantuknya dipaksa terbuka lebih lebar, membawa kakinya sendiri untuk mengambil selimut lain. Setelah dapat apa yang dia cari, Jaemin kembali menghampiri Renjun, meluruskan kaki Renjun seperti semula lalu menutupinya dengan selimut hingga sebatas dagu.
Ketika badan Renjun kembali rileks, barulah Jaemin bisa menghembus lega.
Dia ingin kembali melanjutkan tidurnya, rasanya masih sangat lelah sehabis kegiatas pernikahan dan kepindahan mereka kemarin.
Tapi keinginannya terenggut, ketika mendengar dengkuran yang lagi-lagi berasal dari omega disebelahnya.
Jaemin ingin menangis saja rasanya.
Dia menatap jengkel pada Renjun yang tengah terlelap pulas dengan dengkuran kecilnya. Sayangnya, Jaemin tidak bisa tidur dengan suara sekecil apapun.
Rasanya Jaemin ingin sekali menutup bibir menganga itu sekarang, agar tidak lagi mengeluarkan bunyi yang mengganggu tidurnya.
Mau tidak mau, Jaemin bangun walau dengan berat hati. Kakinya melangkah ke kamar mandi, mungkin berendam dengan air hangat bisa membuat tubuhnya lebih rileks.
Setelah membersihkan diri Jaemin bergerak ke dapur, ingin menikmati sarapan. Tapi dirinya malah dikejutkan dengan Renjun yang sudah sibuk menyantap nasi dan hidangan berat di meja makan.
Matanya memejam tak percaya. Bagaimana bisa, Renjun, yang badannya mungil begitu, makannya seperti budak kelaparan?
"Hoy!" panggil Jaemin.
Renjun hanya melirik singkat, namun terus melanjutkan suapannya, tanpa berniat menjawab Jaemin sekali pun.
Jaemin bergerak mendekati Renjun, lalu tangannya mengambil lengan kurus Renjun, untuk diukur dengan jempol dan jari telunjuknya.
"Lengan kurus begini bisa-bisanya makan seperti kuli," keluhnya pura-pura, lalu duduk disebelah Renjun.
"Apa ayahmu tidak pernah mengeluh tentang makan mu yang seperti ini? kau menghabiskan separuh hartanya, kau tau?" ucapnya lagi.
Memang berniat memancing kekesalan omega yang mengacaukan tidur nyenyaknya pagi tadi.
Renjun berdecak, matanya menjereng Jaemin sinis, "Ayahku tidak miskin seperti mu!"
"Eey biarpun aku bukan putra mahkota, harta ku tetap bisa menghidupimu hingga seribu tahun nanti!!"
"Dan aku harus menahan rasa laparku, karena kau hanya mampu membeli segenggam gandum setiap harinya, demi menghidupi ku hingga seribu tahun," Renjun menikmati mengolok-olok Jaemin, seperti saat ini.
Melihat beta itu mendengus kesal adalah kebahagiaan baru, bagi Renjun.
Jaemin hanya diam, dia harus mendinginkan kembali kepalanya.
"Kau tak makan?"
"Hm, aku ingin sarapan buah dan susu," saut Jaemin.
Renjun menggeleng-geleng, lalu mendorong piringnya sendiri pada Jaemin.
"Hidupmu sangat menyebalkan, kau perlu kalori biar kuat. Setidaknya, saat kau berhadapan dengan Alpha, kau tidak langsung terbunuh."
Jaemin mendorong piringnya kembali, merasa tersinggung dengan celetukan asal Renjun.
"Aku tidak perlu kalori, untuk menjatuhkan Alpha mana pun." ucapnya berapi-api, terlihat sekali tengah mempertahankan harga diri dihadapan omeganya.
Piring itu kembali didorong ke arah Jaemin, kali ini diikuti delikan tajam Renjun, "Jangan sombong, makan!" serunya.
"Tidak, aku tidak menyukai nasi." piring itu didorong kembali ke tempatnya.
Renjun semakin geram, tangan kurusnya meraih tengkuk Jaemin dengan tiba tiba, di arahkan menghadap wajahnya. Lalu tangannya yang lain mengambil sesendok nasi.
"Ma. Kan." katanya dengan tekanan yang jelas. Sedangkan Jaemin menatapnya jengkel, dengan berat hati membuka mulutnya demi menerima suapan paksa dari Renjun.
"Nah, begitu. Habiskan!" kata Renjun setelah mendorong piring dan sendoknya pada Jaemin.
Matanya masih menatap tajam Jaemin sampai beta itu mengambil piringnya.
"Stok makanan kita habis, tersisa itu saja tadi. Aku tidak mau jadi tersangka jika kau mati kelaparan," jelasnya sendiri, dia tidak suka Jaemin salah menafsirkan tindakannya barusan.
Jaemin hanya mengangguk-angguk sambil mengunyah nasinya, "Sepulang dari urusan kerajaan, aku akan membawa makanan." katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Citrus can't hold me
FantasyRenjun tidak bisa berbuat apa-apa, selain menerima pernikahannya dengan Beta yang tak pernah dia harapkan. #bxb: jaemren omegaverse © copyright Langit
