Sosoknya.

755 119 11
                                    

Jaemin dan Duke Kyung-soo sedang sibuk mengkalkulasi kan anggaran yang dibutuhkan. Harga biji-bijian sedang melangit, ini disebabkan hanya beberapa petani yang berhasil panen.

Jadi harga biji-bijian sekarang sangat fantastis, jika tidak diperhitungkan maka sangat sulit untuk mencukupi kebutuhan wilayah Timur.

Jaemin menerka akan mendapat 5.000.000 keping emas dari Jeno, karena setelah dikalkulasikan anggaran tahunan wilayah Lacndres terhitung 1.000.000 keping emas pertahunnya.

Duke Kyungsoo sangat bersyukur atas kedatangan Jaemin, biarpun dana pertolongan sampai sekarang tidak juga datang. Tapi ia melihat kesungguhan dimata Jaemin untuk membantu rakyatnya.

Jika Jaemin menjabat sebagai raja masa depan, tentu rakyat tidak akan pernah merasakan kesengsaraan. Ini mengingatkan Duke pada mendiang permaisuri terdahulu, Ibu dari Marquis.

Di masa lalu, rakyat Artchkels pernah mengalami masa kejayaan. Memiliki Raja yang tegas dan bertanggung jawab, serta Ratu yang sangat mencintai rakyatnya.

Sangat jarang ia mendengar ada rakyat yang kelaparan, atau mati kerna kedinginan. Pertahanan negara semakin kuat dengan dibangun nya barak tentara sisetiap titik perbatasan. Serta rumah-rumah pemberdayaan manusia dibangun untuk meningkatkan kualitas kehidupan rakyat.

Rakyat sangat mencintai dan memuja permaisuri terdahulu, bahkan sosoknya masih selalu menjadi kerinduan bagi rakyat kerajaan Artchkels.

Duke menyayangkan, jika saja Jaemin seorang Alpha. Pasti lah akan banyak yang mendukung dirinya menaiki tahta.

Namun apa mau dikata, takdir sudah demikian. Walaupun begitu Jaemin tetap menyalurkan rasa cintanya pada rakyat dengan sepenuh jiwa. Sisinya yang seperti ini, sangat mirip seperti ibunya.

Setelah diperhitungkan, 3.000.000 diperlukan untuk memasok biji-bijian dan bahan pangan. Agar rakyat bisa mandiri bercocok tanam. Sedangkan 3.000.000 lagi diperlukan untuk dana kesehatan dan obat-obatan. Selebihnya masih membutuhkan biaya pemeliharaan dan sandang bagi rakyat yang membutuhkan.

Jaemin bersandar dikursinya. Memikirkan kemana lagi ia harus mencari kekurangan dana. Sedangkan Duke yang melihatnya merasa lucu, padahal ini bukanlah wilayah Jaemin, tapi dia sangat berusaha keras.

"Marquis, sepertinya anda butuh istirahat, bagaimana jika kita minum teh sejenak?" tawar Duke dengan senyum ramahnya. Jaemin tak enak untuk menolak. Akhirnya ia mengangguk patuh, dan mengikuti Duke yang berjalan ke sofa.

Teh hitam diseduh dihadapan Jaemin, wanginya menenangkan pikiran. Disaat begini, Jaemin teringat jika ia belum pernah menikmati teh berdua saja dengan Renjun. Kira-kira apa yang sedang pemuda kecil itu sekarang? apa Jeno juga sering dijahili olehnya? Jaemin mengulum senyum mengingatnya.

Duke berdehem, menyadarkan Jaemin dari lamunan.

"Sudah lama, anda berada disini tapi saya belum pernah mengucapkan selamat kepada anda. Maafkan ketidak sopanan saya."

Jaemin menggeleng, disaat kondisi seperti ini siapa yang akan mengingat kata selamat?

"Tidak perlu begitu, Duke. Saya memaklumi kondisi anda."

"Biar pun begitu, selamat atas pernikahan anda, Marquis. Saya turut senang dengan hal baik yang datang berturut-turut pada anda."

Kalimat Duke disambut dengan senyum tulus Jaemin. Baru ini ada seseorang yang berkata begitu kepada nya.

"Terimakasih Duke, jika ada kesempatan lain, saya ingin mengundang Duke ke rumah saya."

"Tentu, dengan senang hati saya akan datang." sambut Duke.

Percakapan mereka berlanjut dengan cerita penanggulangan sumur yang baru-baru ini Jaemin lakukan, dan penjelasan Duke tentang beberapa titik lokasi wilayahnya yang berpotensi terdapat batu mineral.

Tak lama dari itu, pelayan Duke menginterupsi percakapan mereka.
Pelayan tersebut mengatakan, utusan dari kediaman Marquis telah sampai, dengan membawa dua kuintal biji-bijian.

Tanpa menunggu lagi, Jaemin dan Duke bergegas keluar. Dapat mereka lihat kereta kuda putih Marquis, dan beberapa gerobak pangan yang mengikuti dibelakangnya.

Kereta kuda terparkir dihalaman mansion Duke, tak lama pintunya terbuka menampilkan seorang pemuda yang turun dengan bantuan ksatria nya.

Mata Jaemin terbuka lebar, seperti ingin keluar dari tempatnya. Rasanya seperti mimpi, ketika melihat sosok Renjun yang berdiri didepan matanya.

The Citrus can't hold meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang