Marquis & Marchioness

782 104 8
                                    

Setelah kepindahan Jeno ke Landow, Ibukota kerajaan Artchkels. Pemuda itu jadi sering sekali mampir ke rumah Jaemin. Ini semua karena kini Jeno menjabat sebagai asisten sahabatnya itu.

Jaemin yang sekarang mendapat gelar bangsawan Marquis, mulai sibuk dengan dokumen dokumen dimeja kerjanya. Bahkan bisa dibilang ia tidak pernah meninggalkan ruang kerjanya selain saat mandi dan makan.

Jarang sekali batang hidungnya terlihat dirumah mereka sekarang, hari-hari Jaemin habiskan dengan berkutat pada dokumen dan pembangunan wilayahnya.

Justru yang membuat Renjun muak sekarang, adalah keberadaan Jeno yang lebih sering terlihat dirumah mereka. Seperti sekarang, disaat jam makan siang, bukannya bersama Jaemin, dirinya malah makan berdua dengan sahabat pemuda itu.

Renjun menghembuskan nafas panjang, lelah sudah.

"Hari ini dia kemana lagi?" suaranya sinis, tangannya meninggalkan garpu tanda sesi makannya sudah selesai. Padahal Renjun dari tadi hanya mengacak-acak isi piringnya.

"Marquis sedang mendatangi wilayah kumuh, disana mulai timbul penyakit menular, Marchioness."

"Kenapa tidak kau saja yang menyelesaikan masalah disana?"

"Saya tidak punya kewenangan untuk itu."

Renjun berdecak sinis, ini yang dia tidak suka dari seorang Beta. Mereka tidak punya kekuatan dan hak sama sekali. Bahkan rakyat jelata yang berstatus sebagai Alpha rasanya lebih baik dari pada Beta kaya raya.

Jeno memandang lurus pada pasangan hidup sahabatnya, sebelumnya Jeno merasa kasihan dengan Jaemin, yang tiba-tiba dipaksa menikah dengan anak Duke pembuat onar. Namun makin kesini, Jeno seperti menemukan sisi lain dari Renjun, yang dia anggap memang cocok untuk mengimbangi hidup Jaemin yang kosong itu.

"Tapi Marquis telah menitipkan pesan kepada saya," ujar Jeno menggantung, menantikan ekspresi apa yang Renjun berikan.

Binar mata Renjun menyala antusias, dia buru buru menatap Jeno. "Lanjutkan," katanya singkat, berpura-pura tak akan peduli pada pesan apapun yang akan disampaikan.

"Raja meminta Marquis dan Marchioness berkumpul bersama, jadi Marchioness bisa bersiap-siap mulai sekarang," sekarang Jeno mendapati Renjun membuat raut kecewa. Pemuda itu berdehem sebentar, lalu melanjutkan kalimatnya, "Besok kereta kuda Marquis akan datang menjemput anda."

Suara kursi yang tiba-tiba bergerak memenuhi indra pendengar Jeno, pria mungil didepan nya tadi sudah berlari meninggalkan meja makan menuju kamarnya sambil tersenyum riang.

Jeno menggelengkan kepala gemas, menangisi keadaannya yang terpojok diantara dua manusia dewasa yang masih seperti anak-anak ini.


Hari ini adalah hari yang dijanjikan Jeno kemarin, 'Kereta kuda Marquis akan menjemput anda.' Sudah pasti Jaemin juga akan ikut bersamanya bukan?

Dari pagi suasana hati Renjun sangat baik, ia menikmati waktu berkemasnya dan menghabiskan waktu dua jam hanya untuk bersolek ria.

Setelah semuanya siap, Renjun hanya perlu menunggu Jaemin datang menjemputnya. Renjun berjanji akan memberi Jaemin pelajaran karena telah menyia-nyiakan seseorang seperti dirinya.

Mata Renjun sedari tadi tak lepas dari jendela kamarnya yang memperlihatkan halaman mansion mereka. Menunggu kedatangan kereta kuda yang bentuknya sudah dia hafal.

Tak lama dari itu, kereta kuda putih dengan sentuhan emas terparkir dihalaman. Renjun tak sadar menarik garis bibirnya lebar, ia buru-buru memanggil pelayannya untuk membantu membawakan barang.

Kaki kecil itu berderap cepat, menuju kereta kuda yang sudah menunggunya.
Setelah kereta kuda didepan matanya, Renjun memasang wajah datar. Menunggu Jaemin keluar dan menyambutnya masuk.

Tapi bukannya Jaemin, Renjun malah mendapati ksatria asing disana. Membukakan pintu dan mengulurkan tangannya.

"Dimana Marquis?" Renjun bertanya langsung, dirinya masih belum menaiki kereta kuda tersebut.

"Marquis masih membantu penduduk yang terjangkit penyakit, beliau akan menyusul anda segera setelah pekerjaannya selesai."

Lagi dan lagi, Jaemin menambah kekesalan Renjun pada dirinya.
Pemuda itu bertekad dalam hati untuk semakin menyulitkan hidup Jaemin setelah bertemu di Istana nanti.


The Citrus can't hold meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang