Matahari sudah meredup, pertanda akan segera berganti ke bulan. Sebentar lagi malam dan jamuan makan akan digelar, namun Renjun masih belum menemukan Jaemin.
Pemuda itu seperti hantu, yang pergi kemana-mana tanpa terlihat. Jadi Renjun memutuskan untuk mencarinya, sambil melihat-lihat interior Duke Timur. Ia akan membandingkan dengan interior mansion ayahnya nanti.
Kakinya melangkah riang sambil menonton pelayan yang sibuk berlalu lalang. Aula makan dihiasi dengan banyak meja yang berbaris panjang. Dihiasi dengan lampu gantung serta buah-buahan diatasnya.
Sangat cantik jika dilihat dari lantai dua.
Namun Renjun tidak menemukan keberadaan Jaemin disana, jadi dia memutuskan untuk mencari diruang kerja Duke.
"Marquis sangat tampan, aku baru ini melihat Alpha yang setampan itu."
Kaki Renjun terhenti, telinganya fokus mendengarkan obrolan dibalik lorong yang akan ia jalani.
"Huss, Marquis itu seorang Beta." saut suara lain menanggapi kalimat yang dilontarkan temannya.
"Apa?! tidak bisa dipercaya ... "
"Tapi aku mencium feromone dari tubuh Marquis, err wangi nya sangat liar." suara lain menyahut, dengan suara yang menjijikan yang pernah Renjun dengar.
"Hey, kau sudah hilang akal. Biarpun kau omega, Marquis tidak mungkin mau denganmu."
"Kenapa? aku cantik dan aku omega perempuan. Aku lebih unggul dari pada Mate nya."
"Gila, kalau pun begitu, Marquis lebih cocok bersanding dengan nona dibanding kan denganmu."
"Benar kata Lia, nona lebih cocok dengan Marquis. Sayang sekali nona sudah berjodoh dengan tuan Count." perkataannya diakhiri dengan desah kecewa.
Renjun tertawa jengkel, bisa-bisanya dirinya dijadikan perbandingan. dilihat dengan mata yang rabun pun, wajahnya lebih mempesona dari wajah pelayan yang sombong tadi.
Renjun sangat ingin mencekiknya sekarang.
Kakinya melangkah mendekati tiga pelayan yang masih asik berbincang.
"Apa pekerjaan kalian sudah selesai?" tanya Renjun, ketus.
"Belum Marchioness," jawab salah seorang dari mereka sambil menunduk takut.
"Lalu mengapa kalian malah berkusip tentang suamiku disini? pelayan di mansion Duke tidak belajar tata krama?"
Pelayan omega yang merasa dirinya lebih baik dari Renjun tadi, merasa tertantang. Dirinya maju menyamai posisi Renjun.
"Tamu seharusnya juga tau sopan santun, untuk tidak menguping pembicaraan orang."
Kedua pelayan yang lain gemetaran, atmosfer disekitar mereka sangat mencekam. Mereka sudah berusaha menarik tangan Yiren,namun tidak ada hasilnya.
Renjun tertawa sinis, apa langsung saja dia membantu malaikat maut untuk meringankan pekerjaannya?
"Lancang." bisik Renjun, lalu melayangkan tangannya pada pipi putih pelayan itu.
Yiren terkesiap kaget, karena baru kali ini dia merasakan ditampar oleh seseorang. Bahkan orang tua dan tuannya pun tidak pernah menamparnya.
Air matanya menetes, tak lama suara tangisannya memecah keheningan dan menarik orang-orang mendekat.
Orang berduyun-duyun datang kerna penasaran, termasuk Jaemin dan Duke.
Melihat Renjun yang berada ditengah kerumunan membuatnya langsung mengerti apa yang terjadi.
Langsung dirinya menghampiri Renjun, "Ada apa ini, Marchioness?" tanya Jaemin dengan suara yang menusuk hati Renjun.
"Ck, pelayan sialan ini berkata dirinya lebih pantas denganmu dari pada aku." tangannya dilipat kesal, namun tak berani menatap balik mata Jaemin yang menyorotinya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Citrus can't hold me
FantasyRenjun tidak bisa berbuat apa-apa, selain menerima pernikahannya dengan Beta yang tak pernah dia harapkan. #bxb: jaemren omegaverse © copyright Langit
