Three

215 10 0
                                    

Pagi itu, Ren tiba di kantornya, menyampirkan jasnya ke kursi, dan pergi ke kaca jendela besar yang terletak di lantai paling atas. Ia sedang menikmati pemandangan kota Tokyo. Ren mendengar suara ketukan pintu, "Masuk", jawab Ren singkat. Salah seorang karyawan hotel tersebut masuk, "Bagaimana?", tanya Ren. "Kami sudah membuat iklan lowongannya, tapi belum diterbitkan di koran. Mungkin besok akan diterbitkan", jawab karyawan tersebut. L Hotel sedang membuka lowongan, kemarin 3 karyawan hotel mengundurkan diri dengan alasan akan pergi ke kampung halaman mereka. Ren tidak menjawab karyawan tersebut, dengan sekali hentakan tangan, karyawan itu keluar dari kantor Ren.

***

Seperti yang dikatakan SeNa, paginya ia dan Eun Soo langsung mencari pekerjaan, mereka berdua mencari daftar-daftar lowongan di koran, kemudian berjalan sana-sini, layaknya orang gila atau orang yang tersesat sambil membawa peta.
Setelah berjam-jam, SeNa tidak mendapatkan pekerjaan sama sekali, "Ah. Lelahnya, kita berjam-jam berjalan sana-sini tetapi sama sekali tidak dapat", keluh Eun Soo. SeNa menarik nafas dalam-dalam kemudian menjawab Eun Soo, "Besok kita akan cari lagi", gumam SeNa. "Yang benar saja. Aku sudah meminta cuti hari ini demi membantumu, masa besok aku harus meminta cuti lagi", jawab Eun Soo. "Besok hari minggu, kawan", gumam SeNa. "Apa? Jinjja*? Kok aku tidak tahu?". SeNa tidak menjawab. Mereka sedang duduk di sebuah cafe dekat Jalan Shibuya. Cafe itu tidak terlalu besar, tapi dekorasinya bisa membuat orang-orang yang berada di cafe itu merasa nyaman, bahkan saat ini orang-orang di cafe itu sangat ramai, ternyata orang-orang di Tokyo juga suka bersantai di cafe sama seperti di Seoul.

***

Pukul 21:15, Ren pulang ke rumah. Rumah Ren merupakan rumah pribadi, tidak seperti orang lain yang kebanyakan tinggal di apartemen atau rumah-rumah kecil dan sederhana. Rumahnya terkesan elite dan besar dan terdiri atas 3 lantai serta terdapat 1 lift yang berdiri disudut ruangan.
Lantai pertama terdapat 2 ruang tamu, 1 ruang tengah, 2 kamar tidur, 2 kamar mandi dan dapur. Lantai kedua terdapat 1 ruang kerja, 2 kamar tidur, dan 2 kamar mandi. Lantai ketiga terdapat 1 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Kamar tidur Ren cukup besar dan terletak di lantai ketiga. Kamar tidurnya terdapat balkon dan kaca jendela besar, tempat tidurnya terletak disamping kaca jendela besar. Ren masuk ke rumahnya, melepaskan sepatu dan jasnya kemudian menghempaskan dirinya ke sofa, dia kelihatan lelah. Baru saja ia akan terlelap kemudian ponselnya berbunyi, ia tersentak dan mengeluarkan ponselnya, Miyuki meneleponnya. Kenapa malam-malam begini Miyuki menelepon? Apa dia harus menjawab? Tidak, jika dia jawab, dia hanya akan menerima rayuan Miyuki, ia menolak panggilan Miyuki, kemudian mematikan ponselnya. Lalu ia beranjak naik ke lantai 3 kemudian mandi dan tidur.

***

Siang di kota Tokyo, SeNa dan Eun Soo kembali melakukan aktivitas mereka. Mereka berdua membeli koran baru, dan kemudian mencari-cari daftar lowongan pekerjaan. Tapi masih tidak dapat. SeNa kemudian melihat secara perlahan pada daftar-daftar lowongan tersebut dan matanya berhenti pada satu lowongan. "Aku dapat", teriak SeNa. "Apa? Kau yakin?", tanya Eun Soo. "Lihat", SeNa menunjukan lowongan itu pada Eun Soo. Eun Soo membaca iklan lowongan tersebut "L HOTEL - DIBUTUHKAN KARYAWAN/KARYAWATI" tulisannya dicetak huruf besar "Wah! Kau beruntung SeNa!", SeNa merasa senang. "Besok aku akan kesana", gumam SeNa. "Baiklah, ayo kita pulang ke rumah, aku lelah sekali dan hari ini cuacanya cukup panas", kata Eun Soo. "Baiklah" Mereka berdua kemudian berjalan pulang.

***

"Oh astaga! Aku sampai lupa membeli bahan-bahan dapur siang tadi", gumam Eun Soo. "Bahan-bahan dapur?", tanya SeNa. "Iya, bahan-bahan dapur kita hampir habis, aku lupa membelinya saat kita pulang tadi", jawab Eun Soo. "Kalau begitu, biar aku saja yang beli. Eh, biasanya kau beli dimana?", tanya SeNa. Eun Soo bingung melihat SeNa begitu semangat.
"Di Keio Plaza", jawab Eun Soo. "Berikan aku alamatnya, biar aku saja yang pergi"
"Tidak mau sama-sama?"
"Tidak, sendiri saja"
"Kau yakin?"
"Tentu saja"
"Aku takut kau akan tersesat."
"Oh, baiklah. Kalau begitu kita pergi berdua saja"
Eun Soo tertawa, "Baiklah"

***

Sesampainya mereka di Keio Plaza, mereka masuk ke dalam pusat perbelanjaan bahan-bahan dapur. Ini adalah pertama kalinya SeNa pergi ke sebuah mall di Tokyo. Ternyata mall disini cukup besar dan ramai pengunjungnya. Eun Soo sedang membaca daftar-daftar bahan sedangkan SeNa sedang melihat sekelilingnya. Ia menikmati mall ini, setelah mengagumi sekelilingnya, SeNa memulai percakapan "Hei, tadi aku sudah menelepon kantor pusat L Hotel", gumam SeNa. "Apa? Benarkah?", tanya Eun Soo. "Ya, mereka bilang besok aku harus kesana untuk wawancara"
"Memangnya kau bisa berbahasa Jepang?"
"Tentu saja, sebelum ke Tokyo, aku sudah belajar bahasa Jepang"
"Oh, baguslah. Kuharap besok wawancaramu lancar", gumam Eun Soo sambil tersenyum lebar.
"Gomawo chingu*", Jawab SeNa dengan senang.

***

Setelah mereka selesai berbelanja, mereka menuju ke lantai 2 Mall. Disana banyak toko-toko pakaian, pakaian disana juga tidak kalah bagusnya dengan pakaian di Seoul. SeNa dan Eun Soo juga sudah membeli beberapa pakaian. "Dug!", Seorang pria dengan tidak sengaja menyenggol SeNa, membuat SeNa jadi kehilangan kendali dan jatuh terantuk ke lantai, barang-barang yang ia pegang terjatuh. "Aw!", jerit SeNa pelan. Eun Soo kaget, "SeNa! Kau baik-baik saja?", Eun Soo panik dan membantu SeNa, pria yang tadi juga segera turun dan membantu membereskan barang-barang SeNa yang terjatuh, "Maaf", gumam laki-laki itu dan beranjak pergi. "Kau tidak apa-apa kan?", tanya Eun Soo. "Tidak, aku tidak apa-apa", jawab SeNa.
"Wah, pria tadi tampan sekali", gumam Eun Soo.
"Kau melihatnya?", tanya SeNa.
"Tentu, kau tidak melihatnya?"
"Tidak", jawab SeNa.
"Sudahlah, ayo kita pulang"

***

Ren masih duduk di kursi kantornya, Jam menunjukkan pukul 19:05, Dia sedang melamun. Tiba-tiba pintu kantornya terbuka, Ren tersentak dan melihat siapa yang masuk, Miyuki Watanabe. "Ren! Kenapa semalam kau tidak menjawab teleponku?", tanya Miyuki. Ren tidak menjawab dan berpaling muka dari Miyuki. "Cih!", keluh Miyuki. "Temani aku ke mall", ajak Miyuki. "Tidak", tolak Ren. "Ayolah. Aku ingin membeli sepatu dan pakaian baru", ulas Miyuki dengan bangga. Miyuki termasuk wanita yang fashionable. "Aku sibuk", jawab Ren.
"Sibuk? Kelihatannya kau sama sekali tidak sibuk. Ayolah, sebentar saja", paksa Miyuki. Mereka tiba di Keio Plaza, Ren dengan terpaksa harus mengikuti Miyuki. Dari tadi Miyuki masuk dari satu toko ke toko lain, karena bosan mengikuti Miyuki, Ren beranjak pergi ke tempat lain. Ia ingin mencari suasana sendiri. Beberapa menit kemudian, ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.

From: Miyuki Wanabe

Kau dimana? Ayo kita pulang.

Ren merasa lega, akhirnya wanita itu selesai. Ia beranjak pergi menemui gadis itu, karena ia sibuk dengan pikiran sendiri, ia tidak sengaja menyenggol seseorang dan orang itu terjatuh, "Aw!", jerit gadis itu. Oh, ternyata seorang gadis. Ren segera turun dan membantu membereskan barang-barang gadis itu. Ia melihat wajah gadis itu sekilas, "Maaf", gumamnya dan beranjak pergi.
Ia segera menemui Miyuki.
"Kau habis dari mana?", tanya Miyuki.
Ren tidak menjawab
"Ayo kita pulang", gumam Miyuki.

***

*Jinjja : Benarkah
*Chingu : Teman

She's So AdorableWhere stories live. Discover now