Eleven

125 5 0
                                    

SeNa mematut dirinya di depan cermin di kamarnya, ia berputar ke arah kanan lalu ke arah kiri. Ia merasa senang, tentu saja karena pagi ini ia sedang mencoba seragam barunya. Seragam yang semalam ia terima: Blazer hitam lengan panjang, kemeja putih, rok span hitam, sepatu hak tinggi berwarna hitam, dan disertai dengan lencana namanya 'Yoon Se Na' di tulis dalam huruf kanji Jepang. SeNa mengambil lencananya yang di meja kemudian menjepitnya di sebelah kanan dada, kemudian ia menyanggul rambut hitam panjangnya ke belakang dengan rapi. Ia baru saja akan keluar dari kamarnya ketika Eun Soo tiba-tiba membuka pintunya tanpa mengetuk terlebih dahulu. SeNa melihat reaksi temannya itu agak tercengang, "Bagaimana?", tanya SeNa. Eun Soo melipat tangan di dada sambil berdiri di ambang pintu kamar SeNa. "Kurasa, kau tampak cantik", puji Eun Soo sambil tersenyum. "Benarkah? Sepertinya ini pertama kalinya kau memujiku", gurau SeNa sambil tertawa. Eun Soo juga ikut tertawa dan berkata "Kalau sudah selesai, ayo kita sarapan". SeNa memandang dirinya sebentar di kaca kemudian mengangguk.
"Wah, sudah ada roti bakar di meja. Kau yang membuatnya?", tanya SeNa begitu mereka sudah di meja makan. Eun Soo mengangguk dan berkata "Tentu saja". Mereka berdua duduk berhadapan dan melahap rotinya masing-masing. "Ini enak sekali", kata SeNa dengan mulut yang masih penuh. Eun Soo menatap temannya dan mengangguk "Tentu saja. Siapa lagi kalau bukan Eun Soo yang membuatnya", guraunya lalu tertawa. "Ngomong-ngomong, bagaimana bisa kau dekat dengan laki-laki itu?", tanya Eun Soo.
"Laki-laki mana?"
"Si pria tampan itu"
"Oh"
"Bagaimana?"
SeNa bersandar kemudian mengangkat bahu "Kami tidak dekat"
Eun Soo mengerutkan kening "Benarkah?"
SeNa mengangguk. "Aku tidak yakin", gumam Eun Soo.
"Kenapa?", tanya SeNa bingung. Namun Eun Soo hanya mengangkat bahu.
"Kira-kira apa dia akan datang ke sini lagi?", tanya Eun Soo penasaran. "Memangnya untuk apa dia datang ke sini?", SeNa balik bertanya. "Siapa tahu dia ingin bertemu denganmu", jawab Eun Soo santai. "Kau tergila-gila padanya?", gurau SeNa. Eun Soo tertawa kemudian menjawab "Wanita mana yang tidak tergila-gila dengan pria setampan itu?"

●●●

Ren membuka matanya perlahan-lahan kemudian mengusapkan wajahnya. Ia berbaring sebentar kemudian bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar dari kamar. Ia menuruni tangga menuju lantai bawah. Sesaat, langkahnya berhenti, ia mencium aroma makanan dari dapur. Sepertinya ada seseorang yang sedang memasak di dapur. Siapa yang sedang memasak? Pikir Ren dalam hati. Ia melangkah lebih lebar dan pada akhirnya sampai di dapur. Begitu melihat siapa yang di dapur, kening Ren berkerut kesal.
"Good morning, baby! Aku sedang membuat bacon dan telur unt-"
"Bagaimana kau bisa masuk ke dalam rumahku?", Ren menyela ucapan Miyuki dengan suara tajam.
"Ah itu...semalam aku melihatmu menekan tombol kode rumahmu. Jadi aku menghafal angkanya", jawab Miyuki santai. Ia masih tidak menyadari Ren yang sedang menatapnya kesal.
Semalam ketika Ren sedang dalam perjalanan pulang karena baru saja mengantar SeNa, Miyuki tiba-tiba menelepon dan memaksa Ren mengantarnya pulang. Dengan berat hati, Ren mengantar Miyuki pulang. Tetapi ketika dalam perjalanan menuju apartemen Miyuki. Tiba-tiba Miyuki sendiri bilang bahwa ia ingin mampir ke rumah Ren dengan alasan ada barangnya yang tertinggal di rumah Ren.
"Hari ini aku ingin berangkat bersamamu Ren", gumam Miyuki. Tetapi tidak ada jawaban. Ia mengangkat kepala dan melihat Ren sudah tidak ada lagi di dapur. Miyuki mengangkat bahu dan bergumam "Mungkin sedang mandi"
Beberapa menit kemudian, Ren turun menuju dapur dan melihat Miyuki sedang melepas celemeknya dan menyiapkan sarapan di meja makan. "Oh Ren, sarapannya sudah selesai", ucap Miyuki begitu menyadari kehadiran Ren. "Tidak berselera", gumam Ren setengah hati. Miyuki hanya diam menatap Ren yang berjalan keluar dari rumah dan memberengut "Padahal aku sudah susah payah memasaknya", gumamnya jengkel.
Ia segera mengambil jas dan tasnya yang diletakkan di sofa dan berjalan keluar dari rumah "Ren! Tunggu aku", teriak Miyuki.

●●●

"Astaga! Kau ini benar-benar merepotkan!", bentak Ren kepada Miyuki yang sedang berjalan mengikutinya ke mobil Range Rover hitam mengilap milik Ren. "Aku hanya ingin ikut", ucap Miyuki polos. Ren menghembuskan nafas panjang dan akhirnya masuk ke dalam mobil dan melaju menuju hotel.
Beberapa menit kemudian, mereka tiba di gedung hotel dan berjalan memasuki gedung. Begitu Ren masuk ke dalam gedung, beberapa bodyguard langsung mendampingi Ren kemanapun Ia pergi dan semua karyawan hotel begitu juga Raika yang bekerja sebagai resepsionis bangkit berdiri dan membungkukkan badan sambil mengucapkan "Selamat pagi". Tetapi yang disapa tidak membalas dan tetap berjalan menuju lift bersama sekretaris. "Kenapa Nona Miyuki selalu menempel dengan Tuan Ren?", tanya teman Raika yang bernama Erena Ono yang juga rekan Raika sebagai resepsionis. Raika hanya mengangkat bahu "Kemana saja Tuan Ren pergi pasti selalu ada sang sekretaris" Erena tertawa begitu juga dengan Raika. Mereka baru saja akan duduk kembali ketika SeNa datang. Raika tercengang melihat SeNa yang berjalan memasuki gedung dengan seragam Hotel. "Hei! SeNa!", teriak Raika riang sambil melambai-lambaikan tangan. SeNa menoleh menatap Raika kemudian tersenyum lebar dan melambaikan tangan membalas sapaan Raika "Aku sedang buru-buru", ucap SeNa sambil berlari-lari kecil menuju lift.
"Itu Yoon Se Na dari Korea, bukan?", tanya Erena. Raika mengangguk "Benar".
"Dia gadis yang manis", gumam Erena sambil tersenyum memandang SeNa yang sedang berjalan menuju lift. Raika menoleh menatap Erena lalu bertanya "Kau mau berkenalan dengannya? Aku bisa memperkenalkan kalian berdua"
"Tentu saja. Jarang sekali bisa berkenalan dengan orang Korea", jawab Erena senang.
SeNa berlari-lari kecil menuju lift. Matanya menangkap beberapa orang yang sedang masuk ke dalam lift. "T-tunggu sebentar", gumamnya dan segera menghampiri lift itu. Ketika ia sudah sampai, pintu baru saja tertutup, SeNa menekan tombol yang ada disamping lift. Secara otomatis, pintu lift tadi terbuka lagi. Terdengar sentakan nafas dari SeNa ketika melihat siapa yang berada di dalam lift, Ren dan Miyuki serta beberapa bodyguard. Tetapi ia tetap berjalan masuk ke dalam lift bersama orang-orang tersebut. Dan lift akhirnya naik. Didalam, suasananya hening. Beberapa saat kemudian, "Hei, kau", Miyuki memecahkan keheningan. SeNa dengan pelan melirik Miyuki "Ya?", ucapnya pelan. "Kau orang korea itu kan? Yoon Se Na? Wah, sudah memakai seragam. Keren bukan? Kuucapkan selamat untukmu SeNa"
SeNa memaksakan seulas senyum tipis dan berkata "Terima kasih"
"Asal kau tahu, SeNa. Ada dua orang Kor-"
"Berisik", Ren menyela ucapan Miyuki dengan ketus.
Miyuki menghembuskan nafas "Baiklah, baiklah"
Lift membawa mereka ke lantai teratas. Tetapi bukan itu tujuan SeNa. Setelah sampai di lantai atas, orang-orang itu keluar tanpa berkata apa-apa. SeNa menghembuskan nafas lega. Tetapi kenapa sifat Ren kembali menjadi dingin? Baru semalam ia dan Ren bertemu. Dan sekarang laki-laki itu bertindak seolah-olah mereka tidak pernah bertemu semalam, pikir SeNa dalam hati. Mungkin memang pada dasarnya Ren adalah orang yang dingin, pikir SeNa lagi. Ia kembali menekan tombol lantai bawah dan lift membawa SeNa turun.

She's So AdorableWhere stories live. Discover now