Lagi-lagi suara itu, suara yang menjerit memohon seseorang untuk bangun dari tidurnya. Ren membuka mata dengan susah payah, sekali kali ia memijat pelipisnya, dan memaksa dirinya untuk bangkit. Ia duduk bersandar sambil memandang langit-langit kamar, kemudian menoleh karena suara alarm yang menyebalkan baginya belum dimatikan. Dan mematikan alarm tersebut, ia bangkit berdiri dan menyadari bahwa ia masih memakai baju yang sama seperti semalam. Ia mengingat apa yang terjadi pada dirinya semalam. Ya, ia minum banyak sekali alkohol dan mungkin mabuk dalam perjalanan ke rumah, dan merepotkan teman-temannya untuk membawanya ke kamarnya yang berada di lantai 3. "Menyebalkan", gumam Ren sambil berjalan menuju kamar mandi. 30 menit kemudian, ia turun ke dapur sambil membetulkan letak dasinya. Ia menyiapkan kopinya sendiri dan menikmatinya sendiri, dan setelah itu ia berangkat menuju Hotel. Setelah tiba di Hotel, ia masuk ke dalam gedung dengan ditemani oleh beberapa bodyguard pribadinya. Ia berjalan dengan badan tegap dan mantap. Semua karyawan membungkukkan badan seolah-olah seorang raja dari zaman Joseon datang mengunjungi gedung hotel tersebut.
"Kalian boleh pergi", ucapnya pada bodyguard tersebut setelah tiba di depan pintu kantornya. Ia membuka pintu perlahan-lahan dan mendengar suara seorang gadis yang sedang terbatuk-batuk. Dengan langkah perlahan, ia berjalan sambil memandang gadis yang sedang membersihkan rak buku kantor. Gadis tersebut masih belum menyadari keberadaannya, Ren menyandarkan tubuhnya ke dinding sambil melipat tangan di dada, memperhatikan gerak-gerik gadis tersebut, dan gadis itu menoleh kemudian menyadari keberadaannya.
"Ah! Kau mengagetkanku", gadis itu terlonjak kaget dan menjatuhkan kemocengnya.
Ren masih diam tanpa suara.
"Sejak kapan kau berada disitu?", tanya SeNa.
"Kenapa kau masih belum selesai membersihkan kantorku?"
"Apa?"
"Kenapa kau masih belum selesai membersihkan kantorku?", tanya Ren sekali lagi dan kali ini dengan suara yang agak meninggi.
"Kau sendiri yang datang terlalu awal", jawab SeNa acuh tak acuh.
Ren mendengus kesal dan berkata "Cepat selesaikan, aku tidak bisa fokus bekerja kalau kau berada disitu"
"Ya, aku tahu", ucap SeNa pelan.
Setelah beberapa menit kemudian, SeNa menyimpan semua alat pembersih ke dalam satu rak dan berjalan keluar sambil mendorong rak tersebut.
"Oi", ucap Ren sebelum gadis itu keluar.
Ia ingin mengucapkan terima kasih, tetapi entah kenapa, ia tidak bisa mengatakannya.
SeNa berbalik menghadap laki-laki tersebut.
"Tidak ada apa-apa. Lupakan saja"
Dengan wajah sedikit bingung, gadis itu menggumamkan kata "aneh" dan keluar tanpa peduli apapun.***
"Hari ini kita akan kedatangan banyak turis wisatawan", ujar Raika setelah meminum seteguk air dari botol minumnya.
"Benarkah?", tanya Matsumi yang sedang membetulkan letak lencana namanya.
"Mungkin hari ini kalian dan beberapa karyawan pelayanan akan sangat sibuk", jelas Raika dengan nada yang sedikit mengejek.
"Haha. Lucu", gumam Matsumi.
SeNa masuk ke dalam ruangan loker dan mendapati dua temannya yang sedang sibuk dengan dirinya masing-masing.
"Hei SeNa", panggil Raika.
"Apa?"
"Kau akan sangat sibuk untuk hari ini", kata Raika sambil tertawa kecil.
Dengan muka polos tak berdosa, SeNa menjawab "Kau juga akan sangat sibuk untuk melayani para turis yang datang berbondong demi mendapatkan kamar"
Dengan mata dibelalakkan, Raika hanya bisa diam dan berdiri seperti orang bodoh yang khawatir akan sesuatu.
Beberapa menit kemudian.
"Ah, aku jadi khawatir pada Tuan Ren, pasti dia akan sibuk dan lelah melayani para turis", ujar Raika dengan ekspresi yang cukup khawatir.
"Tuan Ren? Melayani?", tanya SeNa bingung.
"Ya. Biasanya kalau ada turis-turis yang datang, Tuan Ren juga akan bertemu para turis"
"Oh, begitu"
"Kurasa para turis pasti akan menyukainya"
"Mungkin", sahut Matsumi setelah mematut diri di cermin.***
"Sebentar lagi para turis akan tiba di hotel", pesan Miyuki "sebaiknya kau cepat bersiap. Tae Hyun sudah menunggumu di luar", lanjutnya.
Ren segera bangkit dari kursi dan memakai jas kemudian beranjak keluar dari kantor bersama Miyuki. Mereka berjalan di sekitar koridor Hotel bersama dengan para bodyguard dan menuju lobby hotel menunggu kedatangan turis-turis tersebut.
"Kira-kira turis darimana yang akan berkunjung?", tanya Erena pada Raika yang tidak berhenti menatap sosok Ren.
Yang ditanya masih belum menjawab.
Erena menghela nafas dan "Hei!"
Yang ditanya akhirnya sadar, "Oh, maaf. Ada apa?"
Dengan ekspresi kesal, Erena mengulang pertanyaannya "Kira-kira turis darimana yang akan berkunjung?"
"Kudengar dari Korea, Amerika, dan Indonesia"
"Indonesia?", ulang Erena.
"Ya, tenang saja. Aku sedikit fasih berbahasa Indonesia"
"Aku tidak peduli pada kau. Bagaimana dengan Tuan Ren?", tanya Erena dengan nada prihatin.
"Kau meremehkan Tuan Ren ya? Kau tahu, dia fasih pada semua bahasa. Kecuali bahasa Korea"
Erena tidak memberi komentar.
Beberapa menit kemudian, 5 bus datang berhenti di depan gedung hotel, menurunkan turis-turis yang datang berbondong-bondong.
Ren dan beberapa orang membungkukkan badan tanda menghormat pada turis-turis yang datang.
Seorang wanita paruh baya dengan rambut pirang yang merupakan salah satu tour guide datang menghampiri Ren.
"Selamat datang di L Hotel. Saya Ren Shibasaki, selaku pemimpin hotel ini", sapa Ren dalam bahasa Inggris sambil mengulurkan tangan dan seulas senyum tersungging di bibir.
Wanita itu menyambut uluran tangan Ren dan mereka bersalaman.
"Saya Addison, terima kasih atas sambutan yang hangat ini. Senang bertemu dengan anda"
Setelah semua bersalaman dan saling menyapa, mereka masuk ke dalam gedung hotel dan Ren menuntun para turis. Ren dan Tae Hyun banyak bercerita pada turis-turis tersebut. Mulai dari sejarah hotel, upaya-upaya, dan para karyawan yang profesional serta tentang diri mereka berdua jika turis-turis itu menanyakan tentang pribadi mereka.
"Apa anda sudah menikah?", tanya salah satu turis pada Ren yang merupakan seorang gadis.
Ren, Miyuki dan Tae Hyun serentak menoleh memandang gadis itu, kemudian Ren menjawab "Belum. Saya belum menikah"
Entah mengapa, wajah gadis itu tampak berseri-seri dan bertanya sekali lagi "Pacar?"
Kali ini, Miyuki memandang Ren dengan ekspresi polos.
Ren menghela nafas dan menjawab dengan pelan "Tidak"
Kali ini gadis tersebut menggigit bibir bawahnya dan memasang wajah yang lebih berseri dari sebelumnya.
Ren memalingkan wajah dan kembali menuntun para turis.
"Berapa umur anda?", wanita yang cukup tua bertanya pada Ren dalam bahasa Indonesia.
Ren menyahut dengan bahasa Indonesia "Umur saya 27 tahun". Kemudian wanita tua itu melanjutkan "Sebaiknya anda segera mencari pendamping hidup", gurau wanita tua itu sambil tertawa kecil, membuat turis Indonesia lainnya juga ikut tertawa.
Ren berdeham dan memaksakan seulas senyum "Akan saya pikirkan"
"Bagaimana dengan anda?", tanya seorang turis pada Tae Hyun.
Tae Hyun tertawa kecil dan berkata "Saya sedang mencari seseorang yang sesuai dengan tipe saya"
"Aku bisa menjadi tipe anda", sahut seorang gadis muda pada Tae Hyun.
Tae Hyun dan Ren memandang gadis itu, kemudian Tae Hyun tersenyum polos dan berkata "Terima kasih".
Membuat gadis itu hampir pingsan melihat senyumnya yang manis.

YOU ARE READING
She's So Adorable
RomanceYoon Se Na, Gadis muda asal Korea ini baru lulus dari jurusan perhotelan di Universitas Daeyoung di Seoul, Korea Selatan. Ren Shibasaki, CEO( Chief Executive Officer ) di perusahaan Hotel terkenal, L Hotel. Pria yang tampan, kaya, menarik, tetapi su...