Seven

144 10 0
                                    

"Bagaimana hari-harimu di Hotel?", tanya Eun Soo. "Begitulah", jawab SeNa. Mereka berdua sedang duduk di ruang tamu dan sarapan. "Apa kau mendapat teman baru?", desak Eun Soo. SeNa mengangguk. "Siapa?", tanya Eun Soo. "Raika. Raika Kojima. Hanya dia kenalanku disana", jawab SeNa. Eun Soo mengangguk-ngangguk. "Baiklah, aku sudah selesai. Aku pergi dulu ya. Sampai jumpa", sapa SeNa beranjak keluar rumah. "Sampai jumpa. Hati-hati di jalan", sapa Eun Soo. Begitu keluar dari rumah, SeNa berjalan menuju halte bus. "Cuaca hari ini cukup bagus", gumam SeNa sambil tersenyum dan lanjut berjalan. Setelah sampai di halte bus. Ia mengeluarkan ponsel dan earphone dari tasnya. Kemudian memasukkan kabel earphone ke colokan ponselnya dan memasangkan earphone di telinganya. Ia memejamkan mata dan bersenandung. Beberapa menit kemudian, sebuah bus datang dan berhenti di depan halte. SeNa beranjak berdiri dan masuk kedalam bus.

***

Miyuki segera keluar dari mobil, mengunci mobilnya dan berjalan menuju hotel. Ia baru saja makan siang di sebuah cafe dan ia tidak sabar ingin bertemu Ren. Setelah menginjakkan kaki di hotel, ia berjalan menuju lift. Kemudian ia masuk kedalam lift, sambil menunggu ia mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Ia ingin menelepon seseorang. "Ren, kau dikantorkan?.. aku segera ke sana", kemudian ia mematikan ponselnya. "Ting" pintu lift terbuka dan Miyuki berjalan ke arah kantor CEO. Setelah didepan pintu kantor CEO, ia coba mengetuk pintu tetapi tidak ada jawaban. Miyuki membuka pintu itu dan masuk kedalam. Oh, ternyata Ren sedang berbicara pada seorang gadis. Siapa gadis itu? Karena penasaran, Miyuki berjalan mendekati meja Ren. Ren baru sadar Miyuki masuk kedalam kantornya, begitu juga dengan gadis tersebut. "Ini sekretarisku. Miyuki Watanabe", ucap Ren. "Halo. Saya Yoon Se Na. Senang bertemu dengan anda", sapa gadis itu. "Saya Miyuki Watanabe", sapa Miyuki singkat. "Kalau begitu, saya permisi dulu", ucap gadis itu sambil membungkukkan badan pada mereka berdua dan beranjak keluar dari kantor. Miyuki memandang punggung gadis itu sampai gadis itu keluar dari kantor. "Siapa dia? Karyawan baru?", tanya Miyuki. Ren mengangguk. "Hmm, lumayan", gumam Miyuki. Ren memandang Miyuki agar Miyuki menjelaskan maksud kata tersebut. "Gadis itu lumayan manis. Yah, setidaknya, gadis itu masih dibawahku", ucap Miyuki. Wajah Ren berkerut sebal. "Dia orang Korea?", desak Miyuki lagi. "Ya", jawab Ren singkat. "Oh. Berarti sama dengan Kang Tae Hyun". Ren tidak memberi komentar.

***

SeNa dipanggil ke kantor CEO. Ia segera berjalan menuju kantor CEO. Ia heran, ada perlu apa Tuan Ren memanggil dia? Entahlah, ia tetap berjalan menuju kantor CEO. Sekarang ia berdiri di depan pintu kantor. Ia coba mengetuk pintu itu. "Masuk", kemudian SeNa masuk dan berjalan menuju meja Ren. "Ada perlu apa Tuan?", tanya SeNa. "Ini daftar-daftar dan identitas karyawan-karyawan hotel. Tolong kau salin kembali di map lain dan berikan padaku jika sudah selesai", ucap Ren sambil menyodorkan map yang cukup tebal kepada SeNa. SeNa mengambilnya. Astaga! Cukup berat. "Baiklah, akan saya lakukan", jawab SeNa. Tiba-tiba ponsel Ren berbunyi, ia melihat ponselnya sekilas, Miyuki Watanabe. "Apa?", tanya Ren diponselnya, lalu mematikan ponselnya. "Apa masih ada yang perlu saya lakukan?", tanya SeNa setelah hening sesaat. "Tidak", jawab Ren singkat. Sesaat kemudian Ren baru sadar Miyuki sudah berdiri di dekat meja Ren begitu juga dengan SeNa. "Ini sekretarisku. Miyuki Watanabe", ucap Ren. "Halo. Saya Yoon Se Na. Senang bertemu dengan Anda", sapa SeNa. "Saya Miyuki Watanabe", sapa Miyuki singkat. "Kalau begitu, saya permisi dulu", ucap SeNa sambil membungkukkan badan pada mereka berdua dan berjalan keluar kantor. "Oh. Ternyata dia Miyuki", gumam SeNa begitu keluar dari kantor. "Aigoo! Yang benar saja aku bisa menyelesaikan tugas ini. Banyak sekali" SeNa menghembuskan nafas panjang dan berjalan menuju lift.

***

"Ren, kau tidak mau pulang? Sekarang sudah jam sepuluh lewat", ucap Miyuki. "Kau pulang saja. Aku bisa pulang sendiri", jawab Ren. Miyuki menghembuskan nafas, "Baiklah. Terserah kau. Aku pulang dulu. Sampai jumpa", sapa Miyuki dan beranjak pergi. Ren tidak menyapa balik. Ia masih duduk di kursi kantornya. Sudah jam sepuluh lewat, semua karyawan sudah pulang kecuali yang shift pada malam hari. Ren masih melamun. Tadi siang ia sengaja memberi SeNa pekerjaan yang cukup banyak. Ia ingin lihat apakah SeNa benar-benar bisa. Ren mengusapkan wajahnya dan bangkit berdiri. Ia memakai jasnya. Dan keluar dari kantor. Ia merasa ngantuk dan ingin pulang. Ia berjalan menuju lift. Sekilas ia melihat ada sebuah meja disebuah ruangan yang lampunya masih menyala. Kira-kira siapa? Karena penasaran, Ren mencoba untuk melihat. Yoon Se Na, gadis itu masih sibuk dengan pekerjaannya, sepertinya ia sedang mengerjakan tugas yang diberi Ren tadi pagi. Matanya terus menatap layar monitor. Ren terus memandangi gadis itu. Sepertinya gadis itu terlihat ngantuk. Sesekali ia hampir terlelap. Rambutnya berantakan. Gadis itu tiba-tiba terbaring di atas meja, sepertinya ketiduran. Ren berjalan ke arah meja gadis itu dengan tidak bersuara. Ternyata memang benar, gadis itu ketiduran. Ren melihat layar komputer yang berada di depan kepala gadis ini. Dugaan Ren benar, gadis ini sedang mengerjakan tugas yang diberi Ren tadi pagi. Ren melihat jam dinding sekilas, sudah hampir jam sebelas. Apa Ren harus membangunkan gadis itu? Kalau gadis ini tidak pulang, temannya yang di rumah pasti khawatir. Ketika Ren hampir menyentuh pundaknya, tiba-tiba suara ponsel berbunyi. Gadis itu tersentak dan terbangun. Ren menarik tangannya kembali. "Oh. Tuan Ren", gadis itu kaget melihat Ren berdiri disamping mejanya dan segera berdiri. SeNa mematikan ponselnya sebentar. "Kenapa kau belum pulang?", tanya Ren. "Ehm, saya harus mengerjakan tugas ini", jawab gadis itu sambil menunjuk layar komputer. Ren menghembuskan nafas "Itu tidak harus dikerjakan sampai selesai hari ini", ujar Ren. Gadis itu menjadi salah tingkah "Saya rasa lebih cepat diselesaikan lebih baik", jawab gadis itu. Ren menunjuk ke arah jam dinding "Kau tidak lihat sekarang sudah jam berapa?", tanya Ren. Sudah hampir jam sebelas, "Oh tidak! Eun Soo!", gadis itu memekik. Ren tersentak. Gadis itu segera membereskan barang-barangnya. "Kau mau kemana?", tanya Ren. "Saya harus pulang", ujar gadis itu. "Cepat, biarku antar", ucap Ren. "Ehm, tidak usah. Saya bisa pulang sendiri", jawab gadis itu sambil menggoyangkan tangannya. "Cepat", kata Ren.

***

Mereka berdua berjalan ke arah parkiran mobil. Ren mengeluarkan remote mobilnya dan menekan tombol remote itu. "Masuk", ucap Ren pada SeNa. Mereka berdua masuk kedalam mobil. Ren menghidupkan mobilnya, dan memakai sabuk pengaman, begitu juga dengan SeNa. Di perjalanan, mereka tidak banyak bicara. SeNa merasa gugup. Ini pertama kalinya ia pulang diantar pria. "Dimana rumahmu?", tanya Ren pura-pura tidak tahu. "Ehm, di Jalan Hiruko", jawab gadis itu. Ren melihat gadis itu tampak kaku. Sepertinya gugup. Beberapa menit kemudian, mereka sampai di Jalan Hiruko. Ren menghentikan mobilnya di gang Jalan Hiruko. SeNa melepaskan sabuk pengamannya. "Ehm, terima kasih sudah mengantar saya", ucap gadis itu. Ren mengangguk-ngangguk. "Selamat malam", sapa gadis itu dan beranjak keluar dari mobil. Ren melihat gadis itu berjalan memasuki gang Jalan Hiruko. Kemudian, Ren memutar balik mobilnya dan pulang.

***

She's So AdorableWhere stories live. Discover now