Chaeyoung POV
Aku sudah mencoba beberapa cara agar dapat kembali ke masa depan tapi, semua gagal. Sebenarnya apa yang harus aku lakukan disini? Apa hubungan ku? Arggh ... Ini membuatku gila.
"Mama, kenapa anda terlihat sedih?"
Oh, Taehyung Orabeoni. Dia tampaknya sudah selesai berlatih, kembali aku menghela napas. Memang sebuah kehormatan aku di sini sebagai seorang Ratu namun, sangat membosankan. Aku tidak bisa leluasa kesana kemari, di ikuti oleh para dayang dan kasim sekarang pun mereka sedang menunggu dari kejauhan, terlebih melihat wajah Raja Min itu.
Semenjak dia menikah dengan Son Seung-wan yang sudah menjadi selir utama, dirinya menjadi sangat menyebalkan. Bermesraan seakan ingin membuat ku cemburu, cih. Untuk apa aku cemburu? Aku lebih cemburu kalau seseorang berhasil mengambil snack yang tersisa satu di Supermarket sebelum aku.
"Di Istana, membosankan." Aku berkata dengan jujur.
Taehyung mengangguk paham, sedetik kemudian dia menawari ku untuk bermain panah, aku jadi sedikit tertarik. Dan di sinilah kami sekarang, tempat latihan para prajurit. Aku sudah berganti pakaian yang membuatku lebih leluasa untuk bergerak. Taehyung menyerahkan beberapa perlengkapan memanah tidak lupa memasangkannya padaku. Woah, wajah kami dekat sekali ... Dia di lihat dari sudut mana pun tetap tampan ya. Pasti dia banyak di kejar oleh para wanita, siapa wanita yang dia sukai ya? Aku penasaran.
"Orabeoni, aku siap," ucapku, setelah berucap begini pasti dia akan bicara informal. Aku lebih suka begitu daripada di panggil Ratu.
"Baiklah, Jayeong. Aku akan mengajari cara memanah."
Taehyung mengambil busur panahnya kemudian mempraktekkan padaku, "pertama lakukan sikap berdiri lalu pasang anak panah, kedua mengangkat busur untuk letak jari dan tangan mu seperti ini, ketiga menarik tali busur, kemudian menjangkarkan lengan penarik, lalu menahan sikap panahan, membidik dan terakhir melepas tali busur."
Tanpa di duga, anak panah Taehyung berhasil menancap papan sasaran dengan cepat dan mulus, membuat ku tercengang dan kagum melihatnya. Padahal dia sedang menjelaskan.
"Keren sekali, Orabeoni!" puji ku memberikan dua jempol padanya, dia tersenyum malu-malu.
"Sekarang kau coba."
Aku mengangguk kemudian melakukan apa yang ku pelajari tadi, aish. Tidak tepat sasaran, sudah dua kali aku mencoba. Taehyung tetap memberi semangat dan yakin aku bisa melakukannya. Semangatnya membuat ku menjadi lebih yakin, dan benar saja aku berhasil.
"Wah, hebat sekali. Aku bahkan awal belajar baru dua puluh kali baru bi—" ucapan Taehyung terpotong karena aku memeluknya dan membawanya berputar-putar juga berlompat kecil.
Uh, aku berhenti tersadar apa yang telah di lakukan. Ini kebiasaan ku jika terlalu senang, Taehyung menutup wajah dengan kedua tangannya, seperti malu. Dia Panglima perang, dan aku mengajaknya berlompat dan berputar. Ya pasti kejadian memalukan apalagi di lihat orang-orang termasuk Dayang dan Kasim.
"Maaf, Orabeoni," kata ku pelan.
Taehyung menatap ku dengan wajah yang memerah, dia berkata aku tidak melakukan kesalahan apapun, lalu meminta izin untuk pergi. Wah, wajah memerahnya itu ... Seperti akan meledak.
*.*.*
Yoongi POV
"
Jeonha, apa ada gulungan yang harus saya bawakan lagi?"
Aku mendongak, melihat Kasim Wang membawakan banyak gulungan yang di pinta. Kasim segera meletakkan gulungan itu di samping dan pergi setelah mengetahui tidak ada yang di bawa lagi. Mari kembali fokus pada pekerjaan, aku harus menandatanganinya.
Omong-omong ... Akhir-akhir ini Ratu Jayeong tidak terlihat, entah dia yang menghindari ku atau memang kami selalu melewatkan kesempatan bertemu, aku penasaran apa yang dia ucapkan pada Seung-wan tempo hari. Semenjak kami resmi menikah, Seung-wan selalu melarang ku untuk menemui Ratu, di tanya alasannya dia berkata cemburu.
Tapi, aku yakin Seung-wan di ancam olehnya. Jayeong sama persis seperti Ibu suri Agung, baik di depan tapi di belakang dia membunuh Ayahku yang dulunya juga seorang Raja, Ibu mendengar dengan jelas Nenek sihir itu menyuruh salah satu pelukis meletakkan racun pada minuman Ayah, tetapi malah Ibu yang kena tuduh saat Raja mati ketika mereka sedang berdua.
Nenek sihir itu pasti iri karena tidak ada keturunannya yang bisa menjadi Raja, lalu dia ingin berkuasa dengan membunuh Ayah tetapi, dia lupa ada aku Putra Mahkota yang masih hidup. Wajahnya aku sangat ingat begitu masam, ketika acara resmi pelantikan Raja. Dan tidak ku sangka dia menggunakan satu cara lagi, yaitu Jayeong yang berasal dari klan nya dengan menjadikan wanita itu menjadi Ratu.
Rencananya memang berhasil, sayangnya aku juga akan membuat Jayeong tunduk pada ku dan melawan Nenek sihir itu sendiri atau lebih mudahnya aku akan membunuh wanita itu secara rapat-rapat dan rahasia. Nanti Jayeong akan di kabarkan menghilang saat ingin berkunjung ke rumah Ayahanda. Haha, bukankah itu rencana yang bagus?
Suara teriakan membuatku terganggu, apa itu Jayeong lagi? Entah apa yang dia buat kali ini, semenjak hilang ingatan dia jadi memuakkan. Berteriak, berlari seperti Ratu yang tidak terdidik. Aku bahkan masih kaget dia melempar batu dan menendang tempo hari, bisakah dia dan Nenek sihir itu mati saja? Agar tidak menyusahkan ku.
"Astaga, lihatlah mereka berpelukan. Bukankah Ratu dan Panglima Kim tidak seperti sepupu? Mereka lebih cocok menjadi pasangan."
Bisik-bisikan Pelayan bisa ku dengar, aku meletakkan pena tinta kasar ke meja membuat semuanya ketakutan. Aku mencari sumber asal suara teriakan itu dan menemukan Ratu dan Panglima Kim sedang berpelukan berlompat seperti anak kecil di tempat latihan khusus prajurit. Mereka sedang berlatih memanah (?) Pantas saja ribut, sudah dewasa tetapi berperilaku kekanakan.
Mata ku tertuju pada tangan Panglima Kim yang memeluk erat pinggang Jayeong ketika mereka berlompat, Jayeong sendiri pun memeluk leher lelaki itu.
"Raja Min, saya sangat dan hanya mencintai anda. Tidak ada lelaki manapun yang bisa menyentuh saya kecuali anda, oleh karena itu tolong cintai dan jangan membenci saya, anda adalah cinta pertama saya."
Tiba-tiba aku teringat perkataan Jayeong ketika kami pertama kali bertemu , tidak ada lelaki yang bisa menyentuhnya kecuali aku? Aku tertawa pahit, lalu di depan mataku ini apa? Dia jelas-jelas memeluk lawan jenis, ada apa denganku? Perasaan ku menjadi tidak nyaman dan rasanya kesal sekali melihat mereka berdua berpelukan begitu.
~To be countinued
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen {Yoonrose}
FanfictionPark Chaeyoung, yang sedang mengunjungi museum melihat lukisan-lukisan Raja dan Ratu sebelumnya tiba-tiba saja masuk ke dalam lukisan dan berada di zaman kerajaan Pemerintahan Raja Min Yoongi, Raja yang terkenal kejam dan tidak punya perasaan, Chaey...