The Queen 10

1K 178 19
                                    

Author POV

Chaeyoung memutar bola matanya dengan malas berhadapan dengan Raja Min, setelah bermain panahan bersama Panglima Kim dia di pinta menemui di Paviliun. Orang yang memanggil malah fokus membaca buku, lalu untuk apa dia di panggil kemari?

Lebih baik Chaeyoung pergi saja kalau begitu.

Omong-omong tempat ini adalah tempat di mana ia bersujud pada Raja Min, takut di penggal telah melakukan kesalahan. Akan tetapi, pria itu bersikap aneh berkata baik-baik saja dan malah memeluk tubuhnya kala itu. Kasim memberitahu bahwa Ratu telah datang, Raja menutup bukunya dan tersenyum pada Chaeyoung membuat wanita itu merinding bukan main.

Tampaknya Raja Min jika berada di Paviliun menjadi gila.

"Selamat siang, Ratu."

Tidak mendapat sapaan balik, Raja Min mendekati Ratu. "Kau tidak membalas salam, apa kau marah karena aku tidak terlalu menghabiskan waktu denganmu? Maafkan aku, Ratu."

Chaeyoung dengan wajah masam berkata dalam hati, "hih, tidak tuh. Aku malas bertemu denganmu."

Melihat wajah masam Ratu, Raja Min terkekeh pelan.

"Ternyata marah padaku, agar marah mu menghilang bagaimana kalau kita jalan-jalan sekitar istana?"

Raja dan Ratu berdua tengah berjalan-jalan, Para pelayan hanya bisa melihat keduanya dari jauh atas perintah Raja Min. Hanya Kepala Dayang dan Kasim yang boleh mengikuti, kembali pelayan itu bergosip mengenai Raja Min yang tampaknya cemburu setelah melihat Ratu berpelukan dengan Panglima Kim, oleh karena itu mengajak Ratu untuk berduaan.

"Ingat reaksi Raja saat tahu? Dia tertawa dan memasang wajah kesal," ucap salah satu pelayan.

"Ya, benar. Dia terlihat menyeramkan tetapi, ternyata seperti kucing yang marah takut makanannya akan di ambil. Itulah mengapa dia segera memanggil Ratu kemari, pasti cemburu."

"Ternyata Raja kita manis juga, ya?"

Semua berhenti ketika di tegur terlalu ribut, mari kita fokus pada Raja dan Ratu. Sudah sekitar sepuluh menit mereka berjalan tidak saling bicara, hingga hujan turun. Padahal sebelumnya cuaca sangatlah cerah, seakan mendukung perasaan Chaeyoung.

Kepala Kasim dengan gerak cepat memayungi Raja Min, begitu pula Dayang Lee yang turut melakukannya pada Chaeyoung. Namun, wanita itu menolak.

"Kau bisa sakit, Ratu."

"Hujan tidak akan membuat ku sakit, payah sekali hujan begini kau memakai payung, dasar Kucing."

Kembali Chaeyoung berjalan, merasa tidak terima dengan ucapan barusan di sebut kucing Raja menyuruh Kasim berhenti memayungi. Dia mengikuti Chaeyoung tidak memakai payung yang tentu saja membuat Dayang dan Kasim panik, jika mereka berdua sakit siapa yang akan mengurus Kerajaan ini.

Chaeyoung yang mendengar suara langkah kaki mendekat berbalik menghadap Raja, sembari berjalan mundur dia bersuara.

"Hoo ... Ternyata bukan kucing, ya."

Dia tersenyum mengejek, Raja Min hanya diam. Padahal jelas sekali wanita itu tengah mengejek dirinya tetapi, kenapa dia menyukai senyuman itu?

*.*.*

"Seung-wan, apa kau ingin menjadi Ratu?"

Seung-wan melirik Ibu suri, mereka berdua sedang minum teh di ruangan, melakukan hubungan antara menantu dan Ibu mertua.

"Apa maksud Ibu Suri?" tanya Seung-wan berpura-pura tidak mengerti.

"Ratu, kau lebih tepat mengisi tempat itu daripada Jayeong."

"Saya tidak tertarik, Ibu. Asalkan saya di cintai oleh Raja saja cukup untuk berada di Posisi ini."

"Kau akan menelan ludah mu sendiri jika berkata seperti itu, kau yakin kau satu-satunya di cintai oleh Yoongi selamanya? Seung-wan, kau begitu polos. Jayeong bisa saja membuat putraku membuang 'mu dengan merayunya, meski Yoongi berkata dia tidak akan terjatuh di dalamnya pasti suatu saat dia terbuai oleh rayuan itu dan kau di buang begitu saja."

Hanya diam, itu yang di lakukan Seung-wan. Perkataan Ibu suri memang ada benarnya, tidak mungkin ia satu-satunya wanita yang di cintai Yoongi. Pasti suatu saat pria itu jatuh cinta dengan wanita lain dan contoh besar adalah Ratu, meski Yoongi juga berkata hal demikian dan membenci Ratu. Tetap saja benci bisa menjadi cinta. Tidak, Seung-wan harus lebih percaya pada Yoongi, sudah sering dia mendengar lelaki itu berkata mencintainya, bahkan memilihnya menjadi Selir yang dimana lebih banyak wanita yang cocok di posisi tersebut. Alhasil Seung-wan tidak berbicara apa-apa sampai akhirnya dirinya memutuskan untuk kembali ke ruangan.

Ibu suri menghela napas kasar, dia tidak bisa membujuk Seung-wan untuk bekerja sama dengannya untuk menyingkirkan Ibu suri Agung dan Ratu Jayeong.

Keluar dari ruangan tidak sengaja Seung-wan menemukan dua sosok berjalan saat hujan turun. Raja dan Ratu, entah kenapa ada rasa terbakar dalam hati Seung wan ketika melihatnya. Terlebih ketika Jayeong begitu lepas tertawa melihat Raja mengacungkan kedua jari tengah, itu adalah simbol baru perpisahan yang di buat Ratu dan banyak yang menggunakannya, sampai Raja juga.

Melihat tatapan Raja kepada Jayeong membuat Seung-wan merasa terancam dan tidak suka, padahal Ratu berbicara seolah tidak mencintai Raja dan menyuruhnya agar Raja terus bersama Seung-wan. Tetapi, diam-diam Jayeong menghabiskan waktu bersama Raja Min di belakangnya. Dasar munafik, semakin Seung-wan tidak menyukai Ratu Jayeong.

~To be countinued

The Queen {Yoonrose}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang