The Queen 13

1K 190 30
                                    

.
.
.
.
.
.

Sebuah keberuntungan Chaeyoung berhasil menemukan Jimin yang juga mencarinya seharian, lelaki itu mengomeli habis-habisan, katanya mungkin bisa menangis darah jika tidak kunjung ketemu. Padahal semua salah Jimin sendiri menggoda para wanita sebelumnya.

Akhirnya mereka bisa kembali ke istana, Si Yeon begitu senang mengetahui Chaeyoung dan Jimin datang sebelum kepala Dayang Lee, entah apa yang akan terjadi jika Si Yeon ketahuan berpura-pura menjadi Ratu.

"Mama, saya senang anda kembali."

Chaeyoung mengangguk, ia mendekap Si Yeon. "Iya, maaf aku lama. Banyak yang ingin aku ceritakan padamu selama di festival tadi."

Kepala Dayang Lee kembali tepat saat Si Yeon dan Chaeyoung selesai berganti pakaian.

"Saya telah kembali, Mama."

"Bagaimana festival nya?" tanya Chaeyoung, berbasa-basi.

"Lebih meriah daripada tahun kemarin, saya membawakan Mama oleh-oleh." Dayang Lee mendekat, menyerahkan satu kotak berisi kue kering.

"Uwahh, enak sekali."

"Mama ...  Sebenarnya saya merasa bingung, saat di festival tadi saya melihat wanita mirip sekali dengan anda."

Chaeyoung yang pada saat itu sedang memakan kue kering, dia langsung membulatkan matanya dan tersedak setelah Dayang Lee berucap, Si Yeon segera mengambil air putih menyerahkannya pada sang Ratu.

"Ohh, begitukah? Mungkin mirip saja!" kata Chaeyoung.

Dayang Lee merasa aneh dengan gelagat Ratu, namun beliau tidak terlalu memikirkannya. Chaeyoung menghela napas lega ketika Dayang Lee dan Si Yeon keluar dari ruangan, hampir saja ketahuan. ia merebahkan diri, kelelahan akibat kesana kemari sepanjang hari. Hari ini cukup menyenangkan meski ia mengalami kesialan dan hal memalukan, tapi. Ia senang bisa mengenal Jungkook, orang yang ia temui selain penghuni kerajaan.

Jungkook sedang apa sekarang? Apa tengah menidurkan Yunki lagi? Orang tersebut benar-benar ajaib, hal mustahil bisa membuat seekor Ayam tidur, tapi. Ia bisa melakukannya dengan mudah, Chaeyoung saja sampai takjub.

Setelah beberapa jam berlalu Chaeyoung tidak bisa tidur, ia memilih keluar mencari udara segar. Lagipula semua orang telah tidur jadi dia bebas, ia pergi ke jembatan di tengah danau Kim yang ada di istana. Matanya mendongak ke atas menatap bulan bersinar begitu terang malam ini, nampak indah.

Di sisi lain saat semua orang telah tertidur, terdapat juga seseorang tengah terjaga selain Chaeyoung. Di tengah malam yang hening terdengar suara hunusan pedang yang gemerincing. Siapa lagi kalau bukan Raja Min, bermain pedang di aula utama istana. Ia mulai menyilangkan pedang nya, memutar badan, mengangkat kaki kanan dan menendang angin dengan kuat, memutar badan lagi, dan mengayunkan pedang ke depan, seolah tengah menusuk perut lawan.

Ketika sudah puas, Raja Min kembali memasukkan pedang ke sarung. Lalu pergi keluar, sorot matanya tertuju pada sosok seorang wanita berada di jembatan kecil. Ia menatap begitu seksama mengenali siapa orang tersebut.

Orang itu ternyata adalah Ratu, kenapa bisa keluar sendiri tanpa di temani Dayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang itu ternyata adalah Ratu, kenapa bisa keluar sendiri tanpa di temani Dayang. Itulah yang ada di pikiran seorang Raja Min. Wanita itu mendongak ke atas membuatnya turut mengikuti, dan tetes air hujan mengenai ujung hidung dan bibir atasnya.

Tak lama kemudian, hujan menjadi deras. Membuat lelaki itu langsung menatap Ratu tengah kehujanan, bukannya lari menghindar Ratu tersenyum sembari menutup mata menikmati tetesan air hujan yang mengenai wajahnya, membentangkan tangan dan berputar-putar. Raja Min terkekeh melihatnya.

"Dasar aneh," ucapnya, ia memutuskan kembali ke ruangannya. Tidak ingin memedulikan Sang Ratu tengah kehujanan disana.

Chaeyoung berhenti berputar ketika ada seseorang yang tengah memayunginya, awalnya ia pikir orang tersebut adalah Si Yeon ternyata tebakannya salah, Raja Min. Kenapa lelaki itu kembali muncul di hadapannya, padahal dia sedang asik menikmati hujan.

"Ada apa kau kemari?" tanya Chaeyoung acuh.

"Kau bisa sakit, siapa yang akan menemaniku saat rapat jika Ratu jatuh sakit karena kehujanan."

Heol, bertingkah aneh lagi. Chaeyoung merinding mendengarnya.

"Aku tidak akan sakit karena hujan, kau itu—"

Raja Min tiba-tiba membuang payung ke danau, ikut kehujanan. "Ya sudah, kalau begitu," Potongnya. "Dan, dengar. Aku bukan kucing. Jangan samakan aku dengan hewan lemah itu."

Wanita itu memiringkan kepala heran, kenapa Raja Min bisa menebak yang akan di ucapkannya? Dan kenapa pria itu malah membuang payung ke danau.

"Astaga, kenapa kau buang payung itu?"

"Kau tidak mau memakainya, jadi aku buang saja. Membuatku lelah saja membawanya kemari."

Siapa juga yang menyuruhmu, cibir Chaeyoung dalam hati.

"Pergi sana, datangi selir mu itu. Aku masih ingin lama disini."

"Kau cemburu?"

"Untuk apa aku cemburu? Jika kau masih disini biar aku saja yang pergi," ucapnya, melewati dan meninggalkan pria itu.

Raja Min berbalik, menghampiri dan menarik tangan Chaeyoung hingga tubuh mereka menjadi lebih dekat dari sebelumnya menghancurkan jarak kecil yang tadi di cipta. Hingga Chaeyoung mampu merasakan hembusan napas lelaki itu menerpa wajahnya. Raja Min begitu dekat bahkan sangat dekat hingga membuat detakan jantungnya menjadi tak terkendali. Ia mendongak hingga tatapan mata mereka beradu. Kedua mata sipit dengan iris hitam kecoklatan itu menatapnya lekat.

"Jaeyong," panggil Raja Min, memegang kedua pipi sang Ratu.

Detik kemudian, ia menyatukan bibir mereka berdua ketika wanita tersebut memejamkan matanya. Ciuman itu begitu lembut dan hangat.

"Mama! Jeonha!"

Terdengar suara teriakan tengah mencari mereka, para Dayang dan Kasim panik mengetahui Ratu dan Raja tidak ada di kamar masing-masing. Chaeyoung membuka mata baru sadar apa yang tengah ia lakukan sekarang, segera mendorong tubuh Raja Min hingga ciuman itu kini terlepas.

Raja Min hanya menyeringai, lebih tepatnya seringai itu di berikan pada seseorang tengah memperhatikan mereka sejak tadi. Jenderal Kim, lelaki tersebut mengepal erat tangannya merasa marah dengan yang sedang ia lihat, langsung pergi meninggalkan mereka. Entah kenapa melihat itu Raja Min merasa puas.

"Mari kembali, mereka sudah mencari kita," setelah berkata seperti itu, Raja Min pergi lebih dulu, meninggalkan Chaeyoung dengan pipi memerah merona.

~To be countinued

Tumben banget ya update lagi, biasanya bisa 1 atau 3 bulan berlalu baru update wkwkwk. Doain aja ngetik cerita ini lancar terus biar bisa tamat, soalnya kalo aku buntu ya bakal di Unpub 😂

Seneng cerita ini udah 1 ribu vote dan 4 ribu lebih yang baca. Juga, masih nggak nyangka banyak yang nungguin update 😢 Apa sih yang bikin kalian suka baca cerita ini? Dan kalian berharap ending apa? Hehe, mau tahu aja.

Makasih buat yang udah vote dan komen cerita ini, Luv you all 🤗

The Queen {Yoonrose}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang