.
.
.
.
.Keesokan harinya.
Chaeyoung membuka mata perlahan-lahan, berharap ketika ia membuka mata berada di kamar tersayangnya dan semua yang di alaminya adalah mimpi, namun, dia masih di tempat yang sama.
"Ini sama sekali bukan mimpi, aku memang melakukan perjalanan waktu. Bagaimana cara kembali ke masa depan?"
"Mama, anda sudah bangun."
Chaeyoung menatap Dayang bernama Si Yeon, haruskah ia bertanya apa yang terjadi pada Ratu Jayeong sebelumnya?.
"Si Yeon, apa yang terjadi padaku sebelumnya? Ketika aku bangun kau berkata akhirnya aku sadar."
"Anda terjatuh dari pohon saat ingin menyelamatkan seekor kucing, kepala anda terbentur mengakibatkan tidak sadar selama beberapa hari. Ternyata benturan itu membuat anda hilang ingatan, saya sangat sedih."
"Dimana pohon itu berada?"
*.*.*
Pohon yang cukup besar dan tinggi, melihatnya saja membuat Chaeyoung tak berani untuk naik, jatuh karena ingin menyelamatkan kucing. Padahal orang ini adalah calon Ratu, bisa saja sebenarnya menyuruh orang lain untuk menyelamatkannya. Memang Ratu yang baik.
"Mama!" teriak Dayang Si Yeon panik saat Chaeyoung mulai menaiki pohon.
"Jangan khawatir," ucap Chaeyoung. Akan tetapi, dia terjatuh akibat ranting pohon patah ketika di pijak.
Chaeyoung memejamkan matanya kuat-kuat takut merasakan sakit, sama sekali tidak sakit. Dia di tangkap dan kini tengah di gendong.
"Anda seharusnya tidak boleh menaiki pohon itu! Bagaimana kalau sesuatu terjadi pada anda lagi?"
"Oh, aktor tampan." sapanya.
"Dayang Si Yeon, mengapa kau membiarkan Mama menaiki pohon kembali? Kau mau di hukum cambuk eoh?"
"Jangan berani hukum Si Yeon, ini kesalahanku. Aku melakukannya karena ingin mengembalikan ingatanku kembali."
"Tapi tidak begini caranya, anda bisa melukai diri kembali."
"Ya, aku sudah sadar dan tidak akan melakukannya lagi."
"Syukurlah," kata Jenderal Kim, ia menurunkan Chaeyoung. "Saya bisa membantu ingatan anda kembali."
"Benarkah? Bagaimana?"
"Mari kita jalan-jalan sambil berbincang."
Mereka berdua pun jalan-jalan di sekitar Istana di ikuti oleh para Dayang dan Kasim.
"Saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dulu, Saya merupakan sepupu anda, dan kita berteman semenjak kecil."
"Oh ya?"
"Ya, dan anda selalu memanggil saya Orabeoni."
"Orabeoni."
"Jika kau sudah memanggilku Orabeoni maka aku akan berbicara santai padamu, itu adalah perjanjian kita dan kau yang membuatnya, itu agak lucu, haha," kata Jenderal Kim. "Aku tidak sangka kau akan menikah dan menjadi seorang Ratu, Jayeong-ah. Dalam mataku kau masih anak manja yang terus merengek dan menempel padaku. Waktu berlalu begitu cepat."
Ketika mereka sedang asik berbincang seorang Kasim mendekat dan memberitahu bahwa Ratu di minta oleh Raja untuk bertemu di paviliun. Chaeyoung pun mengikutinya sedangkan Jenderal Kim menatap kepergian wanita tersebut.
Dirinya masih ingat, betapa bahagianya Jayeong mengumumkan bahwa dia resmi terpilih menjadi Ratu dari semua calon Ratu yang ada. Sejak awal Jayeong menggagumi dan mencintai Raja Min, sebelum menjadi Ratu pun ia terus memandang pria itu dari kejauhan. Sebenarnya Jenderal Kim tidak menyukai fakta bahwa Jayeong akan menikah dengan Raja Min.
Dia mengetahui Raja Min yang mencintai wanita bernama Seung-wan, kabarnya sebentar lagi wanita itu akan menjadi selir. Ia tidak ingin Jayeong sedih setelah menikah dan perasaanya selalu tersakiti melihat Raja Min bersama Seung-wan. Dirinya tidak suka akan hal itu.
*.*.*
Chaeyoung meneguk air liurnya ketika sedang berhadapan dengan Raja Min. Tatapan pria itu seakan ingin membunuhnya.
"Kau akan ..."
"Maafkan saya, Jeonha!"
Raja Min mengedipkan mata beberapa kali melihat Ratu Jayeong tengah bersujud padanya meminta maaf. Para Dayang dan Kasim pun terkejut melihatnya.
"Kau merasa bersalah setelah melempar batu padaku, huh?" tanya Raja Min, dirinya tertawa.
"Tidak juga, ini agar kepalaku tidak di penggal oleh dirimu yang kejam." Gumam Chaeyoung.
"Bangunlah ... Tidak pantas wanita yang akan menjadi Ratu Negeri ini bersujud padaku, besok kita akan menikah."
"Oh, baiklah."
Chaeyoung kembali duduk.
"Aku mengerti mengapa kau melempar batu, kau tidak mengenali diriku yang seorang Raja, katanya kau hilang ingatan? Aku bersedih soal itu." Raja Min berdiri dan menghampiri Chaeyoung lalu memeluknya. "Aku senang kau yang menjadi Ratuku, kau itu sangat cerdas dan berbakat dan aku sangat suka, aku yakin ingatanmu tentang kita pasti akan kembali seiring waktu. Aku akan membantu mengembalikannya, jangan khawatir."
Dahi Chaeyoung mengeryit heran, senang? Padahal kemarin pria itu mengatakan mengapa Jayeong yang terpilih dari semua calon Ratu, Raja Min juga menyebutnya cerdas dan berbakat, padahal dia di sebut bodoh selama empat kali, apa yang terjadi pada Raja Min Yoongi ini? Apa kepribadiannya berubah setiap hari?.
Para Dayang dan Kasim tersenyum melihat dua orang itu, Raja memang mencintai Ratu mereka! Sedangkan Raja Min menghela napas, wajahnya datar tak ada senyuman sedikitpun ketika memeluk Chaeyoung, entah apa yang akan terjadi selanjutnya setelah mereka menikah.
~To be countinued
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen {Yoonrose}
Fiksi PenggemarPark Chaeyoung, yang sedang mengunjungi museum melihat lukisan-lukisan Raja dan Ratu sebelumnya tiba-tiba saja masuk ke dalam lukisan dan berada di zaman kerajaan Pemerintahan Raja Min Yoongi, Raja yang terkenal kejam dan tidak punya perasaan, Chaey...