.
.
.
.
.
.
.Cuaca yang awalnya cerah kini berubah menjadi mendung, seakan mendukung situasi menyedihkan seorang Jeon Jungkook sebentar lagi di hukum mati, Gong mulai dipukul menandakan hukuman akan terlaksanakan, Raja, Ratu, Ibu suri beserta Ibu suri Agung, Para pejabat, dan bagian penting Kerajaan lainnya kini berkumpul di Aula Istana Gyeongbokgung tuk menyaksikannya secara langsung, Jungkook yang dibawa paksa telah berganti pakaian putih menandakan bahwa jiwa yang telah kotor akan kembali suci setelah di hukum mati.
Jungkook kembali berlutut menghadap semua orang, kondisinya sekarang amatlah menyedihkan. Wajah penuh lebam dan tubuhnya menjadi lebih kurus dari sebelumnya, kini tangannya di ikat ke belakang agar tidak bisa pergi kemana-mana.
"Jeon Jungkook, yang merupakan Putra dari Jeon Junghyun. Seorang pelukis ternama yang menjadi Pengkhianat Kerajaan yang telah membunuh Raja sebelumnya dengan menaruh racun ke dalam minumannya, oleh karena itu satu keluarga Jeon di hukum, namun. Jeon Jungkook berhasil kabur dan kembali di temukan. Sekarang hukuman matinya akan di laksanakan secara resmi," ucap seorang Hakim membaca sebuah gulungan kertas.
"Apa ucapan terakhir yang akan anda ucapkan?" tanya sang hakim, matanya menatap jijik pada Jungkook.
Jungkook terdiam sebentar, pandangannya tertuju kepada Ibu suri dan tersenyum kecil.
"Ayah saya tidak bersalah, beliau bilang kepadaku sebelum tiada bahwa beliau kebetulan melihat apa yang dilakukan Ibu suri, Ibu suri yang meracuni Baginda Raja lalu menjebak dan menuduh keluarga kami karena Ayah saya melihatnya. Ayah, Ibu, kakak dan saya sendiri adalah tumbal dari semua ini."
"Omong kosong!" marah Ibu suri, beliau langsung bangun dari duduknya membantah hal tersebut hingga semua orang menjadi heboh melihat situasi, mereka saling berbisik dan bertanya-tanya apakah ucapan yang dikeluarkan oleh pemuda Jeon itu benar.
"Itu benar, bahkan sampai saya mati menjadi hantu dan menghantui kalian semua pun ucapan saya adalah benar." ucap Jungkook dengan nada yakin dan tidak ada keraguan di matanya.
"Hakim, segera laksanakan hukumannya!"
"Baik, Ibu Suri," sahut Hakim, beliau melirik algojo tuk segera melakukan hukuman penggal kepala pada Jungkook.
"Biar aku saja yang melakukannya," ucap Raja Min akhirnya bersuara setelah diam sedari tadi.
Raja Min beranjak berdiri dari tempat duduknya, kini dirinya menjadi pusat perhatian. Ibu suri tersenyum bangga berpikir Raja Min sedang membela dan menghukum Jungkook itu untuk beliau, Ibu suri pun kembali duduk dan tidak sabar melihat adegan yang menarik.
"Kasim Wang, bawa pedangku kemari." titah Raja Min, segera kasim Wang menghampiri dan membawakan apa yang di inginkan oleh sang Raja.
Raja Min pun mengeluarkan pedang itu dari sarungnya. Di bawah sinar matahari pedang itu nampak mengkilat, terlihat begitu tajam. Gagang dan sarungnya berwarna hitam legam dan emas yang terukir indah. Sambil berjalan, tatapan Raja Min lurus ke depan hingga akhirnya ia berhadapan dengan Jungkook.
Jungkook menatap begitu dalam Wajah Raja Min saat ini, dia pikir Raja Min tidak akan melakukan yang di pintanya. Raja Min nampak berwibawa namun di depan Jungkook matanya terlihat berkaca-kaca, tatapannya penuh kesedihan dan rasa menyesal, melihat itu ingin rasanya Jungkook tertawa dan meledeknya namun, tentu saja situasi nya tidak tepat tuk sekarang.
Wajah Jungkook menjadi datar setelah Raja Min mengucapkan sesuatu tanpa bersuara, detik kemudian lalu tersenyum memahami maksudnya dan tak butuh waktu lama sebuah ayunan pedang memenggal kepala. Semua orang memejamkan mata tak sanggup melihat bagaimana kepala itu terpenggal dari bagian tubuh, Chaeyoung sendiri lebih memilih meninggalkan tempat bersama Si Yeon dan Dayang Lee sebelum itu terjadi
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen {Yoonrose}
FanfictionPark Chaeyoung, yang sedang mengunjungi museum melihat lukisan-lukisan Raja dan Ratu sebelumnya tiba-tiba saja masuk ke dalam lukisan dan berada di zaman kerajaan Pemerintahan Raja Min Yoongi, Raja yang terkenal kejam dan tidak punya perasaan, Chaey...