The Queen 17

756 155 17
                                    

.
.
.
.
.

Kini hari yang di tunggu-tunggu telah tiba, dimana festival akan di laksanakan. Chaeyoung merasa dirinya sangat beruntung bisa melihat budaya tradisional, tari-tarian, ritual shaman, drama topeng, dan menonton Parade secara langsung di masa Kerajaan.

Apalagi jika hal menyangkut makanan maka ia yang paling semangat, kue beras dan minuman dari buah ceri begitu enak hingga membuatnya tersentuh. Raja yang sedari duduk di sampingnya terus memperhatikan tingkah laku Chaeyoung, tertawa kecil ketika air mata wanita itu keluar akibat sangat menyukai kue beras buatan koki kerajaan hingga terus memuji.

"Ratu, sebaiknya kau jangan banyak makan. Sebentar lagi pertandingan memanah akan di mulai."

Chaeyoung menatap Raja Min, keningnya berkerut. Apa hubungannya makan dengan pertandingan?.

"Memang kenapa?"

"Aku hanya takut akibat banyak makan kau jadi melambat dan kalah lincah dengan Seung-wan."

"Hei! Lihat saja aku akan menang," sahut Chaeyoung kesal.

Raja Min kembali tersenyum, kali ini senyuman menantang. "Oh ya? Omong-omong apa kau tahu? malam ini Raja dan Ratu akan tidur sekamar, bagaimana kalau lakukan taruhan? Jika menang kau tidak perlu melakukannya."

Mereka akan tidur sekamar lagi? Chaeyoung meneguk air liurnya secara paksa. Semakin Chaeyoung takut ketika Raja Min bilang akan melakukan sesuatu jika kalah, tidak akan ia biarkan hal itu terjadi!.

Dan kini Chaeyoung dan Seung-wan juga beberapa putri bangsawan lainnya berbaris menghadap Ibu suri Agung membacakan peraturan selama pertandingan. Pertama, tentang beberapa hewan yang harus di buru dari paling kecil hingga paling besar. Lalu pemenangnya adalah siapa hewan buruannya paling banyak. Waktu pertandingan sebanyak dua jam. Terakhir, Ibu suri agung memberi selamat dan semangat akan di laksanakan pertandingan.

Semua yang bertanding segera berpencar menuju hutan, Chaeyoung berjalan dengan hati-hati sambil memegang busur dan anak panahnya.  Ia takut target buruannya lari karena menyadari adanya manusia di sekitarnya. Apalagi, target yang Chaeyoung incar adalah seekor kelinci atau rusa hutan.

Duk!!!

Seseorang melempar batu kecil, kemudian melemparkannya ke dedaunan pohon yang lumayan lebat. Seketika itu beberapa ekor burung berhamburan keluar dari persembunyiannya.

"Ratu, panah mereka!" seru orang itu membuat Chaeyoung gelagapan tidak siap.

Chaeyoung mendongak ke atas dan begitu banyak burung beterbangan di sekitar pohon itu. Syutt ... Di lepaskan  anak panahnya ke arah burung-burung itu. Anak panah Chaeyoung berhasil melesat, tapi tidak mengenai satu burung pun.

Chaeyoung melorotkan kedua bahunya. Kemudian ia memandang seseorang yang kini tertawa begitu hebat.

"Jisoo Eonnie? Kenapa kau bisa berada disini?" herannya.

"Aku juga ikut pertandingan ini, apa aku lupa memberitahumu? Hahaha, lucu sekali cara terkejutmu tadi, panah mu meleset semua."

"Eonnie mengejutkan ku, aku mana siap menembak burung-burung itu," keluh Chaeyoung. Jisoo semakin tertawa akan hal lucu itu.

"Maaf, maaf. Sebagai gantinya bagaimana kalau kita bekerja sama mencari hewan buruan?"

The Queen {Yoonrose}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang