13❣

63 11 4
                                    

Bab 13 : Komitmen

Pagi ini seperti biasa Sena dan Jissa sibuk dengan persiapan kerjanya masing-masing, tapi ada sedikit yang berbeda dengan Sena. Gadis itu lebih semangat menyiapkan sarapan daripada berkas pekerjaannya.

"Kayaknya ntar siang bakal ada hujan angin deh seorang Arsena mau menyiapkan sarapan," cibir Jissa. Karena memang Sena sangat jarang membuat sarapan, selalu Jissa yang menyediakan itu. Bukan malas, Senanya saja yang minder ia merasa masakannya tidak enak.

"Jangan gitu dong Kak, gue lagi usaha ini." Sena mendumal sambil menyediakan nasi goreng seafood untuk dirinya, Jissa juga Ardan.

Jissa hanya terkekeh. Namun, di dalam hatinya Jissa sangat bersyukur melihat perubahan pada sikap Sena. Adik sepupunya tersebut seperti tengah kasmaran. Sejak bangun tidur Sena terus menampakan wajah bahagianya.

Jam yang terpajang di dinding ruang tengah sudah menunjukan pukul setengah tujuh. Jissa menatap sendu wajah Sena yang tampak gelisah campur kesal.

"Lo udah bilang Ardan kan mau ngajak dia sarapan dulu hari ini Sen?"

"Udah, tapi chat gue nggak di jawab Kak."
Sena menghela napasnya dengan berat seraya menatap nanar satu piring nasi goreng buatannya untuk Ardan. Sedangkan untuknya dan untuk Jissa sudah habis.

"Sibuk kali, ayo gue aja yang anter," ucap Jissa. Keduanya sudah sarapan bahkan sudah rapih dan siap berangkat kerja, hanya saja sejak tadi Sena bersikukuh ingin menunggu Ardan.

"Ya udah deh Kak anter gue ke Kantor." Terlihat jelas raut wajah kesal Sena saat mulai beranjak meninggalkan ruang makan. Sena tidak tau apa alasan Ardan mengacuhkan pesan serta ajakannya hari ini, padahal ia sudah semangat menyambut Bossnya tersebut.

Jissa lebih dulu memasukan nasi goreng buatan Sena kedalam kotak makan, daripada terbuang ia pikir lebih baik dibawa ke Kafe.












***

Sepanjang perjalanan Sena banyak diam, Jissa juga jadi sungkan untuk mengajaknya berbincang. Jissa faham Sena sedang kesal, ia memilih untuk fokus mengemudi saja.

Empat puluh lima menit dalam perjalanan akhirnya Jissa dan Sena sampai di halaman kantor ARJ Design.

Sebelum turun dari mobil, Jissa dan Sena melihat mobil mewah Ardan sudah terparkir rapih di tempat biasanya.

"Kak ntar sore jemput gue lagi ya," ucap Sena.

"Iya. Mau gue anter sampe ruangan nggak?"

"Nggak usah, gue bisa jalan sendiri."

Tok tok tok

Sena menoleh ke arah kiri, Yuda sedang mengetuk kaca mobilnya.

"Sen, tumben siang biasanya lo paling rajin," sapa Yuda.

"Ada kendala sedikit. Ayo cepet ke ruangan Bang."

"Ayo."
Sebelum melangkah Yuda terlebih dulu menunduk untuk menyapa Jissa yang masih duduk di kursi kemudi.
"Hai Jiss, hati-hati ya," ucap Yuda.

"Iya makasih Yud. Titip Sena ya." Setelah mengucapkan itu Jissa bergegas mengendarai mobil Sena untuk keluar dari halaman Kantor ARJ Design.

Sena masih sedikit tertatih sambil memegang kemeja bagian siku Yuda. Keduanya berjalan bersama menuju lift.

"Jissa masih sendiri Sen?" Pertanyaan yang sudah lama ingin Yuda ajukan pada Sena akhirnya terlontarkan juga.

"Masih. Suka?"

Yuda menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tak lama kemudian keduanya sudah sampai di lantai tujuan.
"Siapa si yang nggak suka Jissa, udah cantik baik pula," ucapnya malu-malu.

Karena Kamu | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang