31❣

69 9 2
                                    

Bab 31 : Disappointed but not surprised

Ponsel yang terus bergetar diatas nakas itupun akhirnya Sena jawab, ada banyak panggilan telepon dari Ardan yang terlewatkan. "Hallo Dan, aku kesana jam sepuluh aja ya," sapa Sena di awal telepon.

"Jangan Sena, nanti aku kabari lagi. Mama sakit, aku mau pulang dulu ke rumah."

"Mama sakit apa? Mau aku temenin ke rumah sakit nggak?"

"Mama udah di rumah sakit sama Papa dan Kania, aku mau ambilin bajunya jaga-jaga kalau harus di rawat."

"Ya udah hati-hati, kabari aku ya Dan kalau ada apa-apa."

"Hm makasih Sena, nanti aku telepon lagi."

Setelah sambungan telepon dimatikan, Sena kembali ke kegiatan awal yaitu merapihkan Apartmen.

Cutinya masih tersisa dua hari, ia ingin menghabiskan waktu bersama Ardan nanti malam itupun jika keadaan memungkinkan.









***

Sampai waktu menunjukan pukul empat sore belum juga ada kabar dari Ardan. Sena ingin menghubunginya lebih dulu, tapi khawatir mengganggu.

Sedang asik scroll media sosial, ada panggilan telepon masuk dari Jissa. Dahi Sena mengernyit, tak biasanya Jissa telepon di waktu sore.

"Hallo Kak, kenapa?"

"Bisa jemput gu-gue sekarang nggak Sen." Suara Jissa terdengar lirih seperti sedang menahan sakit.

"Lo kenapa Kak?"

"Gerd gue kambuh, sakit."

"Oke-oke gue otw jemput. Kita langsung ke Rumah sakit aja. Tahan ya Kak."

"Iya hati-hati, jangan ngebut."

Sena bergegas mencari kunci mobil untuk menjemput dan mengantar Jissa ke Rumah sakit segera mungkin.












***

Selama Jissa di periksa, Sena hanya terdiam memperhatikan gerakan sang Dokter dan mendengarkan dengan seksama apa saja yang Dokter itu katakan. Selain itu ada hal lain yang lebih menarik perhatian Sena yaitu nama yang tertera pada nametag yang disematkan pada jas putih Dokter tersebut. dr.Wina.

Seketika pikiran Sena melayang mengingat apa yang pernah Mahen ceritakan tentang Wina mantan crush Ardan saat masih kuliah. Namun, beberapa detik kemudian Sena tersadar dari lamunannya. Dokter bernama Wina tidak mungkin hanya ada satu di Indonesia, mungkin ini hanya kebetulan saja.

"Dijaga pola makannya ya, kurangi stress, istirahat teratur dan setelah makan jangan langsung berbaring," ucap Dokter tersebut. Jissa menganggukan kepalanya. "Terima kasih Dok," jawab Jissa dengan nada lirih.

"Terima kasih Dok," tambah Sena seraya menerima selembar kertas resep obat dari sang Dokter.

Keluar dari poli pemeriksaan, Sena menuntun Jissa menuju apotik untuk menebus obat.

Terlihat dari jarak beberapa meter kursi tunggu di depan apotik sudah penuh, jadi Sena mengajak Jissa untuk duduk di ruang tunggu pendaftaran. "Kak, lo duduk disini aja ya biar gue yang ambil obatnya. Jangan kemana-mana," pinta Sena. Jissa yang sudah terlihat pucat dan lemas hanya menganggukan kepala.

Sena melanjutkan langkahnya menuju apotik. Sambil menunggu nama Jissa dipanggil, Sena bersandar dekat pintu kaca. Tak sengaja netranya melihat dokter yang tadi memeriksa Jissa. Penampilannya sudah berbeda, tak lagi memakai jas putih sepertinya jam tugas dokter tersebut sudah selesai.

Karena Kamu | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang