7❣

81 13 0
                                    

Bab 7 : Memaafkan kisah kita

Ardan meletakan nampan makan siangnya di meja Kafetaria. Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru ruangan. Ada Yuda dan Yuqi disana, tapi Sena tidak ada.

"Yuqi, mana Sena?" Tanya Ardan.

"Sena makan di ruang design Pak, sambil kerja katanya," jawab Yuqi.

Tim design mulai sibuk karena Kantor mereka sedang mempersiapkan suatu project untuk bisa memenangkan tender dari Perusahaan ternama.
Sena yang menjadi tonggak karena dialah designer utamanya. Jika cocok, perusahaan mereka akan bekerjasama dalam jangka panjang.

"Kalian tolong jaga makanan saya ya, saya mau ke toilet sebentar," ucap Ardan seraya meninggalkan mejanya.

Yuda dan Yuqi hanya mengangguk sambil memperhatikan punggung Ardan yang mulai menjauh.

"Enak?"

"Enak, hebat Jissa bisa makin maju Kafenya kalau makanannya enak gini," ucap Jeffyn lalu dibalas anggukan kepala oleh Sena.

Jeffyn dan Sena sedang makan bersama di ruang design. Sena sengaja membawa bekal karena ia tau selama project ini berlangsung pasti waktunya akan tersita dan bisa saja telat makan. Makanan yang Sena bawa adalah hasil masakan Jissa.

Setelah mencicipi bekal Sena, Jeffyn menyandarkan tubuhnya pada kursi kerja Yuda yang ia geser mendekati kursi Sena.

"Jangan telat makan Sen, lambung kamu bermasalah."

"Iya nih makanya Kak Jissa bawain aku bekal, bawel banget deh dia. Pagi-pagi udah ngedumel kayak Bunda."

"Emang sejak kapan Jissa nggak bawel?" ujar Jeffyn sambil terkekeh.

"Awas ya aku aduin lho Mas."

"Hahaha jangan, ntar aku dipukul wajan. Dulu setiap kamu nangis aja selalu aku yang dimarahin padahal bukan gara-gara aku. Apalagi kalau aku bikin kesalahan langsung."

Sena mendadak diam, rindu masa-masa dimana dirinya dan Jeffyn masih berstatus sebagai sepasang kekasih, tapi Sena tak berharap itu semua akan terulang kembali. Kisah mereka cukup untuk masa lalu saja.

"Kok diem?" Jeffyn menyentuh ibu jari Sena menggunakan ujung telunjuknya.

"Ng-nggak apa-apa Mas," ucap Sena sedikit terbata.

"Kalau gitu aku pamit ke Kafetaria ya biar makan siang kamu nggak keganggu."
Jeffyn sadar Sena butuh waktu untuk sendiri.

"Ya udah sana makan yang banyak," ucap Sena dengan senyum manisnya. Jeffyn akhirnya bergegas meninggalkan Sena seorang diri di ruang design.

Sena hanya tersenyum tipis memperhatikan kepergian Jeffyn.

"Yuda, Yuqi itu makanan siapa kok dianggurin?" sapa Jeffyn setelah mendapatkan makan siangnya dan duduk di kursi yang bersebalahan dengan meja kursi Yuda dan Yuqi.

"Ini punya Pak Ardan Pak, beliau lagi ke toilet," jawab Yuda.

Jeffyn hanya ber oh ria mendengar jawaban Yuda dan memilih untuk mulai menyantap makan siangnya.

Ardan bukan ke toilet melainkan ke lantai tiga tepatnya ruang design. Selama Jeffyn di dalam tadi, Ardan bersembunyi sambil mengintip interaksi Sena dan kakak sepupunya tersebut. Saat ini Ardan sedang berdiri diambang pintu ruang design memandangi punggung Sena yang terlihat tenang menghadap ke jendela.

Lengan kemeja Sena digulung sampai siku, sehingga Ardan bisa melihat jelas ada luka jahitan yang cukup panjang pada lengan Sena.

"S-sakiitt t-tolong saya. T-tolong."

Karena Kamu | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang