1❣

337 17 12
                                    

Bab.1 : Jissa dengan Idolanya

Sena mendengus pelan untuk yang kesekian kalinya setelah beberapa menit menahan kesal. Fokusnya teralihkan, gerakan jemari lentiknyapun pada keyboard terhenti seketika. Laptop yang sejak setengah jam lalu berada di atas pangkuannya terpaksa harus ia letakan kembali ke atas nakas.

Kedua bola matanya melirik ke arah jam dinding masih jam enam pagi, tapi suasana di luar kamarnya sudah terdengar berisik.

Sena menggelengkan kepala, suara musik semakin terdengar jelas saat ia membuka pintu kamarnya.

"Astaga Kak Jissa?" Kedua mata Sena membola melihat keadaan kamar Jissa yang berantakan bak kapal pecah.

Si pemilik kamar hanya terkekeh kemudian fokus kembali dengan isi lemari yang ia keluarkan satu persatu.

"Itu baju mau lo kemanain Kak, dijual?" tanya Sena seraya menunjuk pakaian Jissa yang menumpuk di atas tempat tidurnya.

"Sembarangan huh,"
dengus Jissa yang kemudian bergaya kembali di hadapan cermin.
"Gue lagi milih baju yang pas buat nonton konser nanti malem Sen, kira-kira mana ya yang pas?" Jissa bergaya layaknya model yang berjalan di atas catwalk dengan kedua tangan yang ia letakan di atas pinggang.

Sena melipat kedua tangannya di dada dengan tatapan jengah. "Jissa Elquinna, yang nonton konser tuh ribuan. Mau pake baju manapun lo nggak akan dilirik."

Jissa mengecurutkan bibirnya, meski usianya lebih tua dari Sena, tapi terkadang sikapnya kekanak-kanakan. Apalagi jika menyangkut kesukannya, ia akan mudah marah.
"Ish, lo si udah bertahun-tahun jomblo jadi nggak ngerti caranya berusaha biar tampil cantik depan cowok," ujar Jissa tak terima. Kemudian gadis itu kembali fokus bercermin.

Sena berbalik badan meninggalkan Jissa dengan kesibukannya.
"Yang waras ngalah," cibir Sena di ambang pintu kamar Jissa.

"Setidaknya gue masih punya rasa tertarik sama cowok!"

"Setidaknya gue nggak pernah nyium-nyium kertas kayak lo Kak hahaha." Sena berlari kecil menuju kamarnya sebelum Jissa mengamuk lebih parah lagi.

Jissa dengan sikapnya selalu membuat Sena terhibur entah itu sedang dalam keadaan mood yang baik atau sedang emosi sekalipun.

Selama memutuskan untuk tinggal bersama Kakak sepupunya, hidup Sena kembali berwarna. Masa lalu kelam yang pernah Sena alami ketika masih remaja berangsur menghilang dari pikirannya sehari-hari, tapi bukan berarti bisa dilupakan.

"Aaaaa Oppa Xiumin liat tuh Sena nakal ngeledekin aku terus," rengek Jissa yang kemudian memeluk poster bergambar foto idolanya yaitu Xiumin EXO.

Sena merotasikan matanya saat mendengar rengekan Jissa di luar sana. Gadis yang baru saja menginjak usia 23 tahun itu memilih untuk meraih laptopnya kembali dan melanjutkan pekerjaannya.






***

Sena melajukan mobilnya dengan raut wajah kesal, sampai pada akhirnya ia berhasil masuk ke area parkir gedung ICE BSD.

"Udah sana turun," dengus Sena.

"Ayo dong Sena lo juga ikut nonton, tiket Festival yang gue beliin nggak murah. Sayang kalau lo cuma diem aja di dalem mobil gini," rengek Jissa seraya menarik-narik lengan Sena layaknya seorang anak kecil yang merengek minta jajan pada ibunya.

Jissa sengaja membelikan tiket untuk Sena tanpa sepengetahuan adik sepupunya tersebut. Jissa bermaksud agar setiap weekend Sena tidak melulu menghabiskan waktunya di Apartmen.

Karena Kamu | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang