15❣

76 11 0
                                    

Bab 15 : Pacar Ardan

Sena dan Jissa sedang menikmati sarapannya di ruang makan. Kembali seperti biasanya yang membuat sarapan adalah Jissa sedangkan Sena bertugas mencuci dan merapihkan peralatan bekas masak dan makan.

"Kak, tadi malem lo sempet ketemu Ardan?"
Tanya Sena sambil mengunyah makanannya.

"Sempet, dia pulang jam sepuluh lewat," jawab Jissa.

"Seinget gue tadi malem abis makan mie gue sama dia nonton drama trus kok gue jadi ada di kamar. Ardan yang gendong gue Kak?"

"Pake nanya, lo pikir gue kuat gendong lo ke kamar? Yang ada gue seret mau?"

"Serius Kak?"

"Serius Senaaa. Dia khawatir lo sakit badan kali. Lagian lo nya juga tiduran di paha dia jadi dia nggak tega mau bangunin."

Sena tersedak saat Jissa memperlihatkan posisinya dengan Ardan tadi malam melalui foto yang Jissa abadikan pada ponselnya.

"Nyaman ya bobo dipangkuan ayang," ledek Jissa.

"Sumpah ya Kak gue tadi malem posisinya duduk disamping dia, kenapa jadi rebahan gini deh."

Jissa terkekeh kecil. "Lah mana gue tau."

Soal posisinya yang duduk disamping Ardan memang benar, hanya saja Sena ketiduran. Sena terus memiringkan tubuhnya lalu kepalanya bersandar pada bahu Ardan, tak tega dengan posisi seperti itu perlahan Ardan membenarkan posisi Sena untuk berbaring lalu paha Ardan dijadikan sebagai bantal. Karena sudah terlalu mengantuk Sena tak sadar akan hal itu.

Keduanya sudah siap untuk berangkat kerja, tak lama kemudian terdengar suara bell. Sena melihat pada layar monitor siapa yang datang lalu segera membuka pintu unitnya.

"Udah siap berangkat?" Sapa orang yang baru datang.

"Siapa Sen?!" Teriak Jissa dari arah kamarnya.

"Ardan Kak," jawab Sena.

"Ya udah sana berangkat, gue mau terima telepon dulu."

Sena dan Ardan akhirnya berangkat lebih dulu.
"Aku kira kamu nggak jemput Dan, kaki aku udah sembuh kok," ucap Sena setelah memasuki lift.

"Mulai sekarang pulang pergi kerja bareng aku ya biar aku nggak kesepian di jalan." Ardan tersenyum sambil mengusap pucuk kepala Sena. Sena dibuat membeku karenanya.

"Ng-nggak usah Dan aku udah bisa bawa mobil sendiri. Kamu pulang pergi bareng Pak Jeffyn sama supir aja seperti biasa."

"Biasain nyaman di dekat aku Sena, kamu bilang mau selalu ada jadi teman aku kan? Biar Bang Jeff aja yang dianter supir."

"Dekat, tapi nggak pulang pergi bareng juga Dan."

"Nggak ada penolakan, kalau mau kemana-mana kamu harus sama aku."

Daripada energi dari sarapannya hilang karena berdebat, Sena memilih untuk menganggukan kepala menyetujui ucapan Ardan.

Sena berharap rasa cinta tidak timbul pada dirinya. Siapa yang tidak suka dengan Ardan, tampan serta baik meski terkadang menyebalkan. Penampilannya juga setiap hari selalu terlihat fresh.









***

Ruang design cukup sunyi hanya terdengar suara jemari yang beradu dengan keyboard masing-masing. Yuda dan Sena tengah fokus menyelesaikan pekerjaan untuk memenangkan tender, Yuqi juga harusnya seperti itu, tapi ia malah sibuk melirik ke arah Sena dan Yuda.

"Sena lo tau nggak," tanya Yuqi dengan nada pelan.

"Nggak," jawab Sena. Sena sedang fokus memperbaiki warna logo yang ia design jadi tak mau diganggu konsentrasinya.

Karena Kamu | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang