8. Bunda dan Anaknya

55 11 24
                                    

Halo, Adri kembali bersama TRISTEZA disini. Jangan lupa vote dan komen. Terima kasih karena sudah tidak menjadi silent reader<3

Sesuai permintaan Naufal, Rindu sekarang berdiri di samping gerbang seraya memainkan ponsel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai permintaan Naufal, Rindu sekarang berdiri di samping gerbang seraya memainkan ponsel. Itu semua ia lakukan hanya karena sebuah teka-teki yang belum Naufal katakan jawabannya. Menunggu laki-laki itu selesai dengan rapatnya adalah hal yang buruk. Rindu sampai harus berjongkok karena pegal lama berdiri.

Tit!

Suara klakson memekik tajam, mengagetkan Rindu. Ia menoleh ke samping dengan tangannya yang kontan menyentuh dada.

"Masuk!" titah Naufal.

"Gue cuma mau tau jawaban tadi," balas Rindu.

"Nggak berencana belajar math?" Naufal menaikkan alisnya samar.

Rindu menghela napas pelan, lalu masuk ke dalam mobil. Laki-laki itu mungkin sengaja ingin melihat Rindu ketar-ketir di sampingnya. "Ini hari terakhir gue belajar matematika sama Lo," putus Rindu.

Naufal yang sedang menjalankan mobilnya bertanya, "Kenapa? Jantung lo bermasalah, ya, kalau dekat sama orang ganteng?" goda Naufal.

Bukannya tergoda, Rindu justru menempelkan tangannya pada dahi Naufal. "Nggak panas, tapi kok kelakuan lo aneh, ya?" Naufal yang ia kenal bukanlah sosok penggoda apalagi banyak bicara seperti di taman tadi.

Naufal menepikan mobilnya dan mendekati Rindu, membuat gadis itu kontan menahan napasnya. "Aneh apanya?" bisik Naufal.

Rindu segera menolak Naufal agar menjauh. "Biasanya Lo nggak banyak bicara kayak gini," jawabnya.

"Udah merasa dicintai balik?" tanya Naufal.

Seperti biasa, Rindu lagi-lagi mengerutkan keningnya. Laki-laki di sampingnya suka kalo berujar setengah-setengah.

Tanpa memperdulikan Rindu yang sedang menerka-nerka apa yang Naufal maksud. Laki-laki itu langsung menancapkan pedal gas menuju rumahnya.

•••

Sampai di rumah Naufal, Rindu dengan segala asumsi di pikirannya pun turun tanpa sadar bahwa ia sudah sampai di rumah Naufal.

"Yok!" ajak Naufal seraya merangkum jemari Rindu.

Gadis itu tersentak kangen, ketika jemarinya yang kosong tiba-tiba terisi.  Seolah hal yang luar biasa sehingga jantungnya perlahan berdegup kencang. Ia langsung menghentikan langkahnya membuat tautan tangan mereka otomatis tertarik.

"Kenapa?" tanya Naufal ketika menyadari raut wajah Rindu yang terlihat tidak nyaman.

"Gu-gue, takut. Di rumah gue, aja, ya, belajarnya," pinta Rindu.

TRISTEZA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang