"Hah!? Apa!? Lo nanya sama kita!?" tanya Tia."Muara, yang jelas dong. suka atau nggak nya lo sama Rega, itu kan, lo yang ngerasain," kata Sofia.
"Tapi ... gue nggak tau, dia juga suka atau nggak sama gue, buktinya dia nggak nembak-nembak gue," kata Muara merasa pesimis.
"Lo tembak aja duluan," saran Tia.
"Hus! Masak cewek nembak cowok. Turun dong harga pasaran Muara," sela Sofia.
"Ah, udah ah! Malah kalian yang ribut. Mending makan yuk, laper gue," ajak Muara.
Mereka bertiga pun melanjutkan langkah menuju kantin.
"Bu Ida, soto tiga ya sama es teh," pinta Muara.
"Oke," jawab Bu Ida.
Mereka bertiga kemudian duduk.
Muara melihat Raya yang baru saja sampai di kantin. "Raya, sini!" panggil Muara.
Raya kemudian menghampiri Muara. "Kenapa?" tanya Raya.
"Rega sebenernya suka nggak sih sama gue?" tanya Muara ke intinya.
"Suka kok," jawab Raya seraya duduk.
"Tapi kenapa dia nggak nembak-nembak gue?" Muara gregetan.
"Malu kali dia," jawab Raya.
"Bener tuh! Di kelas aja ngomongnya dikit banget tuh si Rega. Apa lagi suruh nembak, yang ada ntar Muara yang nembak duluan," kata Tia.
"Ntar gue bilangin deh, sama Rega," kata Raya.
"Lo udak kayak mak comblang aja sih, Raya," kata Sofia.
"Nggak salah omongan lo sofia," kata Raya kemudian tertawa.
Sementara, di belakang sekolah. Rega bersama Bambang dan Fernando menemui Lian.
"Heh, Lian! Lo sengaja ya, kasih saran sama Pak Darmin buat anak sekelas nabok gue?" tanya Rega geram.
"Kalo iya emang kenapa? Lo nggak suka? Suka dong pastinya. Kan, lo bisa ngerasain telapak tangan Muara," sungut Lian.
"Maksud lo apa?" tanya Rega.
"Lo lagi bucin kan, sama Muara? Hemmh," Lian tertawa miring.
Rega mengepalkan tangan kanannya, kemudian nyaris mengarahkannya pada wajah Lian.
"Tonjok aja! Kenapa? Lo nggak berani?" bentak Lian.
Rega tersenyum miring. "Gue bukan pecundang kayak lo, dengan licik sengaja menjatuhkan gue." Rega pun kemudian pergi, diikuti Bambang dan Fernando.
"Pecundang!" ejek Bambang pada Lian seraya berjalan.
Rega dibantu kedua temannya, Bambang dan Fernando membersihkan dinding kelas setelah pulang sekolah.
"Rega! Lo kurang kerjaan banget sih, pake coret-coret dinding kelas segala!" omel Bambang.
"Tauk nih! Kalo lo nggak ada kerjaan, mending bantuin nyuciin baju gue, numpuk tuh di rumah," gerutu Fernando.
Rega hanya tersenyum menanggapi omelan kedua sahabatnya itu.
"Lo gambar apaan sih, ini?" tanya Bambang penasaran.
Bambang dan Fernando melihat lebih teliti gambar yang dibuat Rega. Mereka pun baru sadar gambar tersebut adalah gambar hati terbalik namun terpisah, di tengahnya diberi coretan berupa tulisan yang tidak jelas, alias hanya Rega yang bisa mengerti artinya.
"Tulisan ini maksudnya apa, woy!? Kayak ceker ayam trus pisah-pisah gini?" tanya Bambang yang tidak mengerti.
"Muara," jawab Rega.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Of The Teen ( Love, Friendship, And Trouble At School) [SEGERA TERBIT]
Teen FictionMuara tiba-tiba diminta oleh Raya untuk berkenalan dengan cowok, yang notabene adalah tetangga dari Raya sekaligus teman sekelas mereka. Namun Muara malah bertanya siapa cowok tersebut. Secara, Muara nggak pernah tahu siapa saja teman cowok di kelas...