Bab 13 So Sweet Rega

3 2 0
                                    

Novan kemudian menghubungi Rega. Tak lama setelah mengobrol dengan Rega dalam panggilan telepon, ia pun menutupnya.

"Apa katanya?" tanya Muara penasaran.

"Nggak bisa katanya, repot. Nggak tau repot apaan," jawab Novan.

"Bukan repot, dipingit sama mamanya kali," ejek Tia lagi.

"Iiihh... Tia!" Muara kesal. "Ya udah deh, nggak papa kalo Rega nggak bisa ikut. Kan ada lo, Tia," Muara pasrah.

"Untungnya gue jomlo, kalo gue punya pacar kan, kasian lo Muara, he..he.." Tia tertawa. "Semoga aja ada pangeran yang tiba-tiba muncul di Festival, trus dia liat gue langsung kesem-sem," harap Tia.

"Semoga sahabat gue ini cepet punya pacar, Aamiin," doa Muara kemudian tersenyum.

Grup Band Arum pun siap. Kami meluncur ke Pantai Kuala tempat di mana Festival Lomba Band antar sekolah SMP di adakan.

Pantai Kuala sudah dipadati penonton dan anggota band dari seluruh SMP di Kabupaten Angkasa. Acara pun di mulai. Suasana meriah. Para penonton berseru dan berteriak heboh saat lagu di nyanyikan.

Arum menunggu giliran Band-nya di panggil. Arum menjadi gitaris di anggota The Red Band tersebut. The Red Band pun akhirnya dipanggil untuk naik ke atas panggung. The Red Band mulai memainkan alat musik mereka.

"Keren banget ya Arum, bisa main gitar," decak kagum Muara.

"Dia bilang, suka banget sama gitar," sahut Novan.

Tia pun asyik menonton Arum dan Band-nya sedang tampil.

Saat tengah asyik menonton, Muara merasa ada yang aneh dengan perasaannya. "Perasaan gue kok nggak enak ya," gumam Muara. Ia pun mulai menoleh ke sana ke mari. Ia pun menengok ke arah belakang. Dari kejauhan ia melihat seseorang yang tak asing. "Perasaan gue aja kali, kalo itu Rega." Muara menyentuh leher bagian belakangnya. Ia pun merasa merinding.

Semakin lama, cowok tersebut semakin mendekat. Muara menengok berulang kali ke arah belakang. Ia meyakinkan diri bahwa cowok tersebut bukanlah Rega. Namun, wajah cowok tersebut tampak semakin jelas. "What!? Itu kan, Rega?"

Rega sudah berada tepat di belakang Muara. Ia pun tersenyum pada Muara.

"Rega! Kok kamu ada disini? Tadi Novan bilang kamu nggak bisa ikut," tanya Muara.

"Bukan gue." Novan mengangkat tangannya, "gue cuma di suruh sama Rega," sela Novan.

Rega pun nyengir.

"Kalian sengaja banget ngerjain aku, sebel deh." Muara kesal.

"Maaf ya. Aku cuma mau kasih kejutan aja sama kamu. Nih, buat kamu." Rega menyodorkan cokelat dan setangkai bunga mawar pada Muara.

"Ini buat aku?"

"Bukan, buat Novan!" goda Rega.

"Ihh....!!" Muara memukul kecil bahu Rega.

"Hmm... enak banget yang punya pacar," kata Tia kecut.

Rega dan Muara kemudian menonton bersama.

"Woho...! Arum!!" teriak Tia.

Satu jam berlalu. Muara berkali-kali memperhatikan benda bulat melingkar di lengan kirinya. Perasaan cemas menghantuinya. Rega yang sedari tadi sadar dengan tingkah laku Muara pun bertanya, "Kenapa? Kok kayak nggak tenang gitu?"

"Udah hampir sore. Tapi, acara belum selesai juga. Nanti papa cari aku, kenapa jam segini aku belum pulang," ungkap Muara.

"Ya udah, aku anter ya," tawar Rega.

The World Of The Teen ( Love, Friendship, And Trouble At School) [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang