Bab 24 Menyalahkan Muara

2 1 0
                                    

"Papa sama mama kamu belum dateng? Mereka belum kamu telpon?" tanya Rega.

Muara menggelengkan kepala.

"Cepet telpon orang tua kamu," titah Rega.

"Takut," jawab Muara.

"Kok malah takut. Cepet telpon," titah Rega.

Dengan takut-takut Muara menghubungi orang tuanya. Orang tua Muara langsung menuju rumah sakit yang di maksud Muara. Rega kemudian menghubungi Fino, Bambang, dan juga Fernando. Mereka pun buru-buru menuju rumah sakit Mutiara Hati.

Orang tua Muara akhirnya datang. Yuliana-mama Muara, syok melihat keadaan Muara. Namun untungnya hanya  luka-luka yang dialami Muara. Tetapi,Muara mencemaskan keadaan Tia. Kaki kiri Tia yang patah akibat kecelakaan tersebut.

Rega kemudian keluar ruang IGD, menemui Fino, Bambang, dan Fino yang baru sampai.

"Gimana keadaan Muara sama Tia?" tanya Fino khawatir.

"Alhamdulillah, Muara nggak papa. Tapi Tia....," kata-kata Rega terhenti.

"Tia, Tia kenapa?" desak Fino.

"Kaki kiri Tia patah," jawab Rega.

"Astagfirullah..." jawab Fino lirih seraya menjambak rambutnya.

"Ya Allah, Tia," sahut Bambang sedih.

"Tia nggak di bawa ke tukang sangkal putung? Biar dibenerin kakinya," kata Fernando.

"Belum. Tapi, udah ada orang tuanya di dalem," jawab Rega.

Muara akhirnya diperbolehkan pulang dan menjalani perawatan di rumah. Sementara Tia masih harus menjalani pemeriksaan di rumah sakit.

Rega selalu datang ke rumah Muara untuk menjenguknya.

*******

Orang tua Tia bertanya pada Tia prihal kecelakaan tersebut setelah keadaan Tia tenang.

"Kenapa kamu bisa kecelakaan sama Muara?" tanya Mama Tia.

"Tia di bonceng Muara naik motor. Trus tiba-tiba ada motor lainnya nambrak kita," jawab Tia.

"Astagfirullah!! Sekarang liat keadaan kamu, kamu jadi patah kaki gini gara-gara Muara. Ngapain juga dia pake ngajak kamu naik motor," geram Mama Tia.

Tia hanya menundukkan kepala saat mamanya memarahinya.

"Mama nggak mau tau, Muara harus tanggung jawab!"

"Nggak usah, Ma! Ngapain? Kaki aku juga nggak bisa kayak dulu lagi, percuma menyalahkan Muara," jawab Tia.

Mama Tia kemudian terdiam. "Pokoknya mama akan lakukan apa aja, biar kamu bisa jalan lagi kayak dulu," kata Mama Tia.

Tia mencoba mengikhlaskan apa yang terjadi.

*******

Novan dan Raka menjenguk Muara.

Kabar Muara yang mengalami kecelakaan sampai ke telinga Ambar. Ambar tersenyum. Ia terlihat senang mendengar kabar tentang kecelakaan yang dialami Muara. Namun Ambar merasa kesal, Rega terus memberi perhatian kepada Muara. Dengan begitu, sulit untuk dirinya memisahkan Muara dengan Rega.

Ambar kembali ke SMA Matahari untuk mengintai cowok yang pernah dilihatnya.

Semua siswa-siswi berhamburan keluar pintu gerbang saat sekolah usai. Rahma yang melihat Farel terburu-buru, kemudian memanggilnya. "Farel!" teriak Rahma. Farel pun berhenti tak jauh dari tempat Ambar mengintai. Rahma kemudian berlari menghampiri Farel.

"Gue nebeng dong?" pinta Rahma.

"Nggak bisa, gue ada urusan," jawab Farel.

"Urusan apaan sih? Gue kan cuma nebeng doang," gerutu Rahma.

The World Of The Teen ( Love, Friendship, And Trouble At School) [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang