Bab 12 Festival Band

3 2 0
                                    


"Boleh lah, gue nebeng lo ya. Gue temenin lo ketemuan sama Muara. Nggak papa deh gue jadi obat nyamuk. Ya, ya?" mohon Fernando.

"Ya udah, deh!" Rega pasrah.

Rega membonceng Fernando menuju SMA Matahari.

"Muara, belum pulang kayaknya," kata Fernando setelah sampai di depan gerbang SMA Matahari.

Lama mereka menunggu di depan SMA Matahari, menunggu Muara yang belum juga muncul keluar dari pintu gerbang.

"Kita nunggu di Warung Sono aja yuk," ajak Fernando.

Rega pun mengangguk. Mereka berdua pun menunggu Muara di sebuah warung yang tidak jauh dari SMA Matahari.

"Gue ke sana dulu ya, tuh... mungkin bentar lagi Muara keluat. Lo tunggu sini," pesan Rega.

"Iya."

Lama Rega menunggu Muara di depan gerbang. Namun, Muara belum muncul juga. Ia pun kembali ke warung tadi.

"Kok Muara belum keluar juga ya?" tanya Rega.

"Nggak tau." Fernando mengangkat kedua bahunya.

Rega mondar mandir dengan gelisah.

"Nando! Lo coba tungguin di sono gih! Gue capek. Kalo misal Muara udah keluar, langsung aja ajak ke sini," titah Rega.

Fernando pun melaksanakan titah dari Rega. Ia pun menunggu Muara di depan gerbang. Untungnya, tak lama kemudian, Muara keluar dari gerbang. "Muara!" teriak Fernando.

"Fernando!?" gumam Muara dari kejauhan setelah mendengar Fernando memanggilnya.

Muara pun segera menghampiri Fernando.

"Loh, Nando? Lo kok di sini? Pake motor Rega lagi?" tanya Muara bingung.

"Iya. Gue di suruh jemput lo. Rega nunggu lo di Warung Sono." Tunjuk Fernando.

"Ohh..."

"Ya udah, buruan naik," titah Fernando.

Farel dan Rahma melewati pintu gerbang bersama. Mereka pun melihat Muara sedang dibonceng dengan anak laki-laki dari sekolah lain.

"Hemm... anak kelas X itu banyak bener cowoknya," kata Rahma sewot.

"Maksud lo?" tanya Farel.

"Tuh liat, dia dijemput cowok dari sekolah lain. Kemaren juga gue liat dia dijemput sama cowok, tapi seragamnya beda lagi," jelas Rahma.

"Yang bener?" Farel tak percaya.

"Suwer!"

Muara dan Fernando sampai di warung tempat Rega menunggu. "Rega, kamu kok nggak telpon aku kalau mau ke sini? Kebiasaan deh," gerutu Muara.

"Nggak papa, emang aku sengaja nggak telpon kamu," jawab Rega.

"Ih... kamu gitu deh. Kan kasian kamu nunggunya lama," kata Muara manja, "Aku tadi ada kumpulan, makanya baru pulang jam segini," sambung Muara dengan nada normal.

"Nggak papa." Rega menepuk-nepuk kepala Muara pelan.

Fernando menelan ludah melihat kemesraan mereka. "Gue nggak papa, gue nggak papa jadi obat nyamuk." Plok! Plok! Fernando menepuk-nepuk ruang kosong di depan wajahnya, seolah sedang menepuk nyamuk.

Rega dan Muara langsung menoleh ke arah Fernando.

Fernando seketika terhenti. "Lanjutkan..lanjutkan aja." Tangannya seolah menyilakan untuk melanjutkan kemesraan mereka, "Nggak papa-nggak papa. Bila perlu pesen makanan ... trus, suap-suapan, biar gue yang jomlo tambah, emmhhh... gituh!" sambung Fernando kecut.

The World Of The Teen ( Love, Friendship, And Trouble At School) [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang