"Gue, gue diputusin sama Rega," ungkap Muara.
"Diputusin!?" Novan dan Raka syok.
"Kenapa? Apa masalahnya?" desak Novan
"Gue dikira selingkuh sama Kak Farel, waktu Rega nggak sengaja pergokin Kak Farel yang pegang tangan gue, gara-gara gue nolak Kak Farel buat nemenin pas gue mau photocopy tugas," jelas Muara.
"Astaga!" kata Novan.
"Gue udah coba jelasin sama Rega, kalo itu salah paham," kata Muara.
Novan dan Raka mencoba menenangkan Muara, bahwa semua akan baik-baik saja. Rega akan menyadari bahwa dirinya telah salah menilai Muara.
Bambang mencoba menghubungi Muara untuk menyuruhnya mencoba lagi berbicara dengan Rega, namun ponsel Muara tidak aktif. Ia pun mencoba menghubungi Tia, saat Tia sedang berada di kelas.
"Halo, Tia. Muara mana? Gue telpon dia kok HP-nya nggak aktif?" tanya Bambang dalam panggilan teleponnya.
"Gue nggak tau," jawab Tia datar.
"Kok lo nggak tau sih! Lo nggak lagi sama Muara?"
"Nggak. Lagian juga ngapa gue harus sama Muara terus," jawab Tia ketus.
"Jadi lo belum tau kalo Muara sama Rega putus?"
"Hah, putus!? Kok bisa?"
"Beneran, lo nggak tau? Emang Muara nggak cerita sama lo."
"Nggak. Udah kasih tau gue, kenapa Muara sama Rega bisa putus?" desak Tia.
Bambang pun menceritakan prihal putusnya Muara dan Rega pada Tia. Setelah menutup teleponnya, Tia langsung menggebrak meja. Brrakk!! "Rega bener-bener keterlaluan! Nggak bisa dibiarin nih!" geram Tia.
Sepulang sekolah. Novan dan Raka langsung menghubungi Rega dan meminta untuk bertemu. Mereka pun janjian bertemu di rumah Arum-pacar Novan, yang memang tak jauh dari rumah Rega.
"Ada apa kalian mau ketemu gue?" tanya Rega saat menghampiri Novan dan Raka di halaman rumah Arum.
"Rega, jangan putusin Muara lah, dia kasian banget. Murung terus di sekolah. Nggak tega gue," kata Novan.
"Iya, Ga. Muara sayang banget sama lo. Dia cuma nggak mau ngebebanin lo dengan masalah yang dia adepin di sekolah," sela Raka.
"Kalian berdua di suruh sama Muara buat bilang kayak gitu?"
"Nggak. Muara nggak pernah nyuruh kita apapun. Apa lagi ikut campur sama masalah kalian. Gue cuma kasian sama Muara, dia selama ini cukup tegar ngadepin masalah yang beruntun menimpa dia. Belum lagi dia di jauhin sama Tia. Ditambah lagi lo mutusin dia. Muara kayak nggak bersemangat gitu," terang Novan.
Rega terhenyak. "Muara di jauhin sama Tia!? Kenapa?"
"Tia mikir kalo Muara penyebab kakinya patah," jawab Raka, "gara-gara kecelakaan itu," sambung Raka.
Rega pun terpaku.
Di rumah ia memikirkan tentang apa yang dikatakan oleh Novan dan Raka tentang Tia yang menjauhi Muara.
Keesokan harinya. Sebelum Tia ke sekolah, ia pergi ke SMK Satelit untuk menemui Rega. Ia pun menghubungi Rega dan mengatakan bahwa dirinya menunggu di depan sekolah. Semua orang memandangi Tia yang tengah berdiri di depan STM Satelit yang menggunakan tongkat sebagai penyanggah kakinya.
Rega pun sampai di sekolah bersama Fino. Setelah Rega turun dari sepeda motornya, ia pun langsung menghampiri Tia.
Tanpa basa-basi Tia langsung mrncengkram seragam Rega. "Lo keterlaluan ya! Lo tega mutusin Muara cuma gara-gara omong kosong dari cewek yang bernama Ambar itu," geram Tia, "mana dia? Biar gue lambrak sekalian tuh cewek!" sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Of The Teen ( Love, Friendship, And Trouble At School) [SEGERA TERBIT]
Teen FictionMuara tiba-tiba diminta oleh Raya untuk berkenalan dengan cowok, yang notabene adalah tetangga dari Raya sekaligus teman sekelas mereka. Namun Muara malah bertanya siapa cowok tersebut. Secara, Muara nggak pernah tahu siapa saja teman cowok di kelas...