Langkah Muara pun terhenti. Kemudian berbalik. "Urusan apa sama lo?" tanya Muara."Kenapa lo jadian sama cowok irit ngomong itu?" tanya Lian lagi.
"Trus gue harus jadian sama siapa? Sama lo?"
"Iya. Kenapa lo nggak jadian sama gue aja!" tegas Lian.
Muara kemudian mendekati Lian. "Lo itu pecundang!" tegas Muara, "lo tau kenapa? Karena lo nggak gentle. Lo sengaja, kan? Bikin Rega kena hukuman, di tampar sama anak sekelas?" tanya Muara geram.
Di dalam kelas. Rega menunggu Muara yang tak kunjung kembali dari toilet. Ia teringat saat Lian juga ijin ke toilet. "Jangan-jangan....," Rega kemudian ijin ke toilet. Ia pun menyusul Muara ke toilet perempuan.
Benar saja, Rega melihat Muara sedang bersama Lian.
"Oh, lo juga udah tau. Apa Rega yang ngadu sama lo? Dasar banci!"
"Jaga ya mulut lo!" Jari Muara menunjuk ke arah Lian. Lian ingin meraih tangan Muara. Namun dengan cepat Muara menepis tangan Lian.
"LIAN!!" teriak Rega, kemudian berjalan ke arah Muara dan Lian yang sedang berseteru.
Rega mencengkram baju seragam Lian. Kali ia tidak bisa menahan amarahnya. Tangan Rega sudah mengepal, tangannya hendak memukul Lian. Namun tangan Rega ditangkap oleh Muara. "Jangan, Rega!" cegah Muara, "nanti guru liat, kamu di hukum lagi," sambung Muara.
Perlahan Rega menurunkan tangannya.
"Ayo pergi," ajak Muara. Muara dan Rega pun kembali ke kelas.
*******
Sekolah mengadakan les untuk semester akhir. Kelas sembilan pun diwajibkan mengikuti les tersebut setelah pulang sekolah.
Setelah les selesai, murid-murid berhamburan keluar kelas. Muara dan juga Rega pun keluar bersama. Muara terkejut, tiba-tiba Rega merangkul pundak Muara. Seketika Muara melepaskan tangan Rega. Karena Muara merasa malu.
"Rega, jangan ngerangkul aku kayak tadi, nanti di liat guru," tegur Muara.
"Iya, maaf," jawab Rega.
*******
Tryout pun tiba. Muara terkena bencana. Ia terkena penyakit bisul di bagian pipinya. "Arggghhh...!! Kenapa harus di muka sih, kena bisulnya? Kan mau try out, belum lagi kalo Rega tau, trus gimana? Ilfeel dong dia sama gue," gerutu Muara di dalam kamarnya serwya menatap ke arah cermin.
Mau tidak mau Muara harus tetap pergi ke sekolah. Dengan memakai jaket hoodie, ia menutup kepalanya dan memakai masker di wajahnya, untuk menutupi penyakit bisulnya.
Muara menghampiri Tia dan Sefia di kantin sebelum masuk kelas. Muara pun berdiri di belakang Tia dan Sefia. Seketia mereka terkejut melihat sosok yang tiba-tiba datang dari arah belakang mereka.
"Astagfirullah, setan!!" teriak Tia dan Sefia.
"Heh! Ini gue, Muara," kata Muara seraya melepas tudung kepalanya.
"Gue kira setan pagi. Lagian kenapa sih, lo pake hoodie begitu, pake masker pula?" tanya Tia.
"Gue bisulan?"
"Hah!? Dimana?"
"Di pipi?" bisik Muara.
"Ya ampun, milih amat tuh bisul muncul di muka lo," kata Tia, "kan kecantikan lo jadi tertutupi," sambung Tia.
"Kok bisa sih?" tanya Sefia.
"Gue juga nggak tau. Gue kira kemaren tuh jerawat, tiba-tiba jadi bisul begini," jawab Muara sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Of The Teen ( Love, Friendship, And Trouble At School) [SEGERA TERBIT]
Teen FictionMuara tiba-tiba diminta oleh Raya untuk berkenalan dengan cowok, yang notabene adalah tetangga dari Raya sekaligus teman sekelas mereka. Namun Muara malah bertanya siapa cowok tersebut. Secara, Muara nggak pernah tahu siapa saja teman cowok di kelas...