26

8 1 0
                                    

Rekaman perkelahian yang melibatkan Violen, kini buming dimedia sosial, bahkan kabar violen dirawat di RSXXXX pun diketahui oleh banyak orang, bahkan cerita mengenai musibah yang menimpa Violen diceritakan dengan banyak versi dari mulut-ke mulut dan media sosial.

4 hari sudah Violen dan Vidan dirawat di rumah sakit sejak mereka siuman, saharunya masih ada 7 hari lagi mereka di rumah sakit. Namun karena ujian akhir semester satu tinggal menunggu 3 mingu lagi, sedangkan mereka sudah cukup jauh tertinggal pelajaran dikelas, karena itu mereka memilih rawat jalan, agar mereka dapat segera mengejar ketertinggalan.

Saat ini jam menunjukan pukul 06.30 pagi, Violen dan Vidan sudah rapi mengenakan seragam sekolah.
“kalian siap?”. Tanya puja kepada kedua anaknya.

Vidan bangkit dari ranjangnya sambil membenarkan dasinya, sedangkan Violen masih terduduk diranjangnya sambil mengenakan kacamata hitam yang biasa dipakainya kesekolah ‘Si jelek is back’ ucapnya dalam hati sambil tersenyum manis

“Lets Go”. Seru Vidan dan Violen.
‘Klik’ suara pintu dibuka yang ternyata itu adalah Geren dan Arendra.

“ngapain kesini, kenapa gak pergi duluan aja?”. Tanya Violen

“emang bisa jalan ?”. ledek Geren.
Yang ditanya hanya bisa memperlihatkan giginya yang putih, yang artinya dia butuh bantuan, karena rasa nyeri akibat  luka tusuk diperutnya begitu masih dapat dirasakan, ceroboh sedikit saja di khawatirkan jahitan diperutnya kembali terbuka.

“gak bisakan”. Geren pun menggendong Violen dan dengan hati-hati mendudukannya dikursi roda.

“Vidan gimana?”. Tanya Arendra.

“jalan aja deh, aku kan sehat”. Tolaknya, mendengar jawaban adiknya Arendra tersenyum dan mengusap kepala Vidan dengan sayang.

Merekapun keluar dari rumah sakit menuju mobil dimana ayah mereka menunggu. Violen Vidan dimobil bersama ayah dan ibunya. Sedangkan Geren dan Arendra dimobil yang lainnya yang dikemudikan Arendra.
Sedangkan disekolahan, para wartawan sudah siap menunggu didepan gerbang sekolah. Menanti kedatangan yang kini tengah hangat diberitakan.

Dari kejauhan para wartawan elihat ada dua mobil mendekat kearah dimana mereka berdiri

‘BRUMMM’ ‘BRUMM’

sontak semua wartawan menyalakan Mic dan dengan gencar merekam dan memotret objek yang sedari tadi mereka tunggu. Akibatnya dua mobil itu terhalang didepan gerbang oleh wartawan dan kesulitan masuk kelingkungan sekolah. Melihat kericuhan didepan gerbang sekolah dengan sigap satpam membuka pintu gerbang dan menginstruksikan para wartawan untuk menepi agar kedua mobil itu bisa masuk.

Namun karena wartawan yang datang terlalu banyak sedangkan petugas satpam hanya seorang diri, para wartawan itu tidak dapat dihalang dan berhasil masuk mengikuti kedua mobil itu. Setelah kedua mobil itu parkir, dengan sigap Arendra dan Geren turun dari mobil lalu membuka bagasi untuk mengeluarkan kursi roda dan membantu Vidan dan Violen keluar dari mobil.

‘ckrik’ ‘ckrik’

“Violen bagaimana kondisi anda sekarang?”

“Kasih jalan”.

‘ckrik’  ‘ckrik’
“Kasih jalan”.

“Vidan bisa cerita bagaimana kalian siuman?”

“Kasih jalan”.

‘ckrik’‘ckrik’

“Pak bagaimana kelanjutan dari kasus yang menimpa putri bapak?”

‘ckrik’ ‘ckrik’

“bu apa ibu sudah bertemu dengan para tersangka?”

“Kasih jalan”. Teriak satpam berulang kali kepada para wartawan agar mereka menyingkir.

Ahirnya merekapun dapat keluar dari kerumunan wartawan dan masuk ke gedung sekolah. Sepanjang koridor mereka juga tak terhindar dari perhatian bukan dari wartawan melain dari para siswa-siswi yang juga penasaran dengan kedatangan Vidan da Violen yang dihebohkan dalam media sosial. Yang mendapat perhatian hanya bisa tertunduk merasa tidak nyaman diperhatikan dari gerbang sampai masuk ke kelas.

“VIOLEN VIDAN”. Teriak Galda, Cici dan Melda Heboh. Segera mereka menghambur dan memeluk Violen.
Mendapat pelukan yang mendadak membuat Violen meringis merasakan nyeri diperutnya. Beruntung ketiganya segera menyadari raut kesakitan Violen, merekapun segera melepaskan pelukan mereka.

“Vio maaf kebabalas”. Panik Galda, Cici dan Melda ikut meringis seolah-oleh mereka juga dapat merasakan.

“Ih kamu kenapa masuk, kamu kan belum sembuh Vio?”protes Melda khawatir. Yang hanya dibalas senyuman oleh Violen.

“Melda, Galda, Cici, tante sama Om titip Violen ya jagain dia “. Ujar Puja pada ketikga teman anaknya.

“tenang aja tante kami pasti jagain.” Ujar Cici yang disetujui oleh Galda dan Melda.

Puja dan Herman pun tersenyum lega,
‘Kriiiing’ bel masuk kelas berbunyi.

Puja dan Herman pun segera berpamitan pulang karena kini waktunya pelajaran akan segera dimulai.

“ya udah Ayah sama Bunda pulang ya, Vio Vidan hati-hati jangan banyak gerak, kalo ada apa-apa hubungi bunda atau kakak-kakak kalian ya”. Ujar Puja yang dibalas anggukan oleh Violen dan Vidan Puja dan Herman memeluk anak mereka satu persatu.

“Arendra Geren jaga adik-adik kalian, kalo ada apa-apa hubungi ayah.” Ujar Herman yang dibalas anggukan dari keduanya.

Puja dan Herman pun pergi meninggalkan lingkungan sekolah, namun saat mereka hendak keluar gerbang para wartawan ternyata masih menunggu dan  kini kembali mewawancarai mereka. Herman menghentikan mobilnya sebentar untuk berterimakasih dan juga meminta maaf karena saat ini tidak memungkinkan baginya menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Disekolahan Violen Vidan, Arendra dan Geren sudah masuk ke kelasnya masing-masing untuk belajar.

Tbc

Si JelekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang