27

12 0 0
                                    


‘Kriiiiiiing’

kini waktu istirahat satu persatu siswa-siswi mulai keluar meninggalkan kelas. Namun berbeda dikelas Violen, bukanya keluar mereka menghampiri Violen menanyakan kabarnya dan menawarkan bantuan, Violen begitu berterimakasih karena kepedulian mereka padanya.

“Vio, mau keluar, jajan atau ke WC atau kemana”. Tanya Galda disampingnya.

Saat ini jujur Violen sangat lapar namun dia baru ingat kalo dia tidak membawa uang sepeserpun.

‘Dreeet…..‘Dreeet’

“Halo Kak” .

“………”

“Dikelas”.

“……….”

“Iya”.

“siapa Vi”. Tanya Galda

“Kak Rendra, kalian udah sana jajan, aku dikelas aja soalnya kakak gue nanti kesini?”.

“beneran nih, gak papa lo sendiri”.

“iya beneran, udah sana nanti keburu masuk”.

“Ya udah,  kami tinggal ya, kalo ada apa-apa telpon kami”.
Yang dijawab dengan anggukan Violen.

“Bay bay”. ketiganya pun pergi sambil melambaikan tangan. Dan di saat mereka bertiga keluar kelas, disaat itu juga Arendra datang. Ketiganya pun menyapanya.

“Kak cari Vio ya?”. Tanya Cici, yang dibalas dengan senyuman oleh Arendra.

“Vio di dalem kak, titip Vio ya kak kami mau ke kantin sebentar”.
Yang juga hanya dibalas senyuman.
Ketiganya pun mempersilahkan Arendra masuk.

Arendra menghampiri Violen dengan membawa kotak makan ditangannya. Diletakkannya dimeja Violen lalu membukanya satu persatu.

“Bunda yang buat kak?”. Tanya Violen sambil memperhatikan makanan didepannya

“Hm”.

Violen hanya duduk manis melihat kotak makan itu dibuka satu-persatu, Arendra menarik kursi yang berada di dekatnya lalu duduk disamping Violen dan dengan telaten mulai menyuapi Violen.

Interaksi keduanya ternyata sedari tadi tidal lepas dari perhatian tiga orang yang berada di luar kelas, hingga mereka ditegur.

“kalian masih disini?”. Tanya Arendra yang sedari tadi merasa diperhatikan.

“i..ini baru mau ke kantin kak hehe, duluan kak”. Pamit Melda

“Cici ayuk”. Gerutu Melda dan Galda yang melihat cici masih mematung ditempatnya.

“hah hoh, yuk..yuk”. Cici gelagapan.
Ketiganya pun berjalan beriringan pergi ke kantin sambil mengobrol.

“Gilak ganteng banget aaaaaa kak Rendra”. Teriak Cici tertahan.

“aaaaa soswit banget gak sih tadi aaaaa iri”. Kini melda menimpali yang di setujui Cici.

“so swit palak mu itu kan kakak Vio dasar, pada naksir ya”. Goda Galda, yang dibalas dengan kerucutan di bibir mereka.

“hahah lah kenapa tuh muka pait.”. tunjuk Galda pada keduanya.

“langit kenapa dia kakaknya Vio, aku naksir padanya”. Keluh Cici

“BUAHAHAHAHAHA”. Tawa ketiganya pecah

“kita ini punya Vio orang dalam, tapi kok susah”. Canda Melda

“susah tau. kalo gue, gak sanggup gue bilang Vio”. Ujar Galda.

“kenapa?” tanya Melda

“keburu insecure, sadar diri mereka keluarga berlian lah aku apa”. Ujar cici sambil melihat ke langit-langit atap kantin.
Yang disetujui Melda dan Galda.

Si JelekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang