prolog

4.5K 146 3
                                    


Kupandang diriku di cermin untuk melihat penampilanku, setelah kurasa cukup, aku pun beranjank mengambil tas dan segera turun untuk sarapan pagi. saat aku berada di tangga, aku melihat kedua orang tuaku sudah berada di meja makan, dan aku segera turun menghampiri mereka. Tak lupa kucium pipi keduanya, hal itu sudah menjadi kebiasan kami sebagai bentuk ungkapan sayang terhadap sesama.

eeeits tapi itu kami lakukan hanya kepada keluarga saja tidak untuk orang luar.

“violen dimana kakak mu yang lain kenapa mereka belum turun?”

ya itu namaku violen lengkapnya  ‘Violen Rana Gustomo’ aku anak ketiga dari empat bersaudara, aku memiliki rambut hitam, hidung mancung dan mata yang bulat serta bulu mata yang lentik.

Yang bertanya padaku tadi tentu saja dia adalah ayahku, namanya ‘Herman Prabu Gustomo’ seorang CEO di perusahaan GUSTOMO CROUP. Perusahaan yang bergerak di bidang perkapalan, perhotelan, pertanian, pertambangan, property, mesin dll, dan sangat berperan basar di Indonesia, terutama pada roda perekonomian negara ini. Yang sudah memiliki cabang yang tersebar luas di dalam negri maupun luar negri.

“entahlah yah...., munkin sebentar lagi juga turun”.

“coba kau panggila mereka!” Bunda berkata sambil menyiapkan sarapan di meja.

hm, yang berkata tadi dia adalah bundaku, menurutku dia adalah wanita yang sangat cantik di dunia ini, namanya ‘Puja Wahalingsi’ seorang  Disainer terkenal di negara ini, mungkin juga aktris karena siapa orang yang tidak mengenalnya, seseorang wanita yang hasil karyanya sangat diakui kualitasnya bahkan sudah ditampilkan dalam acar fasion show di Paris tahun lalu.

Tiba- tiba terdengar suara gaduh dari lantai dua, ya siapa lagi kalau bukan kakak dan juga adikku yang menyebabkan kegaduhan pagi- pagi.  ups tepatnya my twins, hanya beda 10 menit dari kelahiranku.

‘Arendra Rinji Gustomo’ laki-laki yang tampan dengan rambut hitam, hidung mancung dan mata yang tajam dan tubuh tinggi yang atletis, dia adalah anak pertama dari 4 beraudara.

’Geren Rama Gustomo’ penampilanya tidak jauh beda dengan kakak pertama, dia juga tampan dan tinggi. Jika kakak pertamaku ini sosok yang tenang lain lagi dengan kakakku yang kedua, dia orangnya santai dan cuek, kak geren adalah kembarannya kak Rendra.

Dan yang terahir kembaranku, ’Vidan Ruhul Gustomo’ dia laki-laki , yah wajahnya tidak terlalu mirip denganku itu karna dia laki-laki, dia orangnya sungguh pecicilan .

“P  A   G  I” teriak Vidan nyaring,
turun kebawah disusul dengan kedua kakak ku.

“biasa aja broo ungucapinya kuping gue sakit tau….” huhu sungguh deh kembaran gue satu ini, tiada hari tanpa usil.
vidan hanya nyengir kuda, sambil berjalan kemeja makan.

“hehehe….. hai bunda dan ayahku tersayang”

“vidan vidan, kamu selalu saja “ kata ayah sambil geleng geleng melihat tingkah anak- anaknya.

setelah semua telah hadir di meja makan, kami pun segera sarapan, nyami masakan bundaku memang yang terbaik deh. sampai-sampai kami tidak menyadari kalau sekarang pukul 07.30 dan artinya tinggal 30 menit sekolah akan dimulai. kami pun pamit kepada orang tua kami dan segera pergi kesekolah.

Si JelekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang