32

10 0 0
                                    


Satu minggu sudah ujian sekolah dilaksanakan, artinya Raka sekarang sudah menyelesaikan tugasnya sebagai siswa pertukaran, didepan podium upacara saat ini Raka berdiri dan berpamitan kepada seluruh teman-temannya dan juga para guru. Mandangannya mengedar mencari keberadaan orang-orang yang dikenalnya, namun satu orang itu tidak tertangkap dipandangannya, batinya bertanya-tanya dimanakah sekarang dia berada.

Selesai menyampaikan salam perpisahannya, Raka undur diri dari podium dan kemudian berdiri berhadapan dengan siswa yang juga menjadi siswa pertukaran. Raka melepas almamater dan memberikannya kepada orang dihadapannya, orang dihadapannyapun melakukan hal yang sama. Mereka saling bertukar almamater dan mengenakan kembali almamater asal sekolah mereka.

Kemudian kepala sekolah memberikan sebuah piagam penghargaan kepada Raka dan orang disebelahnya, saling berjabat tangan dan terahir berfoto bersama. Selesai acara perpisahan sebelum pergi meninggalkan lapangan untuk terahir kalinya Raka melambaikan tangannya kepada seluruh siswa SMA 1 Jakarta, semuanya memberikan tepuk tangan meriah sebagai pengatar perpisahan bagi Raka.

Di depan halaman sekolah kedua orang tua Raka sudah menunggunya dimobil, Rakapun segera masuk kedalam mobil, dan mobil itu melaju hendak pergi meninggalkan lingkungan sekolah.

Dan untuk kesekian kalinya Raka menoleh kebelakang, melihat untuk yang terahir sekolah dan kenangan selama berada disini. Dan saat itulah seseorang keluar dari halam sekolah mengejar mobilnya. Mata Raka menangkap sosok yang dicarinya sedari tadi.

Rakapun meminta orang tuanya untuk berhenti sebentar, Raka keluar dari mobil menghampiri Violen yang berdiri disana.

"Vio. " panggil Raka

Melihat Raka yang sudah berdiri dihadapannya, Violen menubruk tubuh itu memeluknya erat. Kepalanya dibenamkan di dada Raka menyembunyikan air matanya.

Deg

Jantung Raka berdetak kuat saat Violen memeluk tubuhnya erat. Raka bingung harus bagaimana karena gadis yang memeluknya saat ini tidak bersuara sedikitpun, diraihnya pundak gadis itu agar Raka bisa melihat wajahnya.

Dan Raka terkejut dengan linangan air mata yang membasahi pipi gadis itu. Senyuman Raka merekah, lalu tangannya mengusap jejak air mata dipipi Violen.

"gue punya sesuatu buat lo. " di carinya benda itu di tasnya.

"ini." Raka memberikan lipblam dan juga sebuah cicin kepada Violen.

Lipbalm yang Raka pakaikan saat mereka ditaman dan cicin perak berbentuk anak panah yang melingkar pas di jari Violen saat Raka memasangkannya. Violen menatap cicin itu dia menyukak bentuknya yang cantik dan unik.

Dan gak lupa juga Raka mengoleskan lipbalm itu dibibir Violen. Violen merasa dejavu dengan perasaan dan sensasi yang dirasakannya saat ini sama saat ditaman. Netranya menatap lekat wajah Raka yang rupawan sedang fokus mengoleskan lipblam dibibirnya. Senyuman Raka merekah diwajahnya yang tampan.

"Cantik. "

Pujinya mengagumi kecantikan wajah yang dimiliki Violen, mendapat pujian itu tentu saja semburat merah muncul dikedua pipi Violen. Netra mereka saling beradu, violen dapat melihat kelembutan dimata Raka yang tegas, dan Raka melihat kesedihan di mata bulat Violen. Hati Raka mencelos melihatnya dia tidak ingin melihat raut itu di wajah Violen, dielusnya pipi violen

Cup

diciumnya pipi putih merona itu.

Bibir itu menempel seperkian detik dipipi Violen, Violen membeku ditempat mendapat ciuman itu, rasanya hangat, jantungnya terasa meledak, ada kupu-kupu yang mengelitik perutnya, dirabanya bekas ciuman dipipinya. Violen dapat merasakan bibir hangat Raka menempel di pipinya.

Si JelekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang