10

1.4K 70 0
                                    

"Mana vio." tanya melda pada galda yang baru saja bergabung dengan mereka.

"Dia lagi sakit."

Raka yang berada tidak jauh dari mereka pun tak sengaja mendengar obrolan mereka. Dan dia pun menajamkan indra pendengarannya

"Perasaan tadi sehat2 aja."

"Gak tau, tadi pas kami lagi mau kesini dia tiba2 mimisan."

"Terus dia dimana sekarang"

"Gue bawa ke uks"

)))

"Vi" panggil cici.

Aku yang merasa dipanggil pun membuka mata.

"Lo gak papa, udah baikan, kalo lo sakit mending pulang deh."

"melda bener vi, mending lo pulang aja, entar kami izinin lo." Ujar galda yang duduk di bibir ranjang.

"Gue gak papa, mending kalian ke kantin sana, gak laper apa abis olahraga."

"Tapi lo kan sakit, masak kami enak2 kan makan." Protes cici.

"Gak papa gue pingin tidur aja, kalian pergi gih Jangan ganggu."

"Tapi beneran gak papa, lo gak laper, gak mau titip makanan."

Aku pun hanya mengibas2 kan tangan mengusir agar mereka pergi, dan menutup seluruh tubuhku dengan selimut.

Mereka saling pandang, dan galda hanya mengedikan bahu.

"Ya udah kami ke kantin ya vi." Ujar galda akhirnya dan mengajak cici dan melda ke kantin.

Sepeninggalan mereka, kini duduklah seseorang itu di kursi yang ada di samping ranjang, dan duduk diam sambil menikmati pemandangan yang kini sedang tertidur diranjang itu.

Perlahan orang itu melepaskan kacamata dari wajah yang kini sedang terpejam, karena menurutnya pasti benda ini mengganggu kenyamanan saat tidur.

Perlahan tapi pasti setelah kaca mata itu terlepas, kini nampak lah wajah bak malaikat yang selama ini sengaja disembunyikan.

Kaca mata yang kini berada di tangannya dia letakkan di sebelah bantal, dan kembali mengamati wajah damai itu.

Sambil berpaku dagu, dia mengamati setiap pahatan yang tercetak diwajah itu, mulai dari alis, mata, hidung, hingga bibir, tak ada yang dilewatkan, sungguh sempurna ciptaan sang pencipta.

Ingin rasanya dia mencium sosok itu, namun ditahan sekuat tenaga olehnya, namun secara sadar dia kini sengaja meletakan tangannya di wajah itu, terus dia sentuh alis tebal nan panjang itu, mata dengan bulu mata lentik itu, hidung yang kecil tapi mancung itu, dan terahir berhenti di bibir yang ranun sedikit tebal serta memiliki belahan alami bukan karena ciuman, siapa orang yang tidak tergoda untuk mencicipi bibir seksi itu, orang itu tersenyum menyadari pikiran mesin nya, dan terahir dia mengelus dengan sayang pipi putih itu.

Ditengah- tengah kegiatannya itu muncul keinginannya untuk mengabadikan beberapa photo sosok itu.

Di pun mengambil hp dari saku celananya dan segera membidik beberapa gambar dari sosok itu.

Violen PoV

Di saat aku membuka mata

'Klik'

Seseorang mengambil foto tanpa seizin ku.

'Klik' sekali lagi orang itu mengambil foto tanpa izinku, barulah aku sadar sepenuhnya dengan tindakan orang itu.

"LO"

'Wkkk'😝 ledeknya.

"RAKA APUS GAK POTONYA" teriak ku membahana diruangan ini.

Namun terlambat Raka sudah lebih dulu ngacir dari ruangan ini, dan itu sungguh menyebalkan, lagi2 tingkahnya membuatku kesal.

Tbc

Si JelekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang