30

7 1 0
                                    


Setelah proses persidangan, di kediaman Gustomo, semua keluarga sedang berkumpul dan tak lupa hadir juga Raka dan kedua orang tuannya.  Nyonya Gustomo sengaja mengundang mereka makan malam dirumahnya. Kakek nenek dan Herman sibuk mengobrol dengan Ayah Raka membicarakan bisinis, masa muda mereka,  keluarga mereka dan juga saling membangga banggakan anak-anaknya. Sedangkan Puja sibuk didapur bersama ibu Raka.

Violen, Raka,  Geren Vidan, dan Arendra hanya duduk memakan makanan dimeja sambil melihat Layar Televisi yang menayangkan berita persidangan tadi siang. Merasa bosan Violen mengambil remot televisi lalu mengganti ke canel yang lain. 

"Pemirsa ada berita heboh dimana katanya seorang putri dari Pengusaha kaya yang berpenampilan biasa kesekolah,  kata temennya dia sengaja nutupin identitasnya yuk kita simak beritanya" begitulah peresenter membacakan berita gosip yang didengar Violen dan alhasil membuatnya tersedak.

Buru-buru digantinya ke tayangan lain, namun setiap saluran tv semuanya berisi berita tentangnya. Dengan berutal ditekannya remot tv itu sampai pada ahirnya berhenti ada satu saluran yang menayangkan filem kartun. Violen bernapas lega dan membanting remot yang ada ditangannya ke sofa.  Sedangkan yang lain menatapnya keheranan.

"Apa. " serga Violen.

"lo yang kenapa? " tanya Geren balik bertanya.

"tau ah,  kak anterin kekamar."

Geren hanya menuruti permintaan adiknya, menggendongnya dibelakang punggungnya lalu pergi menaiki tangga menuju kamar Violen.  Yang lain melihatnya keheranan lalu kembali menatap ke layar Tv.
Berita di Tv, sosial media, koran, semuannya membahas Violen. Indentitasnya yang ditutupi disekolah sudah terbongkar.

*****

Violen sedang asik membaca buku catatannya diatas kasur,  tangannya sibuk membalik lembar demi lembar buku ditangannya

Dert..... Dert...... Dert

Bahkan getaran hp yang sedari tadi terus berbunyi diabaikannya, saat ini dia lebih tertarik pada buku yang dipegangnya. Hingga terdengar suara ketukan pintu dikamarnya.

"Apa aku bileh masuk. " tanyanya.

"masuk aja. "

Orang itupun masuk kekamar setelah mendapat izin dari tuannya.

"Lagi apa? "

"Belajar. "

Raka ber oh ria, tatapannya mengedar mengamati ruangan kamar Violen,  matanya tertuju pada sebuah foto yang berada di atas meja belajar Violen,  diambilnya dan diamatinya foto itu,  foto Violen kecil bersama keluarganya yang sedang berlibur, Raka meletakkannya dan menghampiri Violen. 

Violen yang sedari tadi memperhatikan Raka, sejak tadi merasa gelisah karena debaran jantungnya yang berdebar keras, dan debaran itu semakin menjadi ketika Raka duduk di ranjangnya.

"Ada yang gak paham. " tanya Raka yang menyadarkan Violen.

"eh, gak kok ini udah selesai belajarnya. " Violen menutup buk  ditangannya.

Dert.. Dert... Dert hp Violen kembali berbunyi.  Dilihatnya dan dibacanya pesan-pesan yang masuk dihpnya,  yang isinya ternyata pesan di grup kelas dan grup sekolah, yang membahas tentang dia dan keluarganya.

Dilemparnya hp itu ke bantal disampingnya,  Raka yang keheranan dengan raut masam Violen bertanya kenapa gadis itu kesal.

"lo cemberut gitu kenapa."

"gak, cuma berita heboh aja."

"berita heboh apa? "

Violen menunjuk dirinya sendiri.  Dan Raka mengerti makasu dari Violen.

"lo kesekolah besok gimana,  mau ganti gaya. "

"gak deh,  udah yaman gini."

"serius, identitas lo dah kebongkat."

"ya terus gimana,  emang gaya gue jelek banget ya. "

"gk kok,  lo mau dadan kayak disekola  biasanya ataupun gak tetep cantik. "

Violen mangut-mangut, dan Raka melihat semburat merah dikedua pipi itu muncul lagi. Raka tersenyum dan mengelus lembut pipi merah itu.

Violen yang mendaat perlakuan Raka tertunduk, dia tidak kuat jika harus bertataan dengan Raka jantungnya kali ini benar-benar tidak beres.

Raka benar-benar terpesona melihat wajah cantik tanpa kacamata yang biasa digunakkannya disekoah itu merona,  ada kupu-kupu yang bertebaran menggelitik perutnya,  Raka sangat menyukai sensasi ini.

"Raka makasih buat semuanya,  dan maaf karna gue lo jadi cidera. "

Raka meraih dagu Violen membawanya menatap matanya.

"hei jangan minta maaf,  ini bukan kesalahn lo. "

"tapi gue yang buat tangan lo kayak gini. "

"waktu itu lo gak sadar,  orang itu yang jahat manfaat lo. "

"tapi tetep aja gue minta maaf. "

"suuutttt" potong Raka dengan telunjuknya berada di bibir Violen.

"justru gue yang minta maaf sama lo,  maaf gue gak bisa selametin lo malem itu. "

"lo tau,  gue khawatir banget, satu hari pun gue gak bisa tidur. Pas dapet kabar lo koma di rumah sakit.  Bener-bener buat gue berasa kehilangan nyawa gue.  Lo bener-bener buat gue takut. "

Pandangan mereka beradu, ada rasa bahagia di hati Violen mendengar Raka begitu menghawatirkannya.  Jantungnya berdegup kencang memandangi manik gelap sendu itu.  Cukup lama mata mereka saling beradu,  sampai Violen memecahkan keheningan dengan candaannya.

"Ini lo buktinya idup, masih ada tuh nyawa belum ilang. " candanya dengan raut muka dibuat-buat bingung.

'Tak'

"awwww" Ringis Violen mengusap keningnya,  akibat hadiah sentilan dari Raka.

"bisa-bisanya lo ya. " Sungut Raka sebel,  namun tak lama senyum merekah diwajahnya.

"Ehem" deheman seseorang yang berada di amabang pintu kamar Violen, mengusik mereka.  Mereka menoleh kesumber suara yang berada di depan kamar Violen

"Dicariin dari tadi,  taunya disini.  Lo apain sodara gue,  Mesum gue bunuh lo . " ancam Vidan tanpa memberikan kesempatan untuk Raka membela dirinya.

Baru saja Raka membuka mulutnya, Vidan langsung memotongnya,  alhasil Raka mengatupkan kembali mulutnya,  yang tadi sudah mempersiapkan beribu pembelaan.

"Apa, Buruan. Tuh orang tua lo nyariin mereka dah mau pulang."

Wajah raka menjadi masam,  dengan berat hati di bangkit dan pergi keluar kamar Violen, mematuhi perintah Vidan.

"senyum kenapa lo,  dah tidur sana gak usah mikirin cowok lo sekolah aja bener-bener." omel Vidan

"dia kenapa sih. " gerutu Violen dalam hati.

Di depan teras rumah Violen Raka dan Keluarganya berpamitan pulang pada seluruh keluarga Gustomo kecuali Violen yang berada dikamar

Tbc

Si JelekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang