14

1.4K 60 2
                                    

Raka pov

Aku berjalan dengan mengendap-endap berusaha agar tidak ketahuan.  Setelah berada tepat dibelakangnya,  aku sedikit berjongkok dan meniup tengkuk lehernya. 

Sekali,  dia mengangapnya angin,  dua kali, sepertinya dia sedikit terganggu,  tigakali,  dia menoleh kebelakang.

Namun setelah itu apa yang kudapatkan, bogem mentah mulus mengenai daguku, wow, itu sangat keras sehingga membuatku jatuh terduduk dan merintih kesakitan.

Violen pov

"MY GOT" reflek saraf motoriku bergerak.

'Buakkk' satu bogem aku keluarkan.

"auuu"

Rintihan seseorang membuat ku terfokus dengannya. Dan ternyata Raka lah pelakunya.

"ya ampun,  sorry gak sengaja,  aduh gimana nih,  lo gak papa" tanya ku khawatir.

"gak papa gimana, rahang gue bengkok nihh"

"aelah buktinya tu bisa ngomong"

"bener-benerya bukanya ditolongin. "

"emang lo yang salah. "

"ehh lo seharusnya terima kasih ke gue,  lo mau nginep disini. "

"emang ada acara kemping. "

"ini udah jam pulang vio cantik,  bentar lagi gerbangnya tutup, lo mau panjat pager. "

"beneran ini dah pulang" tanya ku.

"ini udah jam 3 sore"

Aku pun langsung melihat jam tanganku,  benar dia tidak bohong,  ini sudah pulang,  lalu yang kutanyakan. Kemana Vidan,  kok gak telpon gue,  jangan jangan ditinggal. Dan aku baru sadar kalau aku menghidupkan mode pesawat di hp.

"ya udah makasih ya, gue mau pulang dulu."

Aku pun mengambil tasku yang ada ditangannya lalu beranjak pergi. 

10 menit berlalu,  namun gak ada angkot maupun bus yang lewat, tumben batinku.

'Tin... tin' suara kelakson motor.

"oi vio ikut gue aja."

"ikut lo" setelah kupikir lagi, bagus juga kan bisa hemat ongkos.  "oke"

Akupun langsung duduk manis dibelakangnya.

>Skip time<

Sesampainya didepan pagar,  mang udin buru-buru membukakan pagar. Setelah pagar terbuka motorpun melaju masuk ke pekarangan rumah.

Kalau dipikir-pikir turun didepan pagar tadikan juga bisa, ini malah repot-repot nganterin gue sampek kedalen.  Tapi ya gak papa lah,  di juga udah nganterin sapek rumah dengan sehat walafiat.

Setelah sampai didepan rumah,  disana sedang duduk seorang manusia yang asik dengan main game dileptopnya, siapa lagi kalo bukan vidan. dengan rasa jengkel yang menggebu, aku langsung menghampirinya lalu menekan tombol on dileptopnya.

"WHAT THE..... " barulah perhatiannya beralih.

"APA." desisku.

"Lo gue bejet-bejet tunggu aja." ancamnya.

"Eh, lo human atau jenglot sih."

"Eh lo kutu idung sini loh."

Namun sebelum vidan berhasil menangkapku, aku keburu masuk wkwkwk alhasil dia tersungkur dari kursi.

"iahhhh" ringisnya.

"Raka thanks ya." teriakku dari tangga.

Dan hanya dibalasnya dengan anggukan kecil.

Tin....... Brummmm.

Setelah Raka menghilang dari pekarangan rumah akupun pergi menuju kamar, Dan meninggalkan saudaraku Vidan diteras dengan raut jengkelnya.

Tbc.




Si JelekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang