11 | Unknown Feeling

316 66 7
                                    

Sejak Karina mulai bekerja di sini, Chelsea juga sering terlihat datang berkunjung.

Karena sifatnya yang mudah bergaul itu, gak butuh waktu lama untuknya berteman akrab dengan para staf di sini, bahkan pak Alfin juga menyukainya.

Berkat hal itu aku menjadi sering gelisah; aku takut kalau Pak manajer gak sengaja menawarinya pekerjaan seperti Karina.

"Heh, Gi, dengerin!"

Karena Chelsea biasanya datang ke kafe setelah kegiatan ekskul volinya, dia sering kali tiba saat malam, atau saat jumlah pelanggan kami mulai berkurang. Lalu dia dengan senang hati menceritakan hal-hal apa saja yang terjadi pada hari itu.

"Tim voli putri lolos 32 besar!"

"Ohh congrats... biar gue deh yang traktir lo malem ini"

"Yes!" dia berteriak dan hampir melompat, "Um, kalo gitu... gue boleh request lagi?"

Tiba-tiba dia menunduk dan menatapku malu-malu. Matanya yang bulat itu mengingatkanku pada seekor hamster.

"Kalo gue bisa"

"Anu... boleh... gue... fotoin elo?"

"Hah, ngapain? Kita ketemu tiap hari juga..."

"Ya tapi kan gue jarang ngeliat lo pake seragam pelayan kayak gini"

"Ahh gue ngerti..." aku pura-pura mempertimbangkan permintaanya.

"...Enggak"

"Kenapa enggak? Lo juga gak rugi apa-apa, Gi. Ya?"

"Gue gak suka aja kalo lagi difoto, atau semacemnya"

"Lo pake seragam pelayan kayak gini tuh termasuk momen langka, please cuman sekali aja" dia dengan semangat berusaha membujukku.

"Hmm... karena lo udah jadi pelanggan tetep di sini dan emang ngebet banget minta itu—"

"Eh? Lo mau ngijinin?"

Mata Chelsea berbinar penuh harap...

"—Tetep enggak"

...yang dengan senang hati aku hempaskan.

"Kenapa?!"

"Karena gak pengen foto-foto gue disalahgunain. Siapa tau ntar foto gue dipake buat syarat pinjol..."

"Emang gue apaan!"

Menggoda Chelsea sudah menjadi sebuah hobby tersendiri buatku. Melihat reaksinya yang polos itu seperti mendapat sensasi sejuk saat kamu tiduran di ubin masjid, aku gak bisa berhenti menjahilinya.

"Yogi pelit!"

"Terserah lo mau bilang apa, tapi jawabannya tetep 'enggak' "

"Oke kalo gitu, gue fotoin diem-diem aja..."

"Ya berarti gak diem-diem juga kalo lo ngomong kayak barusan di depan orangnya langsung, ckck.."

"Nih!"

Chelsea tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dan mencoba untuk memotretku. Tapi dengan cepat aku berbalik.

"Iiih! Kenapa ngadep sana?!"

"Mengambil foto dilarang di tempat ini. Kalau tidak menuruti aturan di sini, mohon maaf, dengan terpaksa saya harus meminta anda keluar" aku menjelaskannya secara formal, lalu Chelsea mulai menggembungkan pipinya. Sambil memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas, dia mendesis, "Pelit!"

Aku pun tertawa.

"Gak usah ngambek gitu, lo tetep gue traktir malem ini kok"

Ekspresi ngambeknya itu membuat aku ingin memanjakannya terus.

Moonlight 🌙 | Yoshi ft. KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang