Paradis, Tahun 857
.
.
.Beberapa waktu sebelumnya ....
Tim Pengembang sedang sibuk-sibuknya mengerjakan proyek baru. Meskipun proyek tersebut dikerjakan secara diam-diam, namun beritanya sudah menyebar ke seluruh dinding. Tidak sedikit anggota masyarakat yang tahu kalau Tim Pengembang sedang menciptakan senjata dengan teknologi terbaru.
Menurut rumor yang beredar, senjata tersebut sangat kuat hingga mampu menghantam sebuah batu besar dan menghancurkannya hingga berkeping-keping.
Senjata itulah yang kelak akan digunakan untuk peperangan melawan Marley selanjutnya.
Tentunya, berita-berita simpang siur yang beredar itu meresahkan para warga. Tidak sedikit dari mereka yang bertanya langsung pada Polisi Militer tentang kebenarannya. Bahkan di gedung utama pemerintahan pun, ada banyak sekali wartawan yang berkumpul dengan tujuan mencari klarifikasi.
Hange Zoe, wanita yang merupakan ketua tim Pasukan Pengintai mampir ke unit Pengembangan Senjata hari ini.
Wanita itu ingin mengecek lagi tentang perkembangan senjata yang dimintanya beberapa waktu yang lalu.
"Halo, kalian semua!" sapanya ceria. "Bagaimana kabar kalian?"
Hange berjalan dengan santainya mendekati para teknisi yang sedang sibuk mengurusi logam besi panjang dan kurus dengan ujung runcing yang diletakan di atas meja.
Hange ikut mengamati benda tersebut.
"Wah, apakah ini sudah selesai? Sudah ku duga kerja kalian cepat sekali," komentar Hange diiringi pujian untuk Tik Pengembang.
Tangannya terulur hendak menyentuh senjata keluaran terbaru itu namun segera ditepis oleh Ketua Teknisi yang merupakan orang yang menerima permintaan Hange.
"Jangan disentuh," ucap Ketua Teknisi tadi. "Ini masih belum selesai sepenuhnya," lanjutnya.
Mengusapi punggung tangannya yang sebenarnya tidak sakit, Hange tersenyum sangat lebar menampilkan deretan giginya.
"Kalau begitu kapan akan selesai?"
"Tidak tahu, lagipula aku merasa ragu untuk menyelesaikannya. Perang sudah usai, kita tidak memerlukan senjata pembunuh semacam ini lagi seharusnya."
Mendengar itu Hange sedikit menurunkan pandangannya.
Matanya menatap ke arah senjata itu dan kemudian Hange mengucapkan kata yang lebih mirip seperti doa, "aku sungguh berharap kalau senjata ini tidak akan berguna."
💜💜💜
Masa sekarang ...
Markas Pasukan Pengintai yang dituju Mikasa ada di Wall Rose. Sedikit jauh dari kediamannya.
Sebenarnya bisa saja untuk Mikasa tinggal di asrama militer bersama para anggota militer lainnya. Akan tetapi Mikasa lebih memilih untuk tinggal sendiri di rumahnya yang ada di Kota Mitras. Alasannya sudah jelas, karena dekat dengan salah satu tangga menuju Kota Bawah Tanah dimana dia dan Levi dapat sering bertemu.
Mikasa yang baru tiba mengikatkan tali kekang kudanya dan langsung masuk ke sebuah bangunan menyerupai kastil yang dulu merupakan markas utama dari Pasukan Pengintai.
Didepan ruangan yang ada di lantai dua, Mikasa berhenti dan mengetuk pintu.
Setelah ia dipersilakan untuk masuk, barulah Mikasa menarik kenop pintu dan masuk ke dalam.
Ruangan itu tidak terlalu besar untuk ukuran kantor seorang pemimpin. Jendela-jendela berukuran besar terbuka lebar dan di depan salah satu jendela itu berdirilah komandan utama Pasukan Pengintai, Erwin Smith.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are You (Tamat)
FanfictionPerang antara Marley dan Paradis telah berakhir empat tahun yang lalu. Kedamaian telah diraih. Atau mungkin begitulah yang ada didalam pikiran kebanyakan orang sekarang ini. Sayangnya, pikiran-pikiran seperti itulah yang menjadikan seseorang dengan...