Paradis, Tahun 857
.
.
."Mikasa, dengar aku. Sesaat setelah mereka mulai menembak, kau harus lari dan mengejar orang tua tadi."
Adalah yang dibisikkan Jean ke telinga Mikasa tepat sebelum konfrontasi kecil diantara mereka dan orang-orang tadi dimulai.
Meski Mikasa ingin menolak untuk menurut dan sempat menyampaikan protesnya, tapi diantara anggota timnya hanya dialah yang paling mungkin melakukannya.
Bertarung sendirian menghadapi lawan yang banyak itu cukup sulit.
Karenanya, opsi terbaik yang mereka miliki adalah mengirimkan seorang prajurit terkuat mereka untuk mengejar orang yang bisa jadi adalah dalang dari keseluruhan masalah yang mereka hadapi selama ini.
Mikasa berhasil keluar dari ruangan tadi dengan bantuan teman-temannya.
Dia menengok ke samping lorong kanan dan kiri, mencari petunjuk ke arah mana ia harus berlari untuk dapat mengejar pria paruh baya yang bertingkah seolah mengenalnya.
Tidak terlalu lama, Mikasa memutuskan untuk berlari ke arah kanan karena di kiri tak ada apapun selain toilet yang sudah didatangi Mikasa sebelumnya.
Dia berlari dengan cepat untuk dapat menyusul Kenny yang telah pergi duluan sambil berdesak-desakan dengan orang-orang yang terpencar di lorong sebab panik mendengar suara tembakan di tempat tersebut.
Dengan sedikit usaha, Mikasa menyelinap diantara kerumunan yang panik tersebut. Tapi usahanya gagal sebab diantara kumpulan orang yang rusuh dan saling dorong itu membuat Mikasa terhimpit hingga ke sudut dinding.
Mungkin bisa saja jika Mikasa menggunakan kekuatannya untuk melawan orang-orang ini, tapi dia tak ingin menyakiti para penduduk sehingga dia menahan kekuatannya.
Namun sepertinya terpojok hingga menempel ke dinding yang bersebelahan dengan jendela bukanlah hal yang buruk. Justru menjadi keberuntungan tersendiri bagi Mikasa. Ketika Mikasa menengok keluar, secara ajaib dia melihat wanita muda yang menjadi target awal misi mereka.
Annie Leonhart.
Untuk waktu yang lama Mikasa berdiri diam. Membiarkan tubuhnya terdorong ke sana kemari oleh kekacauan yang sedang terjadi sembari memikirkan pilihan apa yang sebaiknya diambilnya.
Untuk memilih mengejar Annie yang ada di depan mata atau pria tua yang tidak tahu hilang kemana.
Pada akhirnya, karena Mikasa tidak bisa menimbang siapa yang lebih urgen untuk ditangkap atau setidaknya untuk dikejar, maka Mikasa yang notabene nya adalah seorang prajurit militer akhirnya memutuskan, "ikuti perintah."
Benar. Ikuti perintah. Tugas yang diberikan kepada Mikasa sebelum datang ke tempat ini adalah menemukan sesuatu yang berkaitan dengan Annie Leonhart. Bukan pria tua tadi.
Maka dari itu Mikasa pun melompat dari jendela dan mengejar Annie yang telah belok di sebuah persimpangan Kota Bawah Tanah.
Mikasa langsung melanjutkan pengejarannya terhadap Annie dan tidak terlalu lama sebelum dia mencapai tempat yang sama dengan Annie berada sekarang.
Akan tetapi itu adalah jebakan.
Nyatanya, bukan Mikasa yang mengejar Annie tapi Mikasa lah yang dipancing untuk datang ke sana. Sepertinya mereka tahu kalau Pasukan Pengintai mulai menandai Annie sehingga mereka pun menjadikan Annie sebagai umpan untuk menarik Pasukan Pengintai.
Di tempat yang sama seperti ketika Mikasa dihadang oleh pria tak dikenal beberapa bulan yang lalu, kejadian yang sama terulang kembali. Walau kali ini Mikasa mengenali siapa saja orang yang telah menunggu kedatangannya ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are You (Tamat)
FanficPerang antara Marley dan Paradis telah berakhir empat tahun yang lalu. Kedamaian telah diraih. Atau mungkin begitulah yang ada didalam pikiran kebanyakan orang sekarang ini. Sayangnya, pikiran-pikiran seperti itulah yang menjadikan seseorang dengan...