Paradis, Tahun 858
..
.Dor, dor, dor!!!
Bunyi tembakan beruntun tidak mengenai sasaran itu menyisakan tiga lubang di lantai.
Mikasa bergeming.
Walau dia sudah tahu pasti akan ada serangan yang mengarah padanya, tetap saja yang namanya serangan dadakan sedikit banyak memberinya efek kejutan.
Mikasa mengangkat wajahnya. Tatapannya terarah pada daerah asal tembakan tadi. Tepatnya ke lantai dua dari sebuah mansion yang telah lama dibangun di Wall Maria.
Disana berdiri tegap seorang wanita dengan kedua tangan lurus ke depan menggenggam pistol yang ia gunakan sebelumnya.
“Berikutnya aku tidak akan meleset," kata wanita itu tegas.
Jelas bukan sekedar menggertak. Dia punya keyakinan bahwa dirinya lebih dari unggul dan mampu untuk menjadi malaikat maut bagi wanita muda dibawah sana. Menjadi orang yang mencabut nyawa Mikasa.
Wanita tadi menurunkan pistolnya yang sebelumnya terarah pada Mikasa dan berjalan santai turun dari lantai dua melewati satu persatu undakan tangga hingga ia tiba di tengah-tengah ruangan.
Mikasa pun turut memangkas jarak diantara dirinya dan wanita itu.
Lalu disaat mereka sudah saling berhadapan, dimana hanya ada jarak sekitar setengah meter diantara mereka, tangan Mikasa dengan cekatan menarik belati yang tersimpan dipahanya dan menodongkannya ke udara.
Posisi siap menyerang.
Wanita itu menghela napas kecewa setelah melihat Mikasa yang mengarahkan pisau ke arahnya.
“Jujur saja aku tidak ingin menyakitimu, Mikasa. Kami menyayangimu,” katanya sendu.
“Jangan terlalu percaya diri,” sahut Mikasa tajam. Nada kalimat yang wanita itu gunakan membuat harga diri Mikasa tergores. Dia bicara seolah percaya kalau dia dapat dengan mudah melukai Mikasa.
Giginya bergeletuk. Beriringan dengan perasaan kecewa yang menyeruak memenuhi dada Mikasa saat ini.
Mikasa tidak pernah mengira kalau dirinya akan mendapatkan pengkhianatan seperti ini.
Tatapannya wanita itu perlahan menggelap.
Kata-kata manis, bujukan, dan rayuan tidak akan berguna disini.
Mau bagaimana lagi? Di mata Mikasa, dia adalah penjahatnya. Mereka adalah pengkhianat yang telah mengkhianatinya. Seperti itulah kenyataan yang dihadapi oleh Mikasa saat ini.
Berandai-andai tidak akan berguna. Dan menyesal sekalipun tidak akan mengubah apapun.
Setelah semua yang terjadi, mereka tidak punya lagi jalan untuk kembali.
Oleh sebab itu wanita tadi pun berkata, “maafkan aku Mikasa. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu lewat lebih jauh lagi dari sini.”
Sambil mengatakan kata-katanya itu, wanita tadi menarik pelatuk pistolnya dan ....
DOR!!!
💜💜💜
Ranisa
Published: 01 April 2022
Ranisa's notes:
Halo!Bertemu lagi dengan cerita kedua-ku yang bertemakan Levi dan Mikasa dari Shingeki no Kyojin.
Tidak perlu berpanjang lebar, aku mau menginformasikan bahwa:
1. Cerita ini belum selesai ditulis (010422). Of course chapternya sudah 20 lebih, jadi sudah memenuhi target minimal jumlah chapter ku sebelum publikasi agar menghindari yang telat update. Meski jujur, aku gak bisa janji untuk akan selalu tepat waktu meng-update cerita ini. Silakan teror aku jika aku lama tidak update seperti lapak sebelah.
2. Vote dan komen sangat ku harapkan disini. Aku menyadari bahwa gak seharusnya aku begitu. Votes, komentar, dan followers itu adalah bonus untuk kerja keras dan kerja gabut ku. Tapi meski begitu, aku tetap mengharapkannya, sebanyak-banyaknya dari kalian. Maafkan untuk keserakahanku ini. Tapi itulah salah satu alasan dan sumber penyemangat ku dalam menulis. Semoga kalian bisa memahami dan memakluminya.
3. Update setiap Senin dan Jumat. Untuk sekarang itu jadwal kurang sibukku, bisa dibilang. Sekali lagi, kalau aku telat update, harap teror saja aku melalui kolom komentar cerita bukan di Wall atau DM. Sangat tidak apa-apa jika disana. Aku merasa diriku sering sekali malas publikasi cerita sekarang ini, jadi aku kerapkali menunda-nunda untuk update bahkan juga menunda untuk menulis. So, meski ini menyedihkan tolong ingatkan aku, ya.
Mungkin itu saja sudah cukup untuk saat ini meski ada banyak lagi yang pengen ku ungkapkan. Tapi ya sudahlah. Biar ku simpan saja untuk nanti.
Terimakasih karena telah membaca cerita ini ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are You (Tamat)
Fiksi PenggemarPerang antara Marley dan Paradis telah berakhir empat tahun yang lalu. Kedamaian telah diraih. Atau mungkin begitulah yang ada didalam pikiran kebanyakan orang sekarang ini. Sayangnya, pikiran-pikiran seperti itulah yang menjadikan seseorang dengan...