Paradis Tahun 857
.
.
.Misi penyelidikan tentang Marley adalah misi sangat rahasia yang diberikan Komandan Erwin kepadanya dan hanya diketahui oleh beberapa penting saja. Oleh sebab itu, Mikasa sangat terkejut ketika Levi menyebutkan bahwa alasan dia dikejar-kejar seperti ini adalah karena hal tersebut.
Dari mana Levi mengetahui informasi tersebut adalah yang menjadi pertanyaan Mikasa sekarang.
Deg, deg, deg.
Dalam enam puluh detik terakhir Levi diam, tak langsung menjawab pertanyaan Mikasa membuat Mikasa semakin menatap curiga padanya.
"Levi, kau-"
"Kau sendiri yang memberitahuku, Mikasa. Apa kau tidak ingat?"
Levi menyela kata-kata Mikasa dan langsung memberikan alibinya.
"Kapan?" selidik Mikasa.
"Ck, gadis ini," decak Levi kemudian merilekskan bahunya. "Kau sendiri yang memberitahuku kalau kau diberi misi untuk menyelidiki Marley saat kau mabuk kemarin. Makanya, aku sering mengatakan padamu agar jangan terlalu banyak minum. Bagaimana bisa dia mencurigaiku seperti ini, huh?" lanjut Levi diakhiri dengan keluhan karena ketidakpercayaan Mikasa terhadap dirinya.
"Begitu." Mikasa menjawab lemah. Tetap saja, dia tak mengingat sama sekali tentang hal itu. Tapi ia juga tak bisa berkilah, sebab dirinya memang lebih banyak bicara ketika mabuk, entah itu membicarakan pekerjaan atau obrolan melantur lainnya. Bagian terparah dari semua itu adalah ia seringkali melupakan apa yang mereka bicarakan ketika dirinya mabuk.
"Maafkan aku," kata Mikasa kemudian.
Levi berjalan mendekat, berjongkok di depan Mikasa yang masih bersandar di pohon.
"Tidak masalah," katanya. "Curiga terhadap semua hal termasuk bagian dari pekerjaanmu, aku mengerti. Sekarang tidurlah, kita akan pergi dari sini saat fajar."
💜💜💜
Mereka tiba disalah satu gerbang perbatasan antara Wall Maria dan Wall Rose tepatnya di Distrik Karanese ketika matahari sudah hampir berada di puncak.
Levi berjalan lebih dulu ketika mereka telah melewati gerbang dan berada di wilayah Wall Maria.
"Kita akan sedikit memutar jalan untuk kembali ke Wall Rose," kata Levi tanpa berbalik saat berbicara. "Tapi sebelum itu, kita harus mampir sebentar," lanjutnya.
"Kemana?" tanya Mikasa.
"Ke rumah temanku. Kita tidak bisa melanjutkan perjalanan dengan kondisi seperti ini, bukan?" Levi menunjuk dirinya dan Mikasa bergantian.
Itu benar. Mereka telah melarikan diri semalaman ditengah hutan. Pakaian mereka kotor dan bau oleh keringat. Mereka juga belum makan apa-apa sejak semalam.
Menimbang hal itu, bukan hal yang salah jika Mikasa menurut saja untuk tawaran singgah sebentar di daerah yang sudah lama menjadi asing baginya ini.
Akan tetapi tetap saja di dalam hati Mikasa, dia merasa cemas.
Wall Maria sudah lama menjadi wilayah tanpa aturan. Sejak perang dengan Marley pertama kali dimulai dan Distrik Shiganshina telah direbut, Wall Maria yang telah berubah menjadi medan perang perlahan ditinggalkan para penghuninya yang kemudian pindah ke wilayah dinding yang lebih dalam.
Bahkan setelah perang berakhir dan tentara Marley sudah ditarik mundur seluruhnya, pihak kerajaan belum melakukan apapun untuk merekontruksi wilayah Wall Maria yang diameter luasnya mencapai 100 kilometer tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are You (Tamat)
FanficPerang antara Marley dan Paradis telah berakhir empat tahun yang lalu. Kedamaian telah diraih. Atau mungkin begitulah yang ada didalam pikiran kebanyakan orang sekarang ini. Sayangnya, pikiran-pikiran seperti itulah yang menjadikan seseorang dengan...