Paradis, Tahun 857
.
.
.Mata para gelandangan yang duduk di pinggir jalan itu memiliki sorot yang sama. Tatapan mata tanpa harapan, tanpa keinginan yang seolah menunjukan ketidakinginan mereka untuk meneruskan hidup.
Ini adalah pemandangan umum dari Kota Bawah Tanah. Meski begitu, tetap saja Mikasa tak terbiasa dengan pemandangan seperti ini.
Kota Bawah Tanah adalah tempat yang paling sering didatanginya jika Mikasa ingin menemui Levi karena di kota inilah Levi menetap.
Akan tetapi kali ini tujuan Mikasa datang ke Kota Bawah Tanah bukanlah untuk menemui Levi. Mikasa ingin menyelidiki tentang surat yang ditemukan Komandan Erwin sebelumnya.
Memang tidak pasti kalau pengirim surat tersebut berasal dari Kota Bawah Tanah. Kendatipun demikian Kota Bawah Tanah selain merupakan tempat dari rakyat kelas bawah yang tidak mampu membayar biaya hidup di Permukaan, juga merupakan tempatnya para kriminal berkumpul.
Dan karena itu Mikasa berpikir kalau ia mungkin bisa mendapatkan sedikit informasi jika memulai pencariannya disini.
Dan kalau pun tidak ada, maka selain Kota Bawah Tanah Mikasa akan melanjutkan penelusuran ke wilayah Wall Maria yang juga menjadi tempat perkumpulan para penjahat setelah berhasil diduduki oleh para penjajah beberapa tahun yang lalu.
Sejak kejatuhan Wall Maria disaat perang dengan Marley yang dimulai pada tahun 845, Wall Maria bukan lagi menjadi wilayah yang diatur oleh Paradis.
Bahkan setelah perang berakhir dan para pasukan Marley telah ditarik mundur semuanya, wilayah Wall Maria masih belum direkonstruksi yang membuatnya seakan-akan bukan lagi merupakan bagian dari Paradis. Dan Polisi Militer pun tak mau berpatroli ditempat yang ditinggalkan tersebut.
Wilayah tanpa hukum yang mengatur. Mungkin seperti itulah keadaan Wall Maria sekarang.
Oleh karena itulah para penjahat berkumpul dan menghimpun kekuatan di sana.
Akan tetapi, untuk saat ini Mikasa akan menyimpan daerah Wall Maria untuk diurus nanti. Dia akan menyelidiki di Kota Bawah Tanah terlebih dahulu.
Mikasa berjalan di daerah pemukiman kumuh Kota Bawah Tanah dengan mengenakan seragamnya yang membuat para penduduk menatapi nya dengan pandangan curiga.
Wajar saja, kemarin malam Polisi Militer telah melakukan pengejaran penyusup di kota mereka. Karena pengejaran tersebut, beberapa barang seperti makanan, gerobak, bahkan ada toko yang rusak akibat pengejaran menggunakan 3D manuver gear yang membuat pemakainya seperti terbang di udara.
Melihat Mikasa yang saat ini berkeliaran dengan seragam militer meski tanpa 3D manuver gear terpasang disisi kanan dan kirinya, para warga tetap khawatir kalau Mikasa juga akan membuat kekacauan di kota mereka.
Menyadari tatapan penduduk yang tidak senang dengan kehadirannya, Mikasa berusaha untuk menghindari lewat di tempat yang ramai.
Dia berjalan ke daerah yang sepi, yang tidak banyak dilalui.
Tapi sepertinya mengambil jalan yang sepi juga merupakan keputusan yang salah.
Di ujung salah satu jalan yang Mikasa lalui, tepat di persimpangan dia dicegat oleh seorang pria yang menodongkan pisau ke arahnya.
Oke, pisau itu sama sekali tidak membuat takut Mikasa. Dia pernah mengalami kejadian lebih buruk dari sekedar diarahkan pisau tepat didepan lehernya.
"Berhenti kau, Nona dari Pasukan Pengintai," ujar pria itu masih mengarahkan ujung pisaunya pada Mikasa.
Mikasa tidak langsung berontak.
Walau bagaimanapun, Mikasa tidak ingin berkelahi dengan warga sipil -jiks dia memang adalah warga sipil.- Itu hanya akan membuatnya kerepotan di tengah misi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who are You (Tamat)
FanfictionPerang antara Marley dan Paradis telah berakhir empat tahun yang lalu. Kedamaian telah diraih. Atau mungkin begitulah yang ada didalam pikiran kebanyakan orang sekarang ini. Sayangnya, pikiran-pikiran seperti itulah yang menjadikan seseorang dengan...