EMPAT

1.8K 145 12
                                    

Gulf saat ini sedang berada dirumah nya dengan semua belanjaan yang berserakan di ruang keluarga, dia sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

Dengan posisi kaki di atas meja dan tangan yang sesekali mengambil cemilan untuk dia makan. "Melepaskan hidup yang mewah hanya demi seorang pria pecundang?"Gulf berdecih kesal saat mengingat masa-masa dimana dia menentang keluarganya demi Mew, melakukan segala cara demi hidup bersama dengan Mew dan sekarang lihat yang dia dapatkan hanya sebuah sakit hati.

Sedang menikmati masa bersantai nya dia di kaget kan dengan gebrakan meja, melihat siapa yang berani mengganggu waktu istirahatnya dia pun mendelik dengan kesal menatap Mew dan istri baru nya itu.

"Kenapa kamu tidak bilang jika akan mengambil alih perusahaan Gulf?"tanya Mew dengan nada tinggi nya.

Gulf mengernyitkan dahinya kenapa dia harus bilang, bukan kah perusahaan yang saat ini sedang Mew pegang adalah milik Gulf sepenuhnya?. "Mas jangan lupakan jika aku adalah ahli waris perusahaan yang sedang kamu pegang"jawab Gulf dengan membentak juga.

Mew mengacak rambutnya frustasi semenjak dia melaksanakan pernikahan kedua nya rumah tangga diri nya dan Gulf hancur, tidak ada kehangatan maupun tawa bahagia sekarang hanya ada perdebatan saja. "Tapi seharusnya kamu bilang dulu sayang sama aku, kamu sekarang lagi hamil aku gak mau kamu kelelahan"ucap Mew lirih.

Gulf berdecih pelan dia berdiri menyilang kan tangan nya depan dada menatap dua manusia itu dengan angkuh. "Kenapa aku harus bilang sama kamu? Dan juga aku ingat kan sekali lagi dia hanya anak ku bukan anak mu"

"Tapi aku ayah nya dia ada karna diri ku Gulf, jangan berbicara sesuatu yang membuat diri ku harus berprilaku kasar sama kamu!" Ucap Mew dengan dingin.

Gulf tertawa dengan keras mendengar ucapan Mew yang terdengar lucu itu. "Anak kamu itu yang di kandung sama wanita baik samping kamu, dan anak yang aku kandung itu bukan anak kamu"ucap Gulf penuh penekanan.

Mew mengeras kan rahangnya melangkah mendekati Gulf dan Mew menampar Gulf dengan keras.

Bunyi nyaring itu terdengar nyaring di dalam ruangan keluarga, Gulf memegang pipinya yang terasa panas merasakan dalam mulut ada rasa asin.

Pipi mulus berwarna putih itu menjadi merah akibat tamparan dari suami nya, dia melihat Mew dengan pandangan marah. Ini sudah kedua kali nya Gulf di tampar oleh Mew. "Dari sini aku semakin yakin untuk berpisah dari kamu mas!"ucap Gulf dengan marah.

Mew menegang dia melihat tangan yang menampar istri nya itu dia melihat Gulf dengan pandangan sedih. Dia kecewa terhadap diri nya karna membuat istri yang sangat dia cintai menangis karna ulah nya, dia menggeleng lemah mendengar ucapan Gulf. "Maafin mas sayang sungguh mas tidak sengaja, jangan tinggalkan Gulf"ucap Mew lirih.

Amanda yang melihat itu tersenyum puas selangkah lagi dia akan menjadi nyonya satu-satunya di rumah ini. Rencana untuk membuat Mew menjadi milik nya berhasil, dengan dia pura-pura tidur dengan Mew.

"Jangan tinggalkan aku Gulf aku berjanji akan adil kepada kalian berdua, aku mohon aku sangat mencintai kamu"ucap Mew dengan nada yang lemah, dia memegang tangan Gulf dengan lembut berusaha membuat istrinya membatalkan perpisahan mereka.

"Kalo kamu cinta sama aku gak mungkin kamu tega selingkuh mas, cuma karna keturunan kamu tega menodai cinta kita. Kamu harus nya bisa sabar nunggu aku hamil tapi kamu malah milih buat ambil jalan tengah nya"ucap Gulf dengan pelan dia melepaskan genggaman tangan mereka lalu melangkah menjauh dari mereka mengambil langkah mundur, dia pun menghapus air mata yang tanpa di sadari nya sudah menetes.

"Sekarang kalian pergi dari rumah dan kamu mas jangan pernah kembali kesini, tunggu sampai aku lahiran baru kita akan bertemu lagi dan itu akan menjadi pertemuan terakhir kita. Sampai jumpa beberapa bulan lagi di pengadilan mas"ucap Gulf dengan senyum yang merekah di wajah cantiknya, berat melepaskan seseorang yang dia cintai tapi tidak mungkin Gulf bertahan di dalam rumah tangga yang sudah berantakan ini. Lagi pula dia tidak mungkin juga membiarkan sang anak melihat bagaimana kelakuan ayah nya yang brengsek itu.

Mew mematung dia menangis di hadapan Gulf memohon untuk tidak pergi dari hidup nya, sesuatu yang selalu dia takut kan kini terjadi karna ulah nya yang terobsesi memiliki keturunan. "Kumohon hiks sayang jangan pergi dari aku hiks"

Amanda yang melihat itu langsung tersenyum simpul menarik Mew yang menangis dengan terduduk, keluar dari rumah mewah yang pernah menjadi saksi kebahagiaan suami dan istri pertamanya.

Gulf yang mendengar suara mobil keluar dari halaman rumah nya langsung terduduk di lantai, dia terisak pelan merasakan sakit di hati nya.

Memukul dadanya yang terasa sesak.

"Kenapa rumah tangga ku jadi seperti ini tuhan? Apa yang sudah kamu rencana kan untuk rumah tangga ku? Aku hanya ingin hidup bahagia bersama suami dan anak ku, kenapa kamu memberi suatu masalah yang tidak bisa aku hadapi"

HIS DESTRUCTION (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang