DELAPAN BELAS

1.5K 136 16
                                    

Gulf mengendarai mobil nya dengan kecepatan di atas rata-rata, Win juga sudah pulang di jemput oleh Mild. Dia sekarang sedang dalam perjalanan menuju kantor nya untuk rapat penting, dan mungkin sore nanti dia akan pulang.

Masih dalam keadaan emosi yang belum stabil Gulf memasuki kantor nya dengan raut dingin dan tatapan tajam nya, dia masuk ke ruang rapat yang sudah penuh oleh para pemegang saham.

"Maaf sedikit terlambat" Ucap nya dan lalu duduk di kursi kebesaran nya.

Mereka yang berada disana menahan nafas karna aura dari Gulf yang terlalu dingin, bahkan wajah itu seperti menahan emosi yang siap untuk meledak kapan saja.

Rapat dimulai dan Gulf memperhatikan dengan seksama tentang proyek besar ini dia tidak ingin mengalami sebuah kerugian sepersen pun, mata yang fokus dan tangan memainkan gelas kecil berisi minuman alkohol.

"Aku tidak ingin dalam proyek kali ini gagal karna ini adalah salah satu proyek yang sangat menguntungkan untuk perusahaan kita, dalam proyek ini kita akan bersaing dengan perusahaan dari Mew Suppasit dan aku tidak ingin kalah dari dia" Ucap nya dingin dan dia berdiri membenar kan jas nya lalu pergi meninggalkan ruang rapat itu.

Saat Gulf sudah benar-benar keluar mereka semua bernafas lega, Gun yang memang menjadi sekretaris mengikuti langkah Gulf.

Memasuki ruangan besar dengan nuansa dark dan hidung Gun dapat menghirup asap rokok dan juga alkohol yang menyengat.

"Jangan terlalu di pikir kan Gulf, Mew pasti tidak akan menuntut hak asuh Win setelah apa yang di perbuat oleh mu"

"Mew tetap Mew dia akan tetap melakukan nya sampai mendapatkan apa yang dia mau"

"Dan kau adalah Gulf yang akan menggagalkan semua usaha Mew. Si pria yang mempunyai obsesi gila tentang kehancuran dari mantan suami nya" Sindir Gun.

Gulf tersenyum remeh dan menghisap rokok yang berada di sela-sela jari telunjuk dan jari tengah.

Memejam kan mata menikmati dan merepasi rokok itu, bahkan gumpalan asap keluar dari mulut manis nya yang menambah kesan badas untuk nya.

"Berhentilah merokok itu tidak baik untuk rahim dan kesehatan mu" Ujar Gun.

"Jika rahim ku rusak pun aku tidak masalah, karna tidak ada guna nya juga mempunyai rahim"

"Maka carilah seorang suami agar rahim mu berguna" Gun langsung keluar dengan cepat setelah mengatakan sesuatu yang agak sensitif untuk Gulf.

Mengabaikan perkataan dari Gun malah Gulf sibuk dengan pikiran nya yang tiba-tiba saja mempunyai rencana yang licik. Dia tersenyum miring lalu mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada Mild untuk melakukan rencana nya kali ini.

Dia bersandar pada kursi nya dan menatap langit ruangan nya dengan mata yang menunjukkan rasa lelah, Gulf hanya ingin hidup bahagia dan tenang tapi kenapa sangat susah?

"Mas Kao kamu apa kabar? Aku lagi gak baik-baik aja, biasanya kalo aku banyak pikiran kamu bakal peluk aku semalaman, sekarang aku lagi banyak pikiran nanti malem kamu dateng ya di mimpi aku? Aku kangen kamu" Lirih Gulf dengan senyum kecil nya dan bulir kristal yang terjatuh dari kelopak mata indah nya.

Gulf memejam kan mata membiarkan rasa sakit itu hinggap di hati nya, setidaknya dia perlu waktu untuk menangis agar rasa sakit ini sedikit berkurang.

"Aku capek banget, pengen nyerah tapi masih ada Win yang butuh aku. Kamu tinggalin aku sendirian mas, aku gak kuat buat hidup sendiri, aku terlalu takut buat nerima kenyataan bahwa kamu udah ke tempat yang susah buat aku gapai, dari sekian banyak nya perpisahan kenapa kamu milih kematian mas? Kamu bilang kamu gak bisa hidup tanpa aku, tapi kamu juga lupa bahwa aku juga gak bisa hidup tanpa kamu" Gulf menjatuhkan kepala nya di atas meja dengan tangan yang menjadi bantalnya, terisak pelan mengingat momen nya bersama sang kekasih.

Win menonton kartun kesukaannya dan juga sedang menunggu kepulangan sang buna, ini sudah sore dan buna berjanji akan pulang sebelum matahari tenggelam jadi Win menunggu nya.

Dengan tangan yang di perban dan dahi yang terdapat plaster Win duduk sambil memakan cemilan dan mata bulat nya yang fokus pada televisi. Mild mengawasi Win dari kejauhan dan dia berdecak saat melihat anak kecil itu yang terlibat santai dengan badan terdapat luka, masalahnya bukan hanya nyawa bodyguard yang dalam bahaya tapi nyawa nya juga dalam bahaya.

Mild tadi siang menjemput Win dan dia langsung terkejut melihat anak kecil itu yang berjalan dengan kaki terpincang-pincang karna terdapat sebuah luka kecil di lutut nya dan tangan yang terdapat darah di siku dengan luka memanjang, bahkan dahi mulus nya itu terdapat memar.

Ini semua karna salah anak dari Mew yang ternyata membully Win saat pulang sekolah, dan lagi ternyata bodyguard yang di perintah oleh Gulf di hadang oleh bodyguard yang menjaga Bright, dan Mild sangat yakin bahwa ini adalah ulah dari si Amanda.

"Dan aku semakin yakin jika ini adalah akhir Amanda hidup dengan bebas" Mild kasian kepada Amanda, ah bukan hanya Amanda tapi juga Art yang ternyata terlibat dalam pembunuhan Kao.

"Jika mereka tau siapa Gulf sebenarnya aku yakin pasti mereka ketar-ketir sih, tapi Art juga tau gimana sifat Gulf kok bisa-bisa nya dia malah gabung sama circle Amanda!!! Tolol banget sih ngelepasin hidup enak yang di kasih sama Gulf" Ujar Mild.

Gumaman dan lamunan Mild terhenti karna suara dari mobil yang digunakan oleh Gulf, dan dia sudah bersiap akan mendapatkan tinjuan dari Gulf kepada wajah tampan nya.

Win langsung berlari menuju buna nya yang baru pulang kerja. Dan Mild berjalan mendekat dengan langkah berat nya, dia bahkan dari jarak yang masih jauh dapat melihat pandangan Gulf yang berubah menjadi tajam.

Gulf duduk berjongkok dan memandang anak nya dengan tajam karna melihat anak nya yang terluka.

"Buna jangan marah dong, Win takut liat nya. Maaf ya karna Win buat luka" Win menundukkan wajah nya dengan menahan isakan.

"Siapa yang lukain anak buna? Win buat salah di sekolah?" Tanya Gulf.

Mild mendekat dan ikut menundukkan kepalanya dengan meremas tangan nya sendiri.

"Kak Bright, bunaa. Dia yang lukain Win karna kata nya Win anak dari orang jahat, juga Win di bilang kata nya bunaa sama Win harus mati aja dari pada hidup tapi ngerusak keluarga mommy dan daddy nya" Ucap Win dengan begitu pelan.

Gulf menggeram penuh emosi bahkan wajah nya sudah mengeras dan mata nya berubah menjadi begitu tajam.

"Win di pukul pake apa? Win di apain aja tadi, bilang semua nya sama buna" Suara lirih nya membuat sang anak semakin menundukkan kepalanya.

"Bunaa lagi ngomong kalo ada orang ngomong liat ke wajah nya bukan ke lantai, sayang! Jujur sama buna kamu di apain aja tadi? Bunaa gak suka liat anak yang udah bunaa jaga luka kaya gini, bunaa ikut sakit liat Win dapet luka. Win gak mau kan buna kesakitan juga?"

"Hiks bunaaa" Tangisan yang dia tahan dari tadi akhirnya pecah di pelukan buna nya.

Gulf mengelus punggung anak nya dan melihat ke arah Mild yang menundukkan kepalanya.

Dia menggendong Win dan duduk di sofa dengan Win berada di pangkuan nya.

"Win di kepala nya di benturin ke tembok tapi gak sampe berdarah cuma kepala Win sakit banget buna. Dan tangan Win luka karna Win di seret sama kak Bright dan temen nya hiks"

Sebagai informasi sekolah Win ini gabung sama sekolah tk sampai smp yaa! Cuma kaya beda halaman aja, jadi waktu Win di jahatin sama Bright gak ada yang tau, walaupun tau juga gak bakal ada yang nolong karna mereka terlalu takut sama ayah Bright yang termasuk donatur besar di sekolah, mereka juga belum tau kalo Win anak Gulf karna selama ini Gulf gak nunjukin wajah anak nya ke publik buat jaga-jaga dari saingan bisnis nya.

Gulf langsung menggendong anak nya dan keluar di ikuti oleh Mild yang berjalan sambil mengirim pesan kepada teman-teman nya.

HIS DESTRUCTION (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang