TUJUH

1.8K 151 11
                                    

Davikah dan semua teman Gulf sedang berada di ruangan itu keheningan menemani mereka, terdiam tidak ada yang bersuara mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Sudah dua minggu ini Gulf tidak sadar kan diri akibat kehilangan banyak darah, mengakibatkan janin nya lemah.

Gulf memang mengandung anak kembar tapi itu tidak di ketahui oleh Gulf, Davikah ingin mengatakannya saat itu tapi Gulf sudah lebih dulu mengusir nya.

Art memandang sedih ke arah sang sahabatnya dia meremat kertas dari pengadilan agama yang di kirim oleh Mew tadi pagi, apakah pria itu tidak memiliki otak? Bahkan Gulf sejak pertama kali di larikan ke rumah sakit ini batang hidung Mew tidak kelihatan sama sekali.

Mereka berempat hanya terdiam sampai mereka mendengar suara lenguhan dari Gulf.

Gulf mengerjapkan mata nya membuka mata indah itu dengan pelan dan pandangan yang pertama dia lihat adalah raut wajah khawatir dari para sahabatnya, Gulf mengulas senyum di bibir pucat nya.

Mild dengan sigap memberikan air putih untuk Gulf minum, "Minum lah terlebih dahulu Gulf"

Setengah air itu tanda di minum Gulf dia menghela nafas menaruh tangan nya di dahi, kenapa diri nya masih hidup? Dia ingin mati tapi kenapa tuhan tidak membiar kan diri nya pergi setelah semua yang tuhan lakukan terhadap hidupnya.

"Kenapa aku masih hidup? Setelah aku menggores urat nadi ku kenapa aku harus selamat?"ucap nya lirih dengan setetes air mata meluncur bebas di pipi nya yang sudah agak tirus.

Davikah menajamkan matanya menarik tangan Gulf yang berada di wajah nya dia menampar pipi adik sepupunya sebanyak dua kali dengan keras.

Mereka semua memandang Davikah dengan terkejut ini adalah pertama kali bagi mereka melihat wanita lembut itu semarah ini.

"Kamu gila? Melakukan hal sebodoh itu tanpa memikirkan anak yang ada di dalam kandungan kamu Gulf?"bentak nya keras dia memandang Gulf tajam, mengetahui adik nya tergulai lemas di lantai bermandikan darah membuat diri nya hampir gila.

Gulf hanya terdiam dia memandang kakak nya dengan sorot sedih, "Karna hanya itu yang bisa aku lakukan agar mengakhiri semua penderitaan hidup ku"teriak nya.

"Apa hanya kamu di dunia ini yang menderita? Apa hanya kamu di dunia ini yang tersakiti Gulf? Apa hanya kamu manusia satu-satunya yang memiliki beban hidup? Jika aku datang terlambat bukan hanya kamu yang mati tapi anak yang sedang kamu kandung juga akan ikut mati"bentak nya lalu melangkah keluar dari ruangan itu meninggalkan Gulf yang mematung, dia perlu sendiri untuk mengontrol emosi nya.

Gulf mematung saat mendengar kata anak, memegang perut nya dia menoleh ke arah Art meminta sebuah penjelasan.

"Kamu hamil bayi kembar dan cuma satu yang bisa selamat Gulf, jika saja tadi p'dav datang terlambat kita akan kehilangan kamu"tutur nya dengan lembut dia keluar dari ruangan Gulf, Art adalah salah satu dokter di rumah sakit ini dan dia salah satu dokter yang ikut menyelamatkan Gulf.

Mild dan Krist ikut keluar dari ruangan itu meninggalkan Gulf sendirian, mereka membiarkan Gulf sendiri terlebih dahulu dan tentu saja mereka sudah menjauh semua beda tajam dan apapun yang bisa Gulf ambil untuk kembali melukai diri nya.

Gulf terdiam dia memegang perutnya menggumam kan kata maaf sambil terisak.

Dan ini sudah tiga hari Gulf di rawat di rumah sakit dia sudah meminta maaf kepada teman dan kakak nya tentang kejadian beberapa hari lalu berjanji tidak akan mengulangi itu semua.

Dia memasuki rumah nya dengan langkah pelan mengernyitkan dahi nya saat mendapati dekorasi rumah itu sudah berganti, Gulf pun melangkah menaiki kamar nya.

HIS DESTRUCTION (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang