Gulf berada dirumah sakit, dia tidak berhenti menangis sambil memeluk win. Berharap jika Kao akan selamat, dia ingin mengucapkan sesuatu yang belum pernah dia ucap kan dengan tulus.
Seberusaha apapun Gulf untuk melupakan Mew tidak akan pernah mudah, karna Mew adalah yang pertama untuk dia. Tapi Kao yang mengajarkan bagaimana cara nya mencintai dengan tulus, Hanya pria itu yang bisa membuat Gulf mengerti bagaimana cara mencintai seseorang.
Dia mengepalkan tangan nya, manik indah itu sembab. Memanjatkan seribu doa untuk keselamatan seseorang yang dia cintai. Setelah kejadian beberapa bulan yang lalu, Gulf tidak pernah percaya akan kehadiran Tuhan, dia tidak pernah meminta apapun kepada Tuhan karna rasa percaya nya yang sudah hilang. Pria itu sekarang dengan tulus meminta kepada tuhan untuk menyelamatkan calon suaminya.
"Tuhan, jika memang kamu ada aku mohon kembali kan calon suami ku. Buat aku percaya bahwa kamu itu selalu bersama dengan hamba nya. Hanya ini permintaan yang aku ingin kan" Ucap nya dalam hati.
Dia tahu, Gulf belum menjadi kekasih yang baik, bahkan jauh dari kata baik. Dia sadar selama ini hanya Kao yang berjuang, Gulf selalu mengabaikan pria itu. Menampilkan senyum bahagia saat bersama pria itu, dia masih belum sepenuhnya melupakan Mew. Tapi perasaan nya sekarang berubah, perasaan ini sekarang hanya milik pria bernama Kao, dia akan mengucapkan kata cinta dengan tulus untuk pertama kali nya di altar pernikahan mereka.
Gulf berusaha menghindari hubungan toxic antar dia dan Kao, dia masih belum percaya untuk menerima orang baru lagi.
Jika boleh, dia ingin meminta kepada tuhan untuk memberikan sedikit waktu untuk diri nya. Waktu untuk mencintai pria itu, membalas semua perasaan pria itu dengan tulus, mengucap kan kata cinta di setiap waktu mereka bersama. Gulf menerima Kao karna dia memiliki rasa nyaman dan belum sampai tahap dalam mencintai pria baik itu.
Besok adalah hari ulang tahun nya, dia ingin merayakan hari kelahiran diri nya bersama pria itu.
Setelah hampir 7 jam lama nya, pintu terbuka. Seorang dokter keluar dia menegakkan tubuh nya. Gulf maju kaki lemas melihat tatapan dari dokter itu.
Belum sempat Gulf bertanya dokter itu terlebih dahulu memotong ucapan nya, "Atas nama tuan Gulf? Pasien ingin menemui anda. Silahkan masuk"
Gulf memeluk win dengan perasaan was-was, memasuki ruangan itu dengan melihat pria yang menemani nya beberapa bulan ini terbaring penuh luka dan alat bantu membuat hati nya berdenyut nyeri.
"Mas Kao.. "
Kao mendengar suara merdu itu membuka mata nya, melihat sang anak dan calon istri nya dengan tersenyum manis sambil menahan ringisan kesakitan.
"Sayang.. "
Gulf memeluk pria itu di iringi dengan air mata yang berusaha dia tahan untuk jatuh, dia menangis melihat sang pria nya seperti ini.
"Hei, jangan menangis mas tidak apa. Udah berhenti kasian win kalo liat mom nya nangis gini" Ucap nya di iringi kekehan geli melihat wajah Gulf yang terlihat menggemaskan dengan mata berkaca-kaca dan hidung nya yang merah, ah Kao seperti sedang melihat bayi menggendong bayi.
"Aku kira kamu bakal ninggalin aku, aku kira kita udah gak bisa bersama lagi, aku takut mas" Ujar nya dengan serak.
Kao tertegun melihat tatapan mata itu, "Kenapa ngomong gini hmm? Aku gak bakal ninggalin kamu, aku bakal selalu ada di samping kamu sayang selama nya"
"Kamu emang harus selalu di samping aku, kita bakal nikah mas. Jangan tinggalin aku lagi, ayo kita pergi dari sini kaya yang kamu bilang kita cari tempat baru, bangun kehidupan baru yang bahagia. Hidup bersama tanpa ada nya sebuah masalah" Gulf mengatakan itu dengan senyum tipis dan sorot berharap.
Kao bahagia mendengar itu, ini yang selalu dia inginkan dari Gulf pergi dari sini dan memulai hidup yang baru. Tapi apakah itu bisa? Apakah dia nanti masih memiliki sebuah kehidupan untuk menepati janjinya kepada Gulf?
"Sayang.. " Ucapan nya terpotong oleh Gulf.
"I love you. Jadi ayo kita mulai kehidupan baru mas, mulai semua nya dari awal tanpa ada nya bayangan masa lalu dari aku maupun kamu. Kita besarin Win bersama kaya impian kamu, kasih aku kesempatan untuk membuktikan kalo aku udah cinta sama kamu dengan tulus, tanpa ada nya bayangan Mew lagi di hubungan kita"
Kao menangis bahagaia mendengar ucapan dari Gulf, perasaan nya membuncah mendengar suara dari mulut manis itu. Ini adalah sesuatu yang dia tunggu, dia memang tahu jika Gulf dulu masih belum sepenuhnya menerima dia, tapi tidak apa-apa sekarang penantian nya terbayar sudah.
"A-aku juga cinta sama kamu, i love you too Gulf Kanawut Dechaphatthanakun.. "
Belum sempat melanjutkan ucapannya tubuh pria itu mengejang, Gulf melihat itu langsung panik. Dokter memasuki ruangan operasi itu, melakukan sesuatu untuk menyelamatkan pria itu.
Kao tersenyum memandang Gulf setidaknya jika dia pergi dari dunia ini tidak papa, dia sudah mendengar semua ucapan yang sudah dia tunggu selama ini. Walaupun belum sempat mengucapkan janji pernikahan dia tidak masalah. Dia melihat sang anak yang ikut menangis itu, "Aku tidak masalah jika kehidupan ku berhenti disini, tapi aku mohon tuhan tolong jaga dua malaikat ku dengan baik. Biar kan mereka bahagia, aku juga rela jika nanti nya Gulf pria ku, menemukan seseorang yang bisa menemani hari tua nya" Ucap nya dalam hati dia memandang langit-langit rumah sakit dengan senyum bahagia nya.
Gulf langsung melihat ke arah dokter saat bunyi monitor itu menunjukkan garis lurus, dia memandang dokter dengan pandangan terluka dan menggeleng kan kepala nya. Berusaha menahan detak jantung nya yang sangat cepat. "Suami saya baik-baik saja kan dok?" Menolak untuk menerima kenyataan itu lah yang sedang Gulf lakukan.
Ruangan itu pintu nya terbuka dengan kasar di pintu itu terdapat Davikah dan Mild yang menatap Gulf dengan sendu.
Davikah memeluk adik nya, "Nong sadar lah phi mohon" Dia menangis tersedu, melihat kembali bagaimana sang adik terluka.
Mild mengambil alih bayi yang menagis kencang itu membawa keluar dari ruangan.
"Dokter, ku mohon.. " Ucap Gulf dengan putus asa. Pria yang selalu menunjukan raut datar dan angkuh itu sedang memohon kepada orang lain.
Dokter itu tersenyum tipis, membuat Gulf ikut tersenyum. Davikah hanya memeluk Gulf dengan erat dia sudah tahu apa yang akan di katakan dokter muda itu, karna diri nya juga seorang dokter. Ia membuka kaca minus nya, kemudian menghela nafas berat, membuat Gulf menahan nafas nya.
"Maaf kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi berkehendak lain, tuan Kao Noppakao Dechaphatthanakun sudah berpulang tepat hari rabu, pukul 14:43. Saya benar-benar minta maaf" Sang dokter lalu melangkah pergi.
Harapan Gulf runtuh, semua kepercayaan dia kepada tuhan kembali hilang. Kaki nya lemas dia terjatuh, tangis nya pecah. Begitu sedih, suara tangisan histeris dari pria cantik itu memenuhi ruangan. Ia berdiri gontai mendekati seseorang yang sudah tertutupi kain putih dari rumah sakit dari kaki sampai kepala.
Kenapa di saat Gulf sudah benar-benar menyerah kan kehidupan nya kepada Kao pria itu pergi? Kenapa pria itu pergi meninggalkan dia di saat Gulf sudah benar-benar mencintai nya.
Membuka kain putih itu yang menutupi wajah pria nya dengan bergetar. Melihat wajah tampan yang terlihat tenang dan pucat. Tangis nya semakin histeris melihat pria nya tidak bernafas lagi, dia menggengam tangan dingin itu.
Suara nya bergetar begitu hebat. Mengusap kepala Kao, "Sayang, kamu dengar suara aku kan? Kamu gak mungkin, gak mungkin.. "Tak sanggup Berkata-kata, suara nya tercekat.
Gulf kembali kehilangan seseorang di kehidupan nya, dia menangis pilu. Kao benar-benar pergi tanpa bisa dia gapai kembali. Kao pergi terlalu jauh, Gulf kehilangan satu orang lagi yang dia cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS DESTRUCTION (HIATUS)
Short Storypernikah yang mereka bangun hancur begitu saja karna kehadiran sosok masalalu dari salah satu nya, kisah cinta yang penuh dengan perjuangan kandas karna keturunan. "Kamu jahat mas, setidaknya beri aku waktu sedikit saja untuk bisa memberi mu keturu...