Extra part

81 4 0
                                    

Aku tidak pernah bisa mengatakan betapa aku menyukaimu dan betapa istimewanya kamu untukku. Tapi aku bisa mengatakan bahwa "duniaku tersenyum setiap aku bersamamu"
~Aurora Althafurahman~

8 tahun

"Ra, gue demam kayanya"

Wanita yang tengah memakai gamis itu menatap suaminya dari kaca saat dirinya tengah bercermin.

"Nat, gue harus berekspresi gimana biar keliatan peduli ?, Soalnya gue---"

"Sini" katanya yang tengah tiduran di atas ranjang dan menepuk pelan tempat Afa yang biasa tidur di sampingnya.

Dirinya mendekat, "lo duduk, kaki lo kurusin"

Afa menurut saja dengan wajah polosnya, dan Natha menaruh kepalanya di pangkuannya, lalu menyuruh tangan kurusnya untuk mengelus ngelus pelan kepala itu.

"Bentar Nat, keknya gue punya deh" Rora lalu sedikit meraba nakasnya yang terdapat plester penurun demam di sana.

"Punya ap--- dingin" kata Natha saat sesuatu benda menempel di dahinya.

Dirinya lalu memejamkan mata, merasakan dingin di dahinya dan elusan sayang oleh istrinya.

Sedikit tidak menyangka sih, bahwa akhirnya dirinya akan bersama Afa, cewek pendek dengan sifat jutek dan cueknya saat pertama kali bertemu.

"Gak nyangka gue bisa milikin lo" katanya terkekeh dengan masih memejamkan mata.

"Gue juga gak nyangka loh Nat, baju yang gue pake 5 tahun silam buat ke acara kenaikan jabatan lo masih muat di gue, bahkan masih longgar" girangnya, seketika Natha melunturkan senyumnya.

"Lu makan gih gak usah diet diet kaya gitu, gue suka di bilang kagak ngasih uang ke elo kalo lo nganterin sarapan atau makan siang ke kantor" katanya.

"Yaelah... Lu tinggal sepak wajah mereka aja, ke preman aja bisa, masa ke mereka gak bisa ?"

"Serah lu dah" katanya, dengan mulai beranjak ke alam mimpi.

Namun...

"Nda...."

"Ayah...."

Natha menoleh pada jam dinding di kamarnya, 10:30, pantas saja.

Gasa dan Gara sudah waktunya pulang sekolah.

Terdengar suara langkah lari menaiki udakkan tangga, dan terlihat dua bocah berumur 7 dan 8 tahun berlari ke ranjangnya dan naik.

"Ayah awas... Bunda punya Gara !" Rengek anak keduanya setelah mencium tangan Afa, Natha tidak peduli dirinya pura pura tertidur dengan memejamkan mata.

"Dear.... Gak boleh gitu ya. Ayah lagi sakit, jadi harus banyak bobo" tutur lembut Afa dengan mengusap air mata anaknya, sangat menggemaskan, dan sangat sangat mirip Jacob, sejujurnya.

"Gara sini ya, duduk deket abang" dengan sangat terpaksa Gara menggeser tempat duduknya dan membuka tasnya untuk di perlihatkan kepada ibunya.

"Wah..... Gara udah bisa berhitung ya, anak bunda pinter banget sih" katanya dengan mengelus pipi anak keduanya.

"Gasa ada PR nih, di kerjain sekarang ya" pinta Afa dengan lembut, Gasa mengangguk dan mulai mengerjakannya.

Saat Afa mengajari Gasa mengerjakan PR, Natha melirik sekilas ke samping dan di sana terlihat Gara yang terus menatapnya tajam dan tidak suka karna dirinya tidur di pangkuan Afa dan tangan kurus itu terus mengelus ngelus kepalanya.

(mirip Jacob banget) gerutunya.
____________________________________

Tatapanmu yang menatapku

Because You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang