Sakit

112 5 0
                                    

Kehadiran mamah
Adalah part terbaik dalam hidupku
~Aurora Althafurahman~


Afa POV

19 Desember 2011
02:39 WIB

Aku terbangun karna suara orang yang bertamu di pagi buta seperti ini, dia budeku.

Aku sedang di rumah berdua dengan adikku dan ibuku sedang di larikan ke rumah sakit bersama ayah, paman, Tante dan juga kakakku aku tak bisa ikut karna mereka menyuruhku untuk tidak ikut.

Bude menyuruhku membuka gerbang lalu masuk begitu saja di saat nyawaku belum benar benar terkumpul, dia bahkan memecahkan gelas kesayangan ibuku lalu buru buru mengosongkan ruangan dan menggelar karpet di ruang tengah.

"Yang sabar ya"

(Apa maksudnya yang sabar sih ?) Gerutuku bingung akan situasi ini, perasaanku bahkan ikutan campur aduk.

Hingga beberapa jam setelahnya saat sudah ramai banyak orang, aku terkejut dengan kedatangan sebuah ambulance membawa jenazah yang bahkan tak ku ketahui siapa.

"Itu siapa ?" Tanyaku pada Angle namun bukannya menjawab dia terus menangis.

Angel adalah kakak perempuanku yang pertama, aku tak begitu menyukainya sebelum peristiwa ini terjadi.

"Salah alamat ya, kenapa pada diem ajasih kalo salah alamat ?" tanyaku dengan kesal dan beranjak untuk mengambil minum.

"Itu mamah Afa"

Aku menoleh dengan mata berkaca kaca, "gak mungkin mamah, aku mau ke rumah sakit hari ini buat nemenin mamah" kataku, tak mau menerima kenyataan yang sudah terpampang jelas di depan mata.

"Afa...." Panggilan dari tante membuat pertahananku runtuh seketika, aku menangis dengan sekarat.

Kali ini aku benar-benar terlihat sangat menyedihkan dengan terus menangis di depan jenazah ibuku tanpa ada niatan untuk membuka kain itu.

"Mamah, trus ntar gimana ?. Mamah udah janji kan buat sembuh" tanyaku dengan mengulum bibir lalu meraih tangan ibuku yang sudah kaku dan sedingin tanah yang tak lagi menghangat.

"Tangan mamah kedinginan ya" sungguh siapapun yang mendengarnya akan merasa hatinya teriris.

"Mah.... Mamah udah bilangkan mau buatin bekel hari ini ke sekolahku, iyakan mah ?" Tanyaku lagi dengan bodohnya, aku mengajak ibuku berbicara padahal dia sudah terbujur kaku tak bernyawa.

Sungguh, aku yang masih kecil menangis dengan pertanyaanku sendiri.

Bayangkan saat kamu bangun pagi, dan melihat sebuah jasad dan ternyata dia ibumu, apa yang akan kamu lakukan ?

Sebuah berita yang tak mau dan tak akan pernah kamu harapkan, datang di saat itu juga.

Sakit

Sesak

Semua itu jadi satu, bahkan pikiranmu langsung berantakan

Kamu pasti tak akan bisa nerima kenyataan dan ketidak adilan ini

Kamu memanggil terus namanya, tapi sayangnya dia takkan pernah menjawab, sekalipun hingga pita suaramu habis.

Dan sekarang, aku di posisi itu.

Posisi yang tak pernah aku harapkan dan tak pernah aku pikirkan.

Hari itu aku hanya bisa menangis tanpa bisa berbuat apa apa, bahkan hanya untuk memberikan bunga terakhir saja aku tak bisa.

Aku hanya bisa menangis saat jasad mamah yang mau di kebumikan sampai mata ku perih.

Hh... Padahal aku sudah berdoa untuk kesembuhan mamah, tapi nyatanya takdir tak sebaik itu.

2 Minggu

Aku yang tengah tidur sambil memeluk Vanilla kini terbangun karna dering ponsel papah yang tak kunjung berhenti.

*Vanilla: boneka beruang kesayanganku yang berwarna vanilla.

"Pantes datanya gak di matiin" kataku lalu berinisiatif untuk mematikan data milik papahku tentunya, namun aku terkejut saat melihat chat mesra seorang wanita dengan papah.

Terlebih lagi wanita itu sahabat/teman dekat ibuku sendiri.

Prakk

Aku spontan menjatuhkannya karna terkejut akan hal itu, papah langsung datang dan bertanya apa yang terjadi namun aku hanya diam dan menatap ke arah ponsel papah dengan horor.

Dan di hari itu juga, aku kecil yang tak pandai mengurus diri jatuh sakit, aku memang terkesan seperti di selingkuhi karna dari kakak dan adikku, aku anak kesayangan papah.

Sebelum hal ini menjadi kenyataan dan tentu saja akan sangat menggangu, aku menelfon wanita itu dengan sangat sopan dan tegas tanpa ada kata kasar di dalamnya.

Tapi kenapa papah lebih percaya wanita itu di bandingkan aku anak kesayangannya, lalu papah mengucapkan sebuah kalimat yang tak pernah aku bayangkan akan seperti ini

"TAU GAK UCAPAN KAMU TUH KAYA CEWEK PSK, CEWEK PELACUR. TAU KAN CEWEK PELACUR ?!!"

UCAPAN KAMU TUH KAYA CEWEK PSK, CEWEK PELACUR TAU GAK ?!

CEWEK PSK, CEWEK PELACUR TAU GAK ?!

CEWEK PELACUR TAU GAK?!

CEWEK PELACUR TAU GAK?!

CEWEK PELACUR TAU GAK ?!

Ucapan itu terus berdengung nyeri di kepalaku sampai aku melukai diriku sendiri agar rasa sakit di hati ini berpindah kebagian tubuhku yang lain seperti lengan, tangan bahkan kepala.

Hati anak perempuan mana yang tidak sakit saat ayahnya berbicara seperti itu, aku bahkan tidak pernah menyangkanya.

Papah yang dulu menggendongku.

Papah yang selalu memakaikan jaketku saat akan jalan jalan sore.

Papah yang dulu selalu menuruti keinginanku.

Papah yang dulu selau mengusap puncak kepalaku.

Papah yah dulu selalu menyuapi ku makan.

Papah yang dulu selalu perhatian.

Papah yang dulu selalu memberikan ucapan hangat.

Kemana papah yang dulu ?, Aku sangat merindukan itu, namun sekarang seperti ini ?, hanya karna wanita jala*g itu.

Bahkan aku tidak mengabsen nama hewan satu pun, kata kasar pun sama sekali tidak ada yang keluar walaupun aku ingin mengeluarkan kata itu tapi ku tahan.

Dan papah tanpa berfikir panjang langsung membentak dan mengatai diriku cewek pelacur.

"Hari di mana papah gue berubah, gue rasa gak ada lagi cinta yang bisa gue percaya. Namun... ada seseorang yang  berhasil mendobrak pintu yang udah gue kunci tersebut dan ngebuat itu rusak, tapi malah seorang polisi yang mau ngebenerinnya lagi"

Because You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang