Rumah lama

94 5 0
                                    

Karna bahasa terlalu miskin untuk menceritakan rasa
~Aurora Althafurahman~

"Afa, bangun Afa ih.... Udah subuh ini"

Gadis dengan piyama abu abu panjang polos itu hanya diam, Angel yang kesal karna hal itu menaruh anaknya di wajah adiknya.

Hal ini sangat ampuh untuk membangunkan Afa, lihat dia langsung bangun dan manaruh anaknya dengan sangat hati-hati.

Kali ini mereka tengah berkumpul di rumah masa kecil mereka, tidak sih sebenarnya Angel tinggal di sini bersama suami, anak dan Ezra tentunya.

Hanya Afa yang tinggal jauh dari mereka.

Rumah ini memiliki 3 kamar, tadinya satu lagi di atas, dan itu juga permintaan gadis yang tengah mengumpulkan nyawa dengan memegang hati hati ponakannya agar dia memiliki balkon kamar, seperti di novel novel yang sering gadis itu baca.

Tapi kata ibunya sebentar lagi ia akan mencari pekerjaan, nanti kosong yang ada.

Setelah memindahkan beberapa squisy untuk mainan ponakannya dan membuatkan benteng kokoh dirinya segera mengambil wudhu, baru aja keluar kamar mandi....

Brukk

"Aws" ringisnya, dia jatuh terduduk Karna lantai yang licin.

"Woey, ini siapa sih yang keluar kamar mandi gak kesed dulu ?!" Kelakarnya.

Krik krik

Hanya Algi yang keliatan senang sambil tepuk tangan melihat dia jatuh.

Meredakan emosi dirinya langsung sholat subuh, setelah selesai Afa naik ke atas ranjang karna Ezra tengah mengepel, sedangkan dia hanya bermain bersama Algi.

"Afa, jagain Algi. Teteh mau belanja dulu sama bang Malik"

"Teteh titip gorengan ya !" Teriaknya, merasa tak di sauti kini dirinya gantian memanggil kakak iparnya.

"Bang Malik!! ingetin teteh ya !"

"Iya dek" jawab Malik.

Ia bingung sekarang, sebenarnya kakak kandungnya itu siapa sih ?.

"Apa... Apa...." Algi memanggil nama Afa semau sendiri, tanpa ada embel embel aunty atau apalah gitu.

"Iya, Algi kenapa ?" Tanyanya dengan menelengkan kepala.

"Endong.... Uar...." katanya sambil menunjuk ke arah luar.

"Ooh Algi mau keluar ?, udah lama juga ya gue gak keliling komplek" ucapku dan saat lantai sudah kering Afa langsung menggendong Algi.

Baru juga Afa memakai sandal, Ezra memanggilnya "mau kemana kak ?" Tanyanya sambil teriak.

"Keluar, jalan jalan" katanya sambil terus mencari sandal yang ukurannya pas di kakinya.

"Aku ikut kak, ntar ilang lagi" katanya sambil lari ngedeket.

"Siapa yang hilang ?" Tanya gue.

"Ya kakak lah" bisa bisanya Ezra bilang takut dia yang hilang, bukan ponakannya.

Mereka berjalan jalan sambil sesekali Afa menunjuk ke arah hewan yang ada di sekitaran, "liat tuh Algi, ada burung" tunjuknya, lalu Algi mengulurkan tangannya sambil jarinya terus bergerak.

Di lanjut Ezra yang nakut nakuti membuat anak itu risih, "dia takut sama lu, ngerti kagak sih ?"

"Biarin..." Katanya, tapi tiba tiba.

"Duh Ezra udah berani bawa pacarnya nginep di rumah ya" celetuk ibu ibu yang lagi pada milihin sayur, kebenaran di situ ada tukang sayur, juga bapak bapak yang lagi nyiram tanaman.

Hah ?

Apa katanya ?

Pacar ?

Mana ?

Siapa ?

"Hehe, iya nih bu. Bakal di nikahin kok tenang aja" santai Ezra membuat si empunya menoleh tak terima.

"Ada kesalahpahaman di sini kayanya, saya Afa bu" perjelas ya.

"Oh... Ya ampun, Afa. Udah lama banget, kapan datengnya ?"

"Barusan kemarin" jawabnya, ramah.

"Kirain pacarnya Ezra" gadis itu hanya tersenyum mendengarnya.

"Afa belom nikah ?" Tanya ibu ibu tadi.

"Dua minggu lagi, bu" Jawabnya sedikit bangga.

"Sama orang mana ?"

"Jerman, bu" ibu ibu tadi melongo.

"Ibu kira kamu disana jadi pembantu"

(Apa lu bilang ?, Gue ?, Jadi pembantu ?, Yang bener aja...!!) kesalnya dalam hati.

"Iya ibu juga, eh tau taunya dapet gelar sarjana S1 farmasi, ibu ibu di sini ikutan bangga liatnya. Mana pas pulang langsung bawa calon lagi" ucap ibu di sebelahnya, bapak bapak yang jualan sayur aja ikutan senyum melihatnya.

"Ah iya... yaudah Bu... Pa.... mari" Pamit Afa.

"Iya iya, mari"

Saat bertemu kucing Oren, Afa jongkok dan menyuruh Algi pegang.

Tuh si kucing seperti pasrah begitu saja, untungnya Algi cuman ngelus ngelus doang.

Lalu aku membiarkan Algi menggendong kucing tersebut.

"Afa !, Kamu tuh teteh suruh ngejagain juga malah di biarin Algi main kucing sambil duduk di tengah jalan"

Afa menoleh dan melihat Angel yang marah marah dengannya lalu menggendong Algi, sedangkan kakak iparnya hanya tersenyum melihatnya.

"Aelah lebay lu, lagian Algi juga senengkan ?" Tanyanya, Algi yang ntah mengerti atau tidak mengangguk begitu saja.

"Tuh, katanya dia seneng" Angle malah jalan lebih cepat sambil terus marah marah, gue ma'lumin lah karna itu anaknya dia juga seorang ibu.

"Ayok kak, masih mau jalan gak ?"

"Ayok dah, dari pada di rumah ntar si teteh gerutu terus"

"Kak, emang ada kisah cinta adik yang mencintai kakak kandungnya sendiri, gak mungkin" Afa langsung memeluknya, rasanya tanpa perlu laki laki lain dia akan tetap baik baik saja kalau Ezra ada di sampingnya.

"Ez, seandainya lu udah nikah, kalo gue mau lo di samping gue, tapi istri lu ngelarang gimana ?" Ezra noleh dengan wajah yang bingung untuk menjawab pertanyaan kakaknya.

~~~

Ezra Althafurahman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ezra Althafurahman

Because You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang