Extra part 2

128 3 3
                                    

Orang yang paling gak punya perasaan itu adalah dia yang mengharapkan masa lalu kembali tapi tidak mau melepas yang baru
~Aurora Althafurahman~

19 tahun kemudian

"Nda !, Kaos kaki Gara kok gak ada satu ?!" Teriakan itu terdengar dari kamar anak keduanya.

"Ra !, Kemeja ku yang warna abu abu kamu taruh dimana ?"

Teriakan yang bersahutan membuatnya yang tengah memasak pun pergi mendekat, dari yang terdekat dulu yaitu menuju kamarnya.

"Ra, kemeja ku---" belum juga Natha menyelesaikan ucapannya, namun Afa langsung memotongnya.

"Itu Nat, di atas meja belajar lo" tunjuknya.

Lalu ia berjalan menuju kamar anak keduanya, "nda.... Kaos kaki Gara cuman ada satu masa ?" Tanyanya membeberkan kaos kaki putih dengan garis hitam.

Rora lalu membuka lemari berwarna cream itu, dan langsung menemukannya "terus ini apa Gara ?, Makanya coba di cari dulu. Bunda tuh lagi repot, nyiapin sarapan buat kalian" celotehnya.

"Tapi tadi gak ada bunda, maaf..." Cicitnya, namun seperti tak terdengar oleh bundanya itu.

Afa kembali ke dapur dan menaruh makanan di meja makan, di sana sudah ada anak sulungnya.

"Woah... Bunda masak sayur sop ?" Tanya anak sulungnya dan langsung mencicipi kuah sayur itu.

"Iya dong, kan kesukaannya Gasa" jawab Afa.

"Enak bunda, Gasa pernah cerita ke temen Gasa kalo bunda selalu masak masakan Indonesia, ntar kalo ada kerja kelompok mau di kerjain di rumah Gasa aja katanya, biar bisa makan masakan bunda, gitu" jawabnya dengan sangat antusias, dirinya tersenyum mengingat bahwa teman temannya yang rata rata laki laki itu ingin selalu main kerumahnya hanya untuk sekedar mengobrol dengan ibunya dan memakan masakan ibunya.

"Boleh, kesini aja. Ntar bunda masakin yang banyak" jawabnya, lalu Natha dan Gara datang saat dirinya tengah mendengar Gasa bercerita banyak.

Anak anaknya itu sudah berumur 19 & 18, sudah sangat dewasa, berbicara dengan Natha saja formal, tapi tidak dengan Afa, seperti anak TK.

"Dear, ntar jam makan siang ke restoran bareng aja gimana ?, Mereka hari ini lagi bisa, ntar gu-- maksudnya aku bisa ijin"

Afa merasa ada yang aneh, pasalnya saat sebelum duduk di meja makan, Natha dan anak keduanya itu seperti merencanakan sesuatu.

"Iya bunda, aku juga mau ngenalin cewekku ke bunda" sahut Gara menambahkan dengan mulai memakan masakannya.

Uhuk uhuk

Dirinya yang tengah menyeruput sayur langsung terbatuk mendengar ucapan anaknya.

Hei

Yang benar saja, kapan dirinya mengijinkan anaknya berpacaran ?.

"Ra... Ra, ini minum" dirinya menenggak air putihnya hingga habis.

"Siapa yang ngebolehin kamu punya cewek ?" Tanya Afa tegas.

"Makannya, aku liatin dulu ke bunda. Kalo bunda gak setuju, aku bakal lepas" pasrahnya.

"Jangan main cewek dulu, belajar. Kaya kakak kamu loh gitu, masa kamu---"

"Nat !" Rora memotong ucapan Natha, ia tidak suka jika anaknya di banding bandingkan.

Padahal anaknya punya bakat masing masing, seperti Gasa yang pintar di bidang akademik dan Gara di bidang olahraga.

Because You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang